19

2.7K 299 10
                                    

Dua hari lagi adalah hari penting. Hari yang sudah dipersiapkan okeh Lan Xichen dan Jiang Cheng sebagai penanggung jawab Event nanti. Semua berjalan dengan lancar kecuali mereka harus mengganti file mereka agar membodohi Su She.

Jiang Cheng sudah mengganti penari solo dikarenakan setelah konsultasi dengan Wen Qing, kondisi Wei Ying tidak memungkinkan untuk menari karena janin nya masih baru dan rentan. Jadi Wei Ying hanya menghabiskan waktu nya di rumah Lan Zhan.

"Hmm... Apa yang harus aku lakukan ya? Tanpa Lan Zhan rumah ini sangat membosankan." Wei Ying berjalan jalan sambil bersantai di taman. Tiba tiba ia sangat ingin memakan buah. Jadi dia pergi ke dapur, tapi suasana rumah terllau sepi dan Wei Ying tidak menyukainya. Ia meraih earphone yang ada di atas meja dan menyalakan lagu.

Tiba tiba ada tangan yang memeluk pinggang Wei Ying. Dengan spontan ia mendongakan kepalnya ke belakang dan mendapati Lan Wangji yang mengubur wajah nya di leher Wei Ying. Wei Ying melepas earphone nya dan mengelus rambut panjang Lan Wangji. "Sudah pulang?" tanya Wei Ying dengan mood yang senang melihat Lan Wangji pulang lebih cepat.

"Mn. Wei Ying sendirian." Lan Wangji mendongak kan kepala membuat Wei Ying mengutuk dalam hati. Ini tidak baik untuk Jantungnya yang lemah akan Lan Wangji. "Tumben sekali pulang cepat. Apa gege merindukan ku?"

Lan Wangji mengganguk antusias. "Baiklah, biarkan aku menyelesaikan ini." kata Wei Ying menunjukan apel yang sudah dikupasnya, siap untuk dipotong. Lan Wangji sedari tadi malah terpaku pada leher polos Wei Ying dengan tatapan lapar. Tanpa menunggu Wei Ying selesai, Lan Wangji sudah mencium leher Wei Ying dengan ganas dan menyesapnya sehingga meninggalkan banyak bekas disana. "Apa suami ku sangat lapar sampai tidak bisa menunggu ku selesai?"

Ucapan itu membuat aura Lan Wangji menghitam. Saat itu Wei Ying tau bahwa ia sudah salah bicara. Tanpa sadar menelan ludah. Dengan cepat Lan Wangji menarik cela pendek dan celana dalam Wei Ying bersamaan turun ke lutut. Memasukan dua jari untuk mempersiapkan lubang Wei Ying.

"Ahh! La-Lan Zhan... ahh yess disitu." desahan Wei Ying membuat benda di balik celana Lan Wangji semakin bersemangat. Lan Wangji yang sudah tidak kuat menahan, membuka resleting celana nya dan memasukan penisnya yang besar ke dalam lubang Wei Ying yang sudah terselimuti oleh cairan lengket. Memasukannya dengan agak ragu ragu.

"Ah! Lan Zhan mhmfm... aku ingin lebih. Tolong beri istri kecil mu ini lebih banyak. Aku sangat merindukan mu dan penis besar mu itu Lan Zhan. Sudah lama kita tidak melakukan ini. Apakah enak? Lubang ini semakin sempit karena kau tidak melatihnya. Lubang ini perlu dihukum." goda Wei Ying melihat Lan Wangji menahan diri.

Wen Qing bilang bahwa masih diperbolehkan untuk melakukan sex, hanya saja harus lebih berhati hati. Sejak dari rumah sakit, mereka tidak melakukannya lagi karena Lan Wangji khawatir. Tapi sekarang sepertinya Lan Wangji sudah berada di Limitnya.

"Mn. Perlu dihukum dan dilatih." jawab Lan Wangji. Pisau sudah tergeletak di samping Wei Ying, apelnya masih setengah terpotong. Lan Wangji membawa Wei Ying ke meja makan tanpa merubah posisi Lan Wangji yang berada di belakang Wei Ying. Dengan satu tangan Lan Wangji mengangkat kaki kanan Wei Ying dan memasuki lubang nya lebih dalam. "Ah! Fuck! Sangat dalam... ahh Lan Zhan, apa kau mencoba untuk membuat kembaran untuk bayi kecil kita? Bukankan rumah akan semakin ramai jika kita memiliki anak kembar sayang?"

Penis Lan Wangji semakin panas. "Ah! Bahkan penis mu sudah sampai di perut ku." Wei Ying mengambil tangan Lan Wangji dan menaruhnya di perut Wei Ying. Ia merasakan gundukan penis Lan Wangji. "Berhentilah berbicara!" kata Lan Wangji dengan mendorong penis nya lebih dalam.

"Ah Ah ah ... t-tapi mulutku — ah yes disana lagi — untuk berbicara. Jika suami ku keberatan, buatlah aku di—" ucapan Wei Ying terpotong ketika Lan Wangji sudah meraih rahang Wei Ying dan mengarahkannya ke belakang, Lan Wangji segera menangkap mulut Wei Ying hingga hanya tersisa suara desah yang terpendam.

Cairan precum Lan Wangji sudah mulai memenuhi lubang Wei Ying hingga menetes melalui paha Wei Ying. Kedua tangan tumpuan Wei Ying mulai bergetar ketika merasa dirinya sudah dekat. Wei Ying pun datang, cairan putih berceceran di meja. Tidak memberi jeda untuk Wei Ying, Lan Wangji semakin mendorong penisnya masuk ke dalam lubang Wei Ying.

"AH! Lan zhan ... itu terlalu dalam. Ah! Suami ku, berikanlah istrimu ini istirahat hah.." Lan Wangji mengabaikan permintaan Wei Ying dan memaju mundurkan semakin cepat hingga suara tamparan antara pinggang Lan Wangji dan pangat Wei Ying memnuhi rumah. Lan Wangji akhirnya datang, ia segera menarik penisnya keluar. Takut terlalu berlebihan. Cairan Lan Wangji menetes keluar dari lubang Wei Ying. Wei Ying hanya bisa menunduk, badan nya sudah terkuras energi.

Lan Wangji menaruh tangannya di pundak dan lutut Wei Ying, mengangkatnya dan mencium kening Wei Ying yang sudah basah dipenuhi keringat. Poni nya sudah tertata tidak rapi. "Apa aku berlebihan?" tanya Lan Wangji khawatir, Wei Ying melingkarkan tangan nya di pundak Lan Wangji dan mencium pipinya. "Tidak, aku selalu menyukainya." sambil bersandar dan tersenyum di pundak Lan Wangji.

Lan Wangji pergi ke kamar mandi dan membersihkan Wei Ying dengan telaten. Setelah Wei Ying bersih, ia merebahkan Wei Ying di kasur dan Lan Wangji pergi untuk mandi. Saat Lan Wangji mandi, ada satu hal yang membuat Wei Ying pikirkan. Ia pun meraih ponselnya dan menghubungi Wen Qing.

"Hm, ada apa?" suara Wen Qing memulai percakapan. "Qing-jie, aku ingin bertanya. Apa semua Carrier mengeluarkan cairan dari lubang mereka?" tanya Wei Ying, ia sadar selama berhubungan dengan Lan Wangji, ia merasakan lubang nya mengeluarkan cairan dengan sendirinya. "Ya, bisa dibilang gitu. Mirip aja kaya perempuan." Wen Qing pun menjelaskan kepada Wei Ying dengan perlahan agar ia tidak salah tangkap.

Tidak lama setelah telepon Wei Ying mati, Lan Wangji keluar dari kamar mandi dengan handuk menutupi sebagian tubuh bawah nya. Wei Ying menatap Lan Wangji dengan tenang. Diam diam mengangumk bentuk tubuh Lan Wangji. Otot perut terlihat sangat jelas, rambut hitam panjang yang meneteskan air sehabis keramas.

Merasakan tatapan Wei Ying, Lan Wangji berbalik menghadapnya. Celana sudah terpasang, tanpa menggunakan baju, Lan Wangji berjalan ke arah kasur sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sangat seksi, pikir Wei Ying dalam hati tanpa sadar melamun. Tangan dingin Lan Wangji yang ada di pipinya menyadarkan Wei Ying dari lamunan nya.

"Ada apa? Apa ada yang sakit atau merasa tidak enak?" Lan Wangji naik ke kasur dan mengelus pipi Wei Ying. Wei Ying menggeleng pelan, "Tidak ada, hanya saja aku merasa bahwa pacar ku terlalu seksi. Aku juga menyadari setiap kamu berjalan, tatapan para gadis itu sangat berbeda. Penuh cinta dan kasih sayang. Hah... sangat sulit mempunyai pacar tampan dan kaya raya." kata Wei Ying menghela napas.

Lan Wangji berbaring dengan tangan kanan sebagai tumpuan kepalanya, "Tapi tatapan cinta dan kasih sayang ku hanya untuk Wei Ying." perkataan itu membuat wajah Wei Ying memerah sempurna. "Haishh... Lan Zhan! Berapa kali sudah ku bilang untuk memperingatiku! Hati ku yang lemah ini tidak bisa menerima kata kata manis seperti itu. Lagipula, darimana kau memepelajari kata lata seperti itu?" Wei Ying mendekat dan menyembunyikan wajh merahnya di leher Lan Wangji.

Dengan senyum tipis, Lan Wangji mengelus rambut Wei Ying. "Wei Ying, aku peringati!" Wei Ying mendongak dengan wajah marah bayi nya. Pipinya menggembung dan masih berwarna merah. "Lan Zhan! Kau tidak bisa menggunakan konsep double kill kepada ku." peringat Wei Ying

"Aku mencintai mu." kata Lan Wangji tanpa memperdulikan peringatan Wei Ying. Tinjuan pelan diterima Lan Wangji di dada nya. Tidak merasa bersalah, Lan Wangji memeluk Wei Ying erat dan tangan nya terangkat untuk mengelus perut Wei Ying yang masih rata.

"Hm? Papa sudah tidak sabar?" tanya Wei Ying jahil. "Hm, sangat tidak sabar." jawab Lan wangji dengan telinga yang merona. "Sabar ya sayang! Jika dia sudah lahir, pasti akan sangat cantik jika parasnya mirip dengan mu." Wei Ying meraih pipi Lan Wangji dan mengelusnya lembut.

"Aku lebih suka jika dia mirip dengan mu." Lan Wangji menunduk dan mengecup bibir Wei Ying lembut hingga sang empunya tertawa geli.



🌻


S3 is coming wuhu! I'm just so exited! Anyways, i've been writting a new story, since this story almost mear end. It's still wangxian. I'm asking ur opinion, should i finish this story first or should i just post the new story? lmk!🖤✨🌻

why are u different? [wangxian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang