21

2.7K 296 18
                                    

Mood Lan Wangji baru saja mengalami penurunan yang pesat. Terlihat dari wajah nya yang menggelap sehingga para tamu tidak berani menyapanya. Wei Ying yang merasakan ada aura dingin disebelah nya mendongak dan menemukan Lan Wangji menatap dingin ke sekitarnya.

Wei Ying mengangkat tangan nya dan mengusap pipi Lan Wangji lembut, membuat hati Lan Wangji menghangat sepersekian detik. "Ada apa sayang? Apa kau merasa sakit? Mengapa melihat semua orang seperti itu hm?" tanya Wei Ying lembut membuat Lan Wangji tidak tahan untuk meraih pinggang nya dan membenamkan wajahnya di leher Wei Ying.

"Huh? Lan Zhan kita berada di aula! Bagaimana bisa kau memeluk ku seperti ini?" Lan Wangji mendengus kesal di leher Wei Ying. Wei Ying mengangkat tangannya untuk menepuk punggung lebar Lan Wangji dan membujuknya untuk bercerita sampai akhirnya Lan Wangji mengangguk. "Pria pria itu menatap mu. Aku ingin mencongkel mata mereka." kata Lan Wangji dingin.

Wei Ying membuat suara terkejut palsu, "Lan Zhan ku sayang, bagaimana kau bisa memiliki aura mafia seperti ini. Ini terlalu seksi!" bercandaan Wei Ying membuat Lan Wangji semakin murung. "Ah baiklah! Jangan pasang wajah seperti itu lagi. Lan Zhan tentu tau bahwa orang yang bernama Wei Wuxian ini hanya milik Lan Wangji seorang. Sehingga, ia tidak perlu khawatir akan apapun karena aku akan selalu bersama mu." kata Wei Ying berusaha menenangkan Lan wangji.

Mendengar kata kata itu membuat telinga Lan Wangji memerah dan menarik Wei Ying menjauh dari aula. Acara dimulai masih agak lama karena bintang tamu utama menyatakan bahwa mereka mengalami sedikit masalah. Lan Wangji terburu buru membawa Wei Ying menuju ruang tunggu khusus mereka berdua. Mengunci pintu, dan mendorong Wei Ying sehingga punggung nya menabrak dinding.

"Aku harap aku bisa mengurung mu di rumah, hanya aku yang bisa melihat mu cantik seperti ini. Hanya aku yang bisa melayangkan pandangan ku kepada mu, Wei Ying. Berani beraninya orang orang itu menatapmu seperti itu." tangan Lan Wangji sudah turun dari pinggang menuju bokong Wei Ying dan meremasnya. Wei Ying mengangkat tangannya untuk menutupi mulutnya menahan desahan yang berteriak ingin keluar. Lan Wangji membawa bibir nya ke leher Wei Ying dan mengecupnya singkat.

"L-Lan Zhan... bukan kah kita sudah sepakat tentang hal ini? Ah!" Wei Ying terkejut ketika tangan Lan Wangji sudah masuk ke dalam pakaiannya dan memutar jarinya di lubang Wei Ying yang hanya dilindungi oleh celana dalam tipis miliknya. "Mn, aku ingat Wei Ying bilang kita sebaiknya tidak berciuman agar tidak merusak make up mu. Akan aku lakukan." tangan Lan Wangji semakin nakal, menarik celana dalam Wei Ying turun dan meraih lubang Wei Ying dengan jari tengah nya.

"Oh! Sangat basah." senyuman tipis terbentuk di bibir Lan Wangji ketika merasakan lubang kekasihnya mengeluarkan cairan lengket. Mulutnya terasa kering. "Mhmm.. L-Lan Zhan, kali ini kita tidak boleh melakukannya disini. Pertunjukan bahkan belum dimulai." tangan Wei Ying tergerak untuk menarik tangan Lan Wangji waaupun dirinya sendiri sangat terstimulasi. Tapi hal itu membuat Lan Wangji marah dan meraih tangan Wei Ying, berjalan menuju ke depan sofa disana. Lan Wangji duduk dan bersandar pada ujung sofa.

"Naik. Berlutut dan berbalik. " suara Lan Wangji yang lebih terdengar seperti perintah membuat nyali Wei Ying menciut seketika. Ia sudah tau bahwa Lan Wangji akan menjadi posesif disaat saat seperti ini dan ditambah pemberitahuan Jiang Cheng akan keterlambatan sang tamu, ia seharusnya menahan Lan wangji lebih lama di salon tadi.

Wei Ying naik ke atas sofa dengan posisi berlutut kaki disamping tubuh dan membelakangi Lan Wangji. "Lan zhan, beri ampun ya untuk istri mu yang sedang hamil ini. Bukan salah ku mereka menatap ku seperti itu." Wei Ying mendongak ke belakang dengan puppy eyes miliknya. "Hm. Tentu saja bukan salah Wei Ying." Lan Wangji mendorong punggung Wei Ying pelan sehingga ia menegakkan tangan nya sebagai tumpuan.

"Wei Ying memang sangat cantik." Lan Wangji mengangkat rok Wei Ying menampakan celana dalam hitam dengan bagian belakang yang mulai transparan karena basah. Lan Wangji menarik celana dalam Wei Ying hingga jatuh ke lututnya memperlihatkan lubang merah dengan cairan bening di sekitarnya. Menekan jempolnya di lubang tersebut dan membuat Wei Ying tersentak. "Wei Ying bahkan sangat sensitif sekarang." kata Lan Wangji dengan tenang yang membuat Wei Ying semakin ingin memasukan penis Lan Wangji di dalam dirinya.

"Ah.. Lan Zhan ku mohon berikan pada ku..." Wei Ying mulai terisak dan memohon kepada Lan Wangji. "Hm? Apa yang Wei Ying inginkan?" Lan Wangji tidak berhenti menjahili lubang Wei Ying. Menekan lubangnya tetapi hanya memutar jarinya di permukaan lubangnya membuat Wei Ying semakin frustasi. "A-apapun Lan zhan. Berikan padaku ku mohon."

Lan Wangji langsung menarik bokong Wei Ying dan memakan lubang nya dengan ganas. Menjilat cairan disana dan menghisapnya. "Ah! Yes Lan zhan! Aku ingin lebih." pinta Wei Ying yang membuat penis Lan Wangji berkedut ingin keluar dari tempat persembunyiannya. Wei Ying yang melihat itu segera membuka celana Lan Wangji dan mengeluarkan penisnya. "Hmm... ini selalu yang terbaik." guman Wei Ying sebelum memasukan penis Lan Wangji ke dalam mulut nya.

Menjilat dan memutar lidah nya di ujung daging panjang itu, membuat napas Lan Wangji semakin berat. Isapan Wei Ying terhenti kala Lan Wangji memasukan lidahnya ke dalam lubang Wei Ying dan bermain disana. "Hah... Lan Zhan mhfmm... jangan berhenti —ah ya disana— ini luar biasa." desah Wei Ying tanpa berhenti. Dengan bunyi "plop" Lan Wangji berhenti menghisap lubang Wei Ying yang membuat si empunya merengek tidak puas. "Ah! Kenapa berhenti? Lan Zhan kumohon beri aku lebih banyak dari dirimu. Aku menginginkan semuanya." oceh Wei Ying sambil terisak sedih membuat Lan Wangji tersenyum tipis.

Lan Wangji mengambil posisi duduk dan menggendong Wei Ying hingga ia berlutut sambil berhadapan dengan Lan Wangji. "Wei Ying akan mendapatkan apapun yang ia inginkan. Aku akan memberikannya." kata Lan Wangji mengelus pundak nya dengan lembut. Perbuatan Lan Wangji membuat Wei Ying tidak puas (tujuan Lan Wangji sebenarnya). Ia melirik ke arah penis Lan Wangji dan meraih nya. Mengocok sebentar dengan tangannya "Lupakan! Aku akan mengambil jatah ku sendiri!"

Wei Ying mengarahkan penis Lan Wangji menuju lubang nya dan duduk perlahan diatasnya. "Yeah! Ini yang kubutuhkan. Aku berharap anak kita melihat penismu di dalam dan menemani bersamanya." Wei Ying mengelus perutnya yang membesar akibat penis Lan Wangji yang terkubur dalam. "Dia akan melihatnya." Lan wangji mengelus perut Wei Ying lembut dan menunduk untuk mengecupnya.

Wei Ying sudah tidak tahan dengan perlakuan Lan Wangji, ia menaikan dan menurunkan bokongnya. Napas Lan Wangji semakin berat, klimaksnya sudah dekat. "Ah! Lan Zhan apa kamu sudah dekat? Tolong datang di dalam diriku ya? Aku sangat merindukan semua cairan itu di dalam diriku."

"Lan er gege." Lan Wangji jelas masih bisa menahan beberapa waktu, tapi panggilan lembut nan manja dari Wei Ying membuatnya tidak tahan dan menyemburatkan seluruh benihnya di dalam Wei Ying. Mereka berdua terengah engah sampai Lan Wangji bergerak untuk meraih benda di dalam kantung nya dan mengeluarkan penisnya dari dalam lubang Wei Ying. Ia memasukan sebuah glass plug ke dalam lubang Wei Ying. "Lan Zhan! Apa itu?!" tanya Wei Ying panik merasakan seuatu benda dingin masuk ke dalam lubang nya.

"Sebuah plug, aku ingin selama acara ini Wei Ying hanya akan merasakan benih ku yang masih ada disana. Sehingga Wei Ying akan ingat dia milik siapa." Lan Wangji merapikan celana dalan Wei Ying dan menurunkan dressnya. "Bahkan tanpa itu, aku akan selalu mengingat pemilik ku sayang." Wei Ying mengecup ujung bibir Lan Wangji.

Lan Wangji meraih tisu yang ada di atas meja dan mengusap bibir Wei Ying hingga lipstick nya hilang. "Hm? Lan Zhan, apa yang kamu lakukan." Lan Wangji hanya diam sebagai tanggapan. Setelah ia selesai, Lan Wangji menarik kepala Wei Ying dan membenturkan bibir mereka. Lidah saling terjerat dalam ciuman yang lembut tanpa gairah. "Kenapa tiba tiba menghapus lipstick ku? Aku harus memakai lipstick lagi." Wei Ying bertanya di sela sela ciuman hangat mereka. "Biarkan aku mencium mu sampai puas, setelah itu aku tidak akan mencium dan merusak makeup mu." Lan Wangji kembali melumat bibir Wei Ying. Mendengar jawaban Lan Wangji membuat Wei Ying terkekeh geli dengan tingkah kekanak kanakan nya ini.




🌻




oh my, long time no see! hope u guys enjoy it. sorry for the super duper late update cuz recently i've bern obsessed with bl novel hihi! thankyou for the support its alreadi 7,5k readers, ily all🖤✨

why are u different? [wangxian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang