18

2.7K 316 12
                                    

"Lan zhan, aku tau kamu sangat bahagia saat ini, tapi bisakah kau melepaskan ku sebentar?" tanya Wei Ying entah keberapa kalinya. Sejak pulang dari rumah sakit, Lan Wangji tidak mau sekalipun berpisah dari Wei Ying. Bahkan ia menarik Wei Ying ke pangkuan nya dan memeluk Wei Ying seolah olah Wei Ying adalah teddy bear.

"Tidak. Wei Ying harus bersama ku." jawab Lan Wangji yang membuat Wei Ying kembali menghela napas. Ia juga tidak terlalu memaksa Lan Wangji untuk melepasnya, tangan hangat dan besar Lan Wangji menyelimuti perutnya yang masih rata saat ini. Dan Wei Ying tidak menyangka bahwa perasaan ini sangatlah menyenangkan.

Wen Qing bilang Wei Ying adalah 1 dari 1 juta pria yang memiliki rahim. Ada beberapa kasus Carrier, begitulah dokter menyebutnya, di dunia ini. Umur kandungan Wei Ying baru mencapai kurang dari 2 minggu.

"Lan Zhan, menurutmu bagaimana reaksi paman dan kakak mu jika mereka tau bahwa aku hamil? Apa mereka akan kecewa dan marah? Aku tidak bisa berhenti memikirkan nya dari tadi." kata Wei Ying. "Jangan dipikirkan. Xiongzhang pasti akan senang, paman mungkin akan shock tapi dia pasti akan menerima nya."

"Baiklah! Baiklah! Sayang, sekarang lepaskan aku sebentar. Biarkan aku memasak. Apa kau tidak kasihan dengan kami?" Wei Ying membuat Lan Wangji dengan berat hati melepaskannya. Jadi Wei Ying pergi ke dapur dan memasak. Lan Wangji yang melihat momen itu dari jauh tidak bisa berhenti tersenyum. Keluarga kecil miliknya sendiri.


🌻


Sudah dua minggu semenjak Wei Ying mengetahui bahwa dirinya hamil. Itu juga berarti projek GusuLan dan YJ Ent akan berlangsung minggu depan. Wei Ying agak ragu mengungkit masalah ini di depan Lan Wangji. Jadi dia berencana memberitahukan saudara mereka dan meminta pendapat. Walaupun sebenarnya dia sangat khawatir bahwa keluarga nya sendiri belum tentu bisa menerima keadaan nya.

"Lan Zhan! Bagaimana kalau kita memberitahukan Jiang Cheng dan Xichen ge? Lagi pula kita sudah mengambil foto usg bayi kita!" Wei Ying berjalan menghampiri Lan Wangji yang sedang membaca buku di sofa dan duduk di pangkuan nya. Mengerti dengan kekhawatiran Wei Ying, Lan Wangji menyingkirkan buku yang di bacanya dan memeluk Wei Ying.

"Jangan khawatir. Semua akan baik baik saja, cepat atau lambat mereka akan tau dan seiring waktu mereka akan menerima itu." Lan Wangji mengusap punggung Wei Ying dan membuat Wei Ying lebih tenang.

"Jadi apa rencananya?" tanya Lan Wangji melihat wajah Wei Ying yang tampak berpikir dengan serius. "Emm... sini, akan ku bisikan." Wei Ying mendekat ke arah teliga Lan Wangji dan membisikan sesuatu. Lan Wangji mengangguk setiju dengan ide Wei Ying.


🌻


"Jadi, ada urusan apa membawa ku kemari?" Jiang Cheng melipat tangan nya bingung dengan tingkah Wei Ying yang mengajak nua berbicara tapi sejak tadi dia tidak berbicara apapun dan malah menunduk.

Wei Ying membawa Jiang Cheng ke salah satu restoran chinese yang terkenal dan memesan ruangan VIP agar ia bisa leluasa berbicara dan agar amukan Jiang Cheng tidak mengganggu pengunjung yang lain. Dengan pemandangan kota yang indah yang dipisahkan oleh kaca yang besar. Sangat pas untuk memendam amarah Jiang Cheng jika meluap.

"Uh... Jiang Cheng, maukah kau berjanji agar tidak marah? Setidaknya tidak terlalu marah, kau tau marah marah akan membuat mu semakin tua dan keriput." Jiang Cheng semakin heran dengan perkataan Wei Ying.

"Masalah apa lagi yang kau buat?" tanya Jiang Cheng yang membuat Wei Ying kembali gugup. "Aku ada hadiah untuk mu." kata Wei Ying mengambil box putih disebelah nya dan memberikan kepada Jiang Cheng. "Hadiah? Ulang tahun ku sudah lewat."

