nijuuichi

6.5K 346 10
                                    

"Maaf chenle, tapi kita harus pisah."

"Tidak mau Ji. Aku tidak mau" isak tangis terdengar memenuhi ruangan

"Maaf, tapi aku sudah tau kebenaran tentang kehidupan ku. Kini aku sudah tau siapa aku. Aku bukan Park Jisung. Karna itu aku berharap kamu faham kalau kita tidak ditakdirkan bersama."

Tangan si tinggi menepis lengan chenle dan melangkah pergi. "selamat tinggal chenle" bisiknya dalam hati.

"JISUNG!! JANGAN PERGI JI. AKU MOHON. KALAU KAMU PERGI HIDUPKU BENAR BENAR SUDAH TIDAK BERARTI LAGI. LEBIH BAIK AKU MATI SAJA JIKA BEGINI"

namun langkah kaki Jisung tetap tidak terhenti dan perlahan menghilang dari dapan mata.

"Kau tega ji. Baiklah jika begitu. Semoga berjumpa kau disurga. Aku pergi dulu"

Pisau tajam itu dia arahkan ke lehernya dan dengan satu tarik, darah mulai membasahi baju dan badannya. "maafkan ibu chensung"

"HAAA HAAA" chenle terbangun dari mimpinya dengan nafas yang tidak teratur.

"kenapa mom? Ada apa?" Jisung mengusap usap punggung sang istri yang terlihat sedang kesusahan bernafas.

Mata chenle mula berkaca kaca. Tangannya beralih memberi satu pukulan lembut ke dada Jisung membuat si empu kaget

"Kau tega Ji. Tega! Aku benci kamu" ucapnya sambil menangis terisak isak.

"Lah? Aku salah apa mom? Sedari tadi kita cuma tidur, aku gak ngapa ngapain loh. Kenapa kamu benci aku?" ucapnya terheran heran

"Kau pergi tinggalkan aku sama chensung. Kau tega sekali Andy"

Jisung terdiam seribu bahasa. Sudah kedua kali dia mendengar nama Andy ini.

"Andy siapa mom?" tanyanya lembut. "Diam! Aku mau tidur. Pergi saja kalau kau mahu tapi semenit kau hilang dari sisiku, nyawaku sudah terpisah dari jasadku. Ingat itu!" ucapnya penuh amarah lalu menepis tangan Jisung kasar.

Jisung hanya menatap sang istri yang menutup matanya kembali dengan penuh tanda tanya.

"mommy. Bangun dulu sebentar, aku mau bicara." tapi si istri tidak kunjung bangun. "Hei, sebentar saja. Aku mau bicara sama kamu".

Akhirnya yang dipanggil membuka mata dan menatap sinis ke arah Jisung. " mau apa lo?" ucapnya kasar. Widih gara gara mimpi jadi serem ni orang.

"kamu mimpi buruk? hm? Sini" sembari menarik lengan istrinya lembut agar posisi mereka berubah menjadi posisi duduk.

"hiks. kau sudah janji tidak akan pergi tapi kau tetap pergi" ucapnya menangis sendu.

"Hei mom. Aku kan sudah ada tanggungjawab di sini. Satunya kamu, satunga lagi chensung. Aku tidak mungkin sanggup tingalkan tanggungjawabku dibelakang. Jangan terbawa mimpi mom" ujarnya sambil mengusap punggung tangan si istri.

"Bener?"

"iya mom. udah nangisnya, sini daddy cium" lalu mempersatukan bibir mereka beberapa detik dan melepaskannya.

Chenle mempergelang tangannya dileher Jisung sambil membisikkan sesuatu sebelum menutup semula mata yang masih berat.

"dengar sini Park Jisung. aku tidak bicara main main. Sedetik kau hilang dari sisiku, sedetik kau meninggalkanku tanpa berpaling semula, sedetik kau melangkah pergi hilang dan menghancurkan perasaanku, itulah detik terakhir hidupku. Pisau tajam itu akan kutusuk kedada ku sendiri" ucapnya lalu melepaskan pelukan mereka dan mulai memasuki ruang mimpi

Jisung membeku di posisi, lidahnya kelu untuk berbicara. Hanya matanya sahaja yang melihat kesekeliling ruangan mencuba menhilangkan rasa seram sejuk yang tiba tiba muncul entah dari mana.

Matanya tidak lagi mahu tertutup meskipun sudah dicuba pelbagai cara untuk menghantar diri ke ruang mimpi. Dari memeluk sang istri, mengecup dahi sang istri, melumat bibir sang istri hingga dia capek sendiri masih belum tertidur.

"engg sudah aku mau tidur" chenle merengek apabila bibirnya terus mendapat lumatan lembut dari Jisung

"kok panggilannya berubah mom?" sambil menjilati bibir si istri lembut

"ish iya dad sudah toh. gimana caranya mau tidur begini" keluhnya

Jisung terkekeh sebentar namun tetap bermain dengan bibir yang sudah menjadi kecanduannya itu. Bibir pink kenyal seperti marshmallow. Bahkan manis.

"salah sendiri, siapa suruh bibirnya menggoda terus" malah istri dipersalahkan.

"kamunya yang mesum!" celetuk chenle. Akhirnya mereka saling diam diaman, namun tangan Jisung masih setia merangkul pinggang ramping milik istrinya.




BRAKKK

Pintu balkoni dibuka paksa dari luar hingga membuat pintunya rusak. Chenle dan Jisung berdiri melihat sosok tinggi dari luar kamar.

"SIAPA LU?" Tengking Jisung

Lelaki itu tidak menjawab, dia hanya memasuki kamar kedua pasangan itu dan langsung menodongkan pistol ke arah mereka berdua.

"Lu-Lucas?" panggil chenle terbata bata

"Hye! Kau masih mengingatku ternyata?" ucapnya santai

"Mau apa kau kesini, jangan macam macam. PERGI!" teriak chenle.

Tangan chenle menghalang @ menyembunyikan Jisung dibelakang tubuhnya.

"Wau? Siapa yang dibelakang itu? Jalang baru?" tanya lucas sarkas

"Dia suamiku. Jisung. LEE JISUNG. Kau tidak punya urusan dengan dia"

LEE? sejak kapan nama marga keluara Jisung berubah. sudahlah, mungkin ada sebabnya chenle mengatakan hal itu.

"HAHAHA baiklah, aku tidak akan mengganggu suamimu jika kau memberitahu aku mana ANDY PARK? hm?"

chenle mencuba memasang wajah datar agar tidak terlihat mencurigakan.

"Dia sudah mati! Aku juga tidak pasti. Kenapa kau kesini hanya untuk menanyakan itu? Mengapa tidak kau tanya pada ayahmu? Apa orang tua itu sudah benar benar lumpuh?" Chenle mencuba terlihat tegar dihadapan Lucas.

PLAKKKK

"Ahhh" teriak chenle saat tangan besar Lucas mengenai wajahnya.

"Mom! Apa kau tidak apa apa? WOII jangan kau berani menyentuh istriku. Kalau tidak punya keperluan penting lebih baik kau keluar" ucapnya penuh emosi

Lucas menatap dalam wajah Jisung dan perlahan menyedari parut yang ada dihujung mata Jisung.

"Ohhh ternyata ini Andy Park yang disembunyiin itu." ucapnya sarkas

Chenle dengan sigap menarik Jisung masuk kedalam pelukannya dan duduk di pangkuan Jisung.

"Dia bukan Andy Park. Dia Lee Jisung, suamiku. Kau salah orang" ucap chenle

Lucas terkekeh. "lalu mengapa parut yang harusnya ada di wajah Andy berada di wajahnya?"

"Semua orang bisa mempunyai parut. Bukan Andy sahaja. Pergilah Lucas. Jangan ganggu aku dan Jisung, aku sedang hamil" ucapnya sayu

"teringin aku menyetubuhi orang hamil. Sangat teringin. Mungkin kau mau mengabulinya hm chenle" sambil mengusap usap punggung chenle penuh nafsu

"KAU JANGAN GILA. AKU SUAMINYA, JANGAN BERANI KAU SENTUH ISTRIKU ATAU AKAN KU PUTUSKAN LENGAN MU!"

"Aww Andy, kau sangat romantis."

"aku bukan Andy sial! Namaku Jisung! Apa tadi kurang jelas?" cibir Jisung

BRAKKKK













Apa lagi itu? Chenle kenal toh Andy siapa?
Tbc

Love? | Jichen🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang