nijuuni

6.3K 338 64
                                    

"lalu mana Andy Park Chenle? Aku tau kau tahu dimana dia. Beritahu aku dan aku akan berhenti mengganggu kalian"

Chenle menatap mata Jisung dalam, tatapan seperti takut kehilangan sosok ayah dari anaknya.

"Aku tidak tau Lucas. Aku tidak tau, lagian kenapa aku harus tau diamana Andy? Aku tidak punya urusan dengannya." ujar chenle

Lucas menendang punggung Chenle sedikit kuat hingga menyebabkan chenle tersedak.

"sialan! Jangan kau sikiti istri juga anakku. Apa kau sudah bosan dengan hidup? Maka pergi mati saja!" marah Jisung.

"tidak apa dad. Jangan lawan nanti dia memukul mu" pujuk chenle sambil mengelus elus leher Jisung

"dia menendangmu mom. Nanti chensung kenapa napa"

Dengan lancang Lucas menarik kolar baju chenle menjauh dari badan Jisung.

"Siapa yang harus ku bunuh dulu? Kau? Suamimu? Atau anakmu? hm? Pilihlah?" sarkas Lucas. Ih sngat menyebalkan.

"Lucas tolong jangan begini. Aku tidak punya masalah denganmu" Chenle memeluk tubuhnya seolah melindungi anaknya dari diapa apakan oleh Lucas.

"Dad pergi! Panggil Yuta.. Cepat dad" Jisung berat hati ingin melangkah turun

"Kau pergi akan ku tembak orang hamil ini" ucap Lucas lantang

Chenle menggeleng dan tetap menyuruh Jisung untuk pergi memanggil yuta yang jauh di tingkat bawah. Akhirnya Jisung berlari kebawah.

"SIAL" maki Lucas lalu melepaskan geramnya dengan menampar nampar wajah chenle hingga merah.

"KAU MEMANG TIDAK MEMBANTU JALANG" ucapnya lalu melepaskan tendangan ke perut chenle yang sedang berusaha chenle lindungi menggunakan tangannya.

'AKHHH Jangan Lucas. Anakku" lucas menulikan telinga dan membutakan mata saat melihat darah mengalir di paha chenle.

"Jangan Lucas.. Anakku nanti kenapa napa" sembari mencuba menahan kaki lucas dari terus menendangi perutnya.

Lucas semakin menggila, dia menendang wajah chenle berkali kali hingga hidung chenle mengeluarkan cairan kental merah



PANGGG!





bunyi tembakan memenuhi ruangan tersebut. Semua mata yang memandang membulat. Nafas semua orang tidak karuan

Yuta datang dan menembak Lucas tepat dibahagian dadanya. "Kau punya masalah denganku sial! BUKAN DENGAN DIA" teriak Yuta.

Air mata Jisung membasahi pipi melihat istrinya mengalami pendarahan hebat dan terbaring lemah di atas lantai

"mom! mok bangun mom! Jangan tinggalkan daddy sendiri" isaknya membuat semua mata memandang ke arahnya

"Panggil Eunwoo segera" suruh Yuta

Jaehyun mengangguk lalu menelefon Eunwoo untuk kemari. Tidak lama, hari sudah gelap, kenderaan sudah berkurangan karna itu Eunwoo bisa sampai dengan cepat.

Semua orang keluar meninggalkan Eunwoo dan Chenle didalam. Mayat Lucas diheret dengan kasar oleh Mark dan diletakkan di bilik sebelahnya.





"Jae" panggil Eunwoo dan membisikkan sesuatu padanya. Jaehyun mengangguk lalu mengatakan berita sedih itu pada semuanya

"Maaf Ji. Anakmu tidak bisa tertolong."

Dunia seakan hancur. Hatinya serasa remuk, Jisung terduduk lemah di atas lantai rumah dengan mata yang sudah membulat seperti mati perasaan.

"Sabar Jisung. Semua ini ujian" ucap Jaemin pada Jisung sambil mengusap usap punggung Jisung.

"Jangan lemah Ji. Kau harus kuat, Chenle membutuhkan kau disisinya saat ini. Jika kau lemah, chenle akan lebih lemah" tegur Haechan

"sudah Ji. Jangan begitu, dedek bayi bisa bikin lagi yang penting sekarang itu chenle Ji." ujar winwin

"Kau pasti bisa mengatasinya. Jangan jadikan ini penyebab kau menjadi orang lemah. Kau harus kuat demi chenle! Mengerti?" Jeno ikut memberikan sedikit kata kata semangat untuk Jisung

Doyoung hanya mengusap usap surai hitam Jisung tanpa berkata apa apa. Yuta rasa sangat bersalah.

"Maaf Ji. Ini salahku, gara gara konflik aku dan Lucas, kau kehilangan anakmu. Maafkan aku Ji. Aku benar benar minta maaf."

Jisung masih terduduk kau di atas lantai. Mau dikatakan bagaimanapun, hatinya sangat sakit ditinggalkan oleh si anak untuk selamanya.

"sebentar! Mana kun?" tanya Renjun

Semua mata mencari kun disekeliling rumah namun tidak dijumpai. Pada akhirnya, Jisung dan chenle dipindahkan ke kamar yang lain. Darah terus mengalir seperti air mata.

"Maaf dad, aku tidak bisa melindungi chensung. Aku minta maaf dad" ucapnya lembut disertai tangisan air mata

"bukan salahmu" jawab Jisung singkat


Chenle kembali dirawat Eunwoo setelah tiba di kamar yang baru. Merawat dan terus merawat. Akhirnya dia membawa satu lagi berita buruk

"Chenle kehilangan sangat banyak darah. Siapa yang mempunyai dari berjemis O?"

Kebetulan! Jisung juga mempunyai dari O. Pantesan jodoh. Dia langsung menyerahkan dirinya untuk membantu istri yang sudah terbaring lemah diatas kasur.

Chenle dirawat selama berhari hari. Semuanya dilakukan oleh Eunwoo. Kesimpulannya, Eunwoo memang dokter yang hebat. Chenle tetap melahirkan anaknya meski sudah tidak bernyawa lagi. Bayi yang masih sangat kecil dan belum terbentuk itu dibungkus dengan baik dan diserahkan kepada chenle.

Merasa chenle dan Jisung memerlukan MeTime, Eunwoo turun untuk menikmati secangkir kopi terdahulu.

"Maafkan mommy Chensung. Mommy gagal menjagamu" ucap chenle lembut sambil memegang bungkusan cantik disampingnya.

"Aku yang salah mom. Harusnya aku bisa melawan si keparat itu, bukan meninggalkanmu" ujar Jisung. Kedua pasangan itu saling berpelukan, menyalurkan segala rasa sedih dan kecewa yang ada dalam hati mereka.

Pada akhirnya mereka tetap harus melerakan chensung pergi. Kuburan chensung berada di belakang rumah yang mereka diami saat ini. Maka dari itu, chenle menegaskan bahawa dia tidak akan pernah meninggalkan tapak permuahan ini meski harus tergadai nyawa sekalipun.

Semua mengerti akan kasih seorang ibu yang tulus pada anaknya meski terdapat beberapa dari mereka yang belum bisa merasainya.

Setiap hari chenle akan turun melawat kuburan chensung. Dia juga turut menanam bunga bunga indah di sekeliling kuburan anaknya dan bunga itu tumbuh segar bugar. Mungkin saja chensung menyukai bunga.

Sedar tidak sedar, sudah sebulan kepergian chensung. Akhirnya Chenle sudah mulai merelakan anaknya kembali ke pangkuan sang Illahi tanpa harus melihat bumi sedetikpun.

Jisung sentiasa disitu. Menemani, menghibur, bermain dengan chenle, singkat cerita, dia selalu ada saat chenle butuh. Chenle sangat beruntung mempunyai suami seperti Jisung. Author jadi pengen.

Sedar tidak sedar juga, kun sudah sebulan menghilang. Sudah berusah sedaya upaya mencari namun hasilnya tetap nihil yang pada akhirnya terpaksa turut direlakan kehilangannya.

"sayang~"






Siapa tu? Widih?
Tbc. See you next chapter😭🖐

Love? | Jichen🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang