nijuuhachi

5.9K 399 12
                                    

"aku-

Jisung bingung harus pilih yang mana satu. Chenle sudah pasrah saat mendengar Jisung sudah tidak mencintai dia lagi

"aku pilih-

Jisung masih terus memikirkan yang terbaik. Fikirannya buntuh seketika

"mencintai dia~" ujar jisung yang langsung membuat yuta tersenyum puas. Yuta mendorong tubuh chenle mendekat ke arah Jisung dan kembali ke parkiran

Chenle menunduk menatap kasutnya dan perlahan matanya mengeluarakan krystal bening untuk kesekian kalinya.

"Terima kasih Andy kerana menyelamatkan aku dari dijual" Chenle tiba tiba menjadi formal dan menunduk 90° di hadapan Jisung

Badannya terus menunduk menunggu Jisung memerintah dia untuk bangkit semula. Kepala chenle terus diisi dengan kata "MATI MATI MATI" hingga tidak sadar Jisung berbicara

"apakah kau tuli? Aku bilang sudah!" chenle tersadar dari lamunannya dan membangkitkan badannya semula

"maaf" ucapnya tanpa berpaling ke arah Jisung. Jisung hanya memutarkan bola matanya benci kemudian berjalan melintasi chenle




"apakah kau lupa kata kata ku malam itu andy?" Chenle kembali bersuara sebelum Jisung menjauh. Jisung menghela nafasnya dan memutarkan badan ke belakang




"Yaa Chenle!" kaget Jisung saat Chenle memegang sebuah batu dan mengarahkan batu itu ke kepalanya

"kau telat sedetik. Terima kasih" ucap chenle dan langsung menghentak hentak batu itu dikepalanya hingga dia kehilangan kesadaran

"dengar sini Park Jisung. aku tidak bicara main main. Sedetik kau hilang dari sisiku, sedetik kau meninggalkanku tanpa berpaling semula, sedetik kau melangkah pergi hilang dan menghancurkan perasaanku, itulah detik terakhir hidupku. Pisau tajam itu akan kutusuk kedada ku sendiri"

Cuma disini Chenle tidak menggunakan pisau soalnya mereka lagi ada diluar rumah

"Yaa chenle!" Jisung mendekati tubuh yang sudah tidak bergoyang itu kemudian mengangkatnya menuju parkiran dimana yuta dan lainnya berada

"apa apaan ini?" marah yuta saat melihat keadaan buruk itu

"nanti aku cerita" jisung langsung membawa tubuh yang sudah mulai menyejuk itu memasuk ruang darurat dan langsung diurusi oleh pekerja rumah sakit

Chenle ditempatkan tepat disebelah kamar taeil yang langsung menemukan jisung bersama yang lainnya

"chenle kenapa jisung?" tanya mereka panik. Jisung bingung harus menjawab apa.

"dia.. dia ingin membunuh diri" jelas Jisung membuat mereka semua kaget disitu

-

Dokter dari ruangan Taeil keluar dari ruangan itu.

"bagaimana dok?" tanya doyoung panik

"syukurlah tembakan itu hanya dipundak pasien. Dia pingsan gara gara diserang sakit yang mengejut dan pasien sekarang sudah kembali normal. Pelurunya sudah dikeluarkan" jelas dokter itu. Doyoung megehela nafasnya lega dan langsung memasuki ruagan itu

Jisung tidak ikut, dia menunggu dihadapan kamar Chenle dan tidak lama dokter keluar dari dalam ruangan itu

"anda keluarganya?"

"iya dok"

"anda bernasib baik, pasien masih bisa dibantu. Pukulan itu ada disamping kepalanya bukan di bahagian atas kepala. Apa yang saya lihat, pasien mengalami tekanan darah yang mendadak tinggi." jelas dokter itu

"apakah dia sudah stabil dok?" tanya Jisung

"belum tapi saya yakin dia akan stabil tidak lama lagi, pasien orang yang kuat bahkan kandungannya saja mampu menahannya"

"k-kandungan?" tanya jisung gagap

"iya. Dia hamil" jisung langsung mengingat semalam mereka habis bergituan. Baru semalam langsung jadi aja

"makasi dok" ujar Jisung dan kemudian mereka saling berpamitan. Jisung memasuku ruangan yang terdapat chenle didalam

Chenle terbaring dengan perban di kepala, wajahnya sudah pucat dan detak jantungnya masih sangat lemah

"apakah kau hamil beneran?" gumam jisung perlahan namun mana mungkin Dokter berbohong soal kehamilan para pasien

Chenle tak kunjung sadar bahkan sehingga yang lain sudah ada di ruangan itu dia belum juga sadar. Jantungnya masih di kondisi yang sama, lemah.

"chenle hamil lagi?" kaget jaemin

Jisung hanya mengangguk sebagai jawapan

"chenle tak kunjung bangun padahal aku sudah mengantuk" keluh xiaojun

"kau bisa tidur di sofa itu kalau mau" balas Taeyong yang kemudiannya beneran diduduki oleh xiaojun

Semua mereka kini duduk di atas lantai menunggu chenle siuman. Tidak ada satupun yang meninggalkan ruangan itu sebelun chenle sadar kecuali Doyoung yang ada di sebelah ruangan menjaga Taeil

Disaat semua sedang sibuk sendiri, orang yang terbaring di atas ranjang itu menggerakkan jarinya

"yaa" taeyong kemudian mendapatkan perhatian semuanya

"wae?"

"chenle sadar" ujarnya dan langsung membuat para uke bangkit dari duduk dan mendekat ke ranjang

Mata yang sudah tertutup lama itu perlahan terbuka hingga mencapai limitnya. "chenle yaa akhirnya kau sadar" ujar renjun sambil tersenyum lega

Chenle tetap dengan raut wajahnya yang datar. Jisung takut takut untuk mendekati ranjang itu dan ketika dia sudah berdiri di hadapan chenle, chenle langsung memutarkan tubuhnya kesamping.

"tuh kan ngambek. Salah Jisung pasti!" ujar winwin kesal. Tangannya langsung memukul pundak jisung kuat melepas geram

"ayo ke mobil semuanya, kita beri pasangan satu ini metime" ujar jaehyun dan semua akhirnya keluar dari situ. Manisnya para uke yang datang mengusap kepala chenle sebelum keluar


"hallo anak daddy didalam" ujar Jisung tiba tiba mendekatkan wajahnya ke perut chenle

Chenle hanya mengerutkan dahi kehairanan dengan tingkah Jisung. Dia kemudian mendorong kepala jisung agar menjauh dari perutnya

"apa sih" gumamnya pelan

"ada dedek bayi disini mom. Kata dokter kamu hamil"

Chenle serasa ingin pingsan dalam kondisi yang tidak stabil seperti ini bisa bisanya dia hamil lagi.

"Chensung udah ada adik. Dinamain chenji aja kali ya biar mirip sama namanya chensung. Hi chenji!" ujarnya lagi sambil mengusap usap perut yang masih rata itu

"kau sedang apa andy-shi!" tegur chenle saat Jisung mengecup perutnya berkali kali

"sedang bicara dengan anakku" jawabnya sambil tersenyum manis





"kasian anak ini tidak punya ayah"












Tbc
Maaf kalau ada typo. 😩🖐

👇pencet

Love? | Jichen🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang