Matahari sudah tidak lagi menampakkan seluruh sinarnya. Langit berubah warna menjadi keunguan. Aruna turun dari motor, melepas helm dan menentengnya. Dia berdiri di belakang Garen, berjalan mengikutinya yang sedang menuntun motor menuju pelataran. Mereka berdua sama-sama larut dalam keheningan. Hanya ada suara hingar bingar orang berbincang yang teredam, kemungkinan dari dalam rumah, entah rumah Garen atau Aruna.
Tidak ada percakapan. Masih dengan diam milik Garen, dan Aruna yang kini mulai membuka jaketnya. Mengulurkannya pada Garen dengan hati-hati, "Yang gua bilang tadi, jangan lo pikirin, gua cuma..." matanya menelisik ke sekeliling mencari jawaban, di manapun iris matanya berlabuh asal tidak pada milik Garen, "Gua cuma, agak gila, mungkin..?" lanjutnya setelah menemukan kata yang cocok, meskipun ada sedikit keraguan.
Garen mengangguk, "Udah biasa gua sama jalan pikiran lo," sambutnya dengan iringan tawa, sangat sumbang. Namun Aruna menanggapinya dengan tawa yang lebih antusias. Bahkan kepalan tangannya mendarat tepat di dada Garen. Ibu jari dan telunjuknya membentuk lingkaran, Aruna membeo kata 'oke' untuk menyetujui ucapan Garen. Tepat sebelum membalikkan badannya, Garen menerima lambaian tangan dari perempuan tersebut.
"Daaah," teriak Aruna cukup lantang.
Meninggalkan Garen yang tertegun dengan tanggapan santai Aruna. Kakinya berjingkat kecil saat berjalan. Punggungnya yang mungil bergetar seiring dengan langkah kakinya. Sekejap manik mata Aruna menangkap sosok Poki, anjingnya, yang sedang di rantai pada halaman rumah. Anjing itu memandang Aruna dalam diam, seperti apa yang Garen lakukan.
Tanpa berhenti dari jalannya, Aruna kembali melambaikan tangan, kali ini pada anjingnya, "Pokiiii!"
Setelah membuat anjing itu terkejut karena nyaring suaranya, Aruna bergegas masuk ke dalam rumah sambil bersenandung kecil. Garen menggelengkan kepalanya pelan, berdecak kagum atas sikap Aruna. Pertanyaan lo tadi kayaknya nggak berarti apa-apa ya, Ta. Ujar Garen dalam hati sebelum menyusul Aruna untuk ikut masuk ke dalam rumahnya masing-masing.
Sementara itu Aruna baru saja membuka sepatunya dan menaruhnya pada rak sepatu. Sekilas dia melihat beberapa sepatu laki-laki dewasa, ukurannya terasa familiar. Kepalanya melengos, dia mengedikan bahu tak peduli. Suara orang-orang berbincang kini terdengar sangat jelas. Ada Abrisam, kakak laki-lakinya, dan kakaknya satu lagi, Jesya, bersama dengan Sinta—sang Ibunda.
"Wah, ada apa nih kok rame-rame?"
Aruna menjatuhkan tubuhnya pada sofa setelah mengambil bolu kukus buatan Sinta. Tasnya telah terlempar di bawah kakinya. Kakak perempuannya itu mencibir.
"Salam dulu bisa kali, Na."
"Yoi, assalamualaikum,"
Tangannya yang memegang bolu terangkat, meledek Jeysa yang terlihat jengah dengan kebiasaannya. Pulang dari kampus, tidak membersihkan tubuh terlebih dahulu dan memilih bersantai, serta merebahkan badannya hingga berjam-jam untuk bermain handphone. Jesya sudah hafal dengan tabiat adiknya itu, namun dia hanya bisa mengelus dada sambil mengadu pada Sinta. Sedangkan sang Ibunda tidak memedulikannya, karena terlalu sibuk dengan kegiatannya di dapur.
"Waalaikumsalam, adek kesayangan. Nggak mau peluk Mas Isam dulu kah? Udah berapa minggu nggak ketemu coba," sela Abrisam menghentikan ocehan Jeysa.
Aruna tersenyum lebar, dia memasukkan sisa bolu ditangannya sekaligus. Badannya melompat dan sedikit berlari untuk menghampiri Abrisam yang sedang berdiri di ujung meja makan. Memeluknya dengan erat, "Mas Isaaaam, kangen banget," dengan mulut yang sibuk mengunyah bolu kukus, Aruna mengendurkan pelukannya, "Bawa surabi, kan??" tanya Aruna dengan sangat antusias.
Abrisam mengangguk, "Ada surabi, martabak, sama pisang bollen kesukaan kamu tuh," kepalanya menunjuk jajanan yang tersaji di meja makan dengan porsi yang begitu banyak.

YOU ARE READING
Kita [ WENYEOL ]
Aléatoire"Terlalu banyak mencari celah sampai kamu lupa sesuatu itu butuh dirasakan, bukan nampak atau tidaknya." Garendra Aksara Wijaya, 1996 Jangan panggil gua Aksa kalau lo bukan Tata atau Bunda gua. Panggil Garen. Aruna Claretta Hadinata, 1998 Gua pilih...