SEASON 5
BTS x BLACKPINK x (G)I-DLE x iKON x LOONA x TXT x ATEEZ (STRAY KIDS x THE BOYZ) SURVIVAL-ACTION STORY!
Berhasil lepas dari ikatan Orang Taat dengan banyaknya nyawa yang harus dikorbankan tak membuat perjalan Lisa dan yang lainnya berakh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
btw aku sakit huhu...
//
Inside the Bunker; 34
The Dead Inside Us
- Safe City -
//
"Sudah selesai."
Kalimat itu membuat Olivia melirik ke belakang.
Tepatnya di bagian tengah dari bunker tersebut, Olivia menghampiri Miyeon yang duduk di lantai menghadap Hyunjin-ie yang juga bersila. Menyelesaikan untuk mengobati lukanya, di bawah lampu menyala terang di dalam bunker tersebut setelah Olivia menemukan ruangan pemicu listriknya belasan menit lalu.
Dan Olivia pun menepuk kedua tangannya pada celana, selesai untuk menyusuri seluruh ruangan yang berada di dalam bunker tersebut.
"Total delapan kamar tidur. Satu kamarnya terdapat dua bunk-bed. Artinya, tigapuluh-dua orang bisa tinggal di sini."
"Itu jumlah banyak." gumam Miyeon pelan. "Lalu... Olivia?"
"Ada satu ruangan penuh dengan peralatan medis. Ada satu dapur. Ada satu ruangan penuh makanan tentara yang kadaluarsanya bahkan masih empat tahun lagi. Juga ada empat kamar mandi, air mengalir." tanpa sadar Olivia merekahkan senyumannya. "Ini benar-benar Surga."
Sontak saja, Miyeon berdiri cepat, meninggalkan peralatan pertolongan pertama yang baru digunakannya lalu berjalan mendekat pada Olivia dengan mata yang gemetar. Bahkan tubuhnya ikut gemetaran, membuat Olivia terkekeh lalu memeluk tubuhnya sebelum gadis itu terjatuh karena tangisan bahagianya.
"Oh Tuhan... Olivia... ini benar...?"
"Ya, sangat benar. Aku sudah mengecek seluruhnya." Olivia tersenyum lebar, memeluk tubuh Miyeon sampai matanya terpejam. "Ini... yang benar-benar kita butuhkan sejak dahulu..."
Miyeon tak bisa menahan apapun selain tangisan bahagianya.
Bagaimana pelukannya mengerat, di punggung Olivia, dengan wajahnya yang terbenam diantara leher gadis itu. Menahan jingkrakan bahagia, tahu akan perjuangan mereka dahulu sebelum ladang bunga, sesudahnya, bahkan setelha rumah sakit dan kemudian mengembara.