Wei Ying kembali diam karena ia sangat gugup saat ini. Tangan Jiang Cheng pun tergerak untuk membuka isi box itu. Ia terkejut sekaligus bingung mendapati sebuah amplop dan ... Baju bayi?!

"Oi! Apa ini? Kau membelikan ku baju bayi? Hanya telapak telapak tangan ku yang muat!" ucapan Jiang Cheng membuat Wei Ying ingin mengumpat dalam hati. "Buka saja amplopnya dulu!"

Jiang Cheng pun membuka amplop tersebut dan badan nya membeku. "A-apa ini bodoh?! K-kau?!?! Bayi Lan Wangji?!?!" tanya Jiang Cheng heboh. Wei Ying menunduk dan mengangguk. "Tapi, dia akan bertanggung jawab Jiang Cheng! Dan aku menginginkan mereka!" ucap Wei Ying tegas membuat Jiang Cheng menahan napas.

Jiang Cheng berlari ke arah jendela ujung dan bersembunyi di balik tirai merah yang tinggi. Wei Ying dengan khawatir berjalan mendekat. "Jangan kemari!" ucap Jiang Cheng.

"Apa kau tidak terlalu kekanak kanakan? Buat apa kau bersembunyi disana hah?! Hah... apa menurut mu madam Yu akan menghapus ku dari kartu keluarga setelah mengetahui ini?" tanya Wei Ying tiba tiba saja.

"... Dia tidak mungkin melakukan itu. Hanya mengomel." jawab Jiang Cheng pelan yang membuat Wei Ying terkikik geli dengan sisi lembut saudara nya yang satu ini. "Baiklah baiklah! Cukup sudah dengan sembunyi sembunyian. Mari memesan makanan, apa kau tidak kasihan dengan saudara dan keponakan mu ini?" tanya Wei Ying yang jelas jelas ingin menggoda Jiang Cheng.

"Hmph!" Jiang Cheng keluar dari tempat persembunyian nya dan duduk di seberang kursi Wei Ying. "Yo! Hello kitty tsundere ini menangis! Apakah kau bahagia?" tanya Wei Ying tersenyum, cukup tersentuh dengan kelakuan saudaranya.

"Aku tidak menangis! Lupakan, sekarang jelaskan darimana kau bisa hamil? Membayangkan kau dengan perut bulat saja sudah mengerikan!" Jiang cheng terlihat antusias dan siap mendengarkan cerita Wei Ying walaupun dirinya mengomel pada awalnya. Akhirnya Wei Ying menceritakan semua sampai detail agar Jiang Cheng tidak salah paham dan mengerti.


🌻


Lan Wangji mengetuk pintu kantor Lan Xichen, "Masuk." suara ramah terdengan dan Lan Wangji pun membuka pintu. "Wangji." sapa Lan Xixhen. "Xiongzhang." sapa Lan Wangji dan memberi salam.

"Duduk lah kemari." Lan Wangji mendekan dan duduk di seberang Lan Xichen. "Xiongzhang, ada sesuatu yang perlu ku bicarakan." Lan Xichen sedikit terhibur dengan raut senang Lan Wangji walau tidak ada yang bisa membacanya kecuali dirinya dan Wei Ying.

"Berita yang baik aku tebak." kata Lan Xichen dengan usil dan membuat telinga Lan Wangji memerah. Lan Wangji mengeluarkan amplop dari kantong di jas putih miliknya dan memberikannya kepada Lan Xichen. Lan Xichen yang terlihat bingung tetap menerima amplop tersebut dan membuka nya.

"W-wangji. Apa ini sungguhan?" tanya Lan Xichen setengah tidak percaya. Lan Wangji mengangguk sedikit semangat. Lan Xichen menatap isi amplop itu yang merupakan hasil foto usg rahim Wei Ying dengan teliti.

"Selamat Wangji. Kau akan menjadi seorang ayah. Dan aku menjadi paman haha." Lan Xichen tertawa senang hingga berdiri dan membuat Lan Wangji juga senang. "Paman mungkin akan marah jika tau anak dari senior Cangse Sanren menjadi pasangan mu. Tapi, aku yakin kemarahannya akan memudar mengetahui kalian siap membentuk keluarga baru." oceh Lan Xichen senang. Lan Wangji mengangguk antusias.

"Bagaimana reaksi adik Wei?" tanya Lan Xichen kembali duduk. "Sangat senang. Kami bahagia." jawaban Lan wangji membuat Lan Xichen semakin mengembangkan senyumannya. "Bagus, itu bagus sekali."

"Tapi Xiongzhang..." Lan wangji terlihat tagu ragu untuk mengatakan nya. "Ada apa Wangji, apa kau perlu bantuan?" Lan Wangji mengangguk sebagai balasan.

"Aku ingin menikahi Wei Ying."

why are u different? [wangxian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang