26

2K 234 10
                                    

Sampai lagi di awal bulan. Benjolan perut Wei Ying mulai terlihat yang dimana sudah 2 minggu hari sebelum hari pernikahan. Wei Ying sedikit sedih dengan tubuh baru nya, tetapi memikirkan ada anak nya dan Lan Wangji tumbuh dalam perutnya membuat ia tidak mampu menahan senyum.

Tetapi Wei Ying cukup gelisah, ia merasa tubuhnya sangat tidak bagus saat ini. Ia hanya takun Lan Wangji tidak menyukainya dengan tubuh seperti ini. Pikiran ini muncul sejak lekuk tubuh wei ying mulai terlihat sebagai seseorang yang hamil.

Tiba tiba dua tangan mengelinap di pinggang Wei Ying hingga ke perut dan tangan itu mengelus benjolan disana dengan lembut. "Apa yang membuat mu terlihat sangat gelisah, hm?" tanya suara bariton yang terdengar di balik pundak Wei Ying. Wei Ying cepat cepat mengusir pikiran kacaunya.

Berdiri di balkon melihat pemandangan luar yang berawan membuat senyum Wei Ying terbentuk di wajahnya. "Hanya memikirkan kita bertiga." jawab Wei Ying setengah berbohong. Lan Wangji tercengang, senyum kecil muncul di bibirnya.

"Aku akan bekerja keras, agar kalian bahagia." ucapan tulus Lan Wangji tidak pernah gagal membuat jantung Wei Ying berdetak. "Aku tau Lan Zhan! Aku juga akan bekerja keras untuk keluarga kecil kita." Wei Ying membalikan kepalanya dan mencium bibir Lan Wangji.

Wei Ying merasakan rotasi, segera memeluk leher Lan Wangji. "Sudah mulai larut, angin malam tidak baik untuk mu." Alis Lan Wangji mengerut yang cukup menggemaskan bagi Wei Ying. "Baiklah sayang!" Wei Ying mengecup pipi Lan Wangji. Keduanya tersenyum bersama.


🌻

Gaun putih panjang terseret diatas karpet merah. Buket bunga mawar dipegang erat sambil berjalan dengan tangan yang lain memegang sosok ayah selama ini. Semakin dekat dengan pasangan sehidup semati dan akhirnya sampai didepannya.

"Nak Wangji, saya menitipkan salah satu anak yang saya cintai. Saya hanya berharap kalian bahagia." suara Jiang Fengmian sedikit bergetar sambil mengulurkan tangan Wei Ying kepada Lan Wangji dan disambit dengan lembut dan kasih sayang dati mempelai pria. "Jangan khawatir ayah mertua, saya berjanji dan janji ini akan saya tepati sampai nafas terakhir." Lan Wangji menjawab dengan suara yang tegas dan membuat hati Jiang Fengmian terasa lebih ringan.

"Wei Ying, berbahagia lah." Air mata Wei Ying menetes mendengar suara dan senyum ayahnya. Wei Ying mengangguk pelan, suara nya sangat sulit untuk keluar saat ini.

"Tuan Lan Wangji, bersediakah anda menemani dan menerima mempelai wanita sebagai istri anda untuk selama-lamanya?" suara pendeta terdengar diseluruh ruangan. "Saya bersedia." Lan Wangji menjawab dengan tegas, semua orang tau dia sangat bersungguh sungguh.

"Nyonya Wei Wuxian, bersediakah anda menemani dan menerima mempelai pria sebagai suami anda untuk selama-lamanya?"

"Saya bersedia."

"Dengan ini saya nyatakan kalian berdua sah sebagai suami istri. Dipersilahkan mempelai pria membuka tudung kepala dan mencium sang istri."

Sorak tepuk tangan terdengar di belakan punggung mereka. Lan Wangji meraih tangan Wei Ying tangan Wei Ying, mengecupnya singkat dan menatap mata Wei Ying lekat. "Lan Zhan, kau membuatku semakin gugup!" protes Wei Ying. Lan Wangji tertawa kecil, terlihat sangat bahagia "Ini adalah hari yang sangat kutunggu, terima kasih Wei Ying sudah memilih ku. Aku akan bekerja keras untuk masa depan keluarga kecil kita. Aku mencintai."

"Aku juga mencintai mu, Lan zhan!" balas Wei Ying sembari mengalungkan tangan nya di leher Lan Wangji dan mereka pun berciuman. Sorak tepuk tangan dari para tamu tidak pernah larut.

🌻

Suara ombak dan angin sore terasa sangat menyejukan. Beberapa pasangan dan keluarga yang berlibur di maldives memutuskan untuk bersantai. Tetapi satu kamar melakukan aktivitas yang berbeda.

why are u different? [wangxian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang