- MLMD 01 -

467 43 14
                                    


***

Yuri menginjak dalam pedal gas membuat mobil putih itu melaju menembus jalanan yang cukup sepi. Matanya melirik boks putih yang ada di kursi penumpang.

Seketika senyum itu terbit. "Oppa akan sangat menyukainya." Jemarinya mengetuk-ngetuk kemudi seirama dengan alunan musik yang terdengar.

Dia terlihat begitu bersemangat siang ini.

.

.

Sementara itu di ruangan mewah dengan nuansa abu-abu, Siwon terlihat mengulurkan map pada Minho yang berdiri di depan meja kerjanya.

"Aku sudah selesaikan tugasku, lalu apa sekarang aku ada waktu untuk bermain dengan gadisku?"

Minho yang awalnya tersenyum saat menerima uluran map itu kini berubah serius menatap sang Kakak sepupu yang merupakan atasannya.

"Ayolah, kau sudah melarangku sejak pagi. Aku juga butuh waktu bersama sekretarisku itu."

"Hyung."

Siwon sedikit terkejut akan panggilan Minho yang sangat jarang dia ucapkan saat ada di kantor. "Em Wae?"

"Tidak bisakah kau hentikan? Sebaik apapun kalian menutupinya Kwon Yuri pasti akan tahu nanti."

Wajah Siwon berubah tak ramah, dia menggeser kursi merapat ke meja. Menatap lekat wajah Minho yang sejak tadi serius menatapnya. "Yah Choi Minho, apa kau menyukai Kwon Yuri? Maksudku jika kau suka maka kau bisa mengambilnya."

"Hyung." Minho meninggikan nada bicaranya karena kesal akan perkataan Siwon.

"Sajang-nim, bukankah seharusnya panggilan itu yang kau sebutkan." Kini giliran Siwon yang menatapnya serius. "Kau pun tahu jika aku sama sekali tidak pernah menganggap gadis itu sebagai tunanganku. Jika bukan karena Ayahnya maka aku pasti sudah meninggalkannya dan jika kau begitu peduli maka kau harusnya diam. Jangan membuat kekacauan yang akan membuat gadis itu berakhir di ruang operasi. Kau mengerti?"

Meski emosi meluap dalam dirinya namun Minho berusaha sebaik mungkin untuk menahan diri. Tidak ada gunanya dia bicara pada Siwon yang sejak awal memang tidak berniat untuk menerima Yuri.

"Kau sudah selesai bukan? Sekarang keluarlah karena aku butuh waktu berdua dengan Go Ara."

Minho memilih mengalah, dia memberi salam dan dengan segera keluar dari ruangan. Di luar laki-laki itu melirik gadis dengan rambut sebahu yang baru saja menjawab telepon.

"Baiklah, aku akan segera masuk."

Minho menatap wajah cantik itu yang sama sekali tak bersahabat. Sosok itu bangkit dari duduknya, melangkah mendekati Minho yang masih berdiri di depan pintu.

"Maaf, bisa kau beri aku jalan?"

Minho tak bisa percaya akan apa yang dia dengar. Mendapat posisi sebagai selingkuhan ternyata sudah membuat Go Ara hilang akal, dia bahkan berani bicara seperti itu pada Manager perusahaan tempat dia bekerja.

Minho dengan segera berlalu meninggalkan gadis itu, dia sudah terlalu lelah untuk berdebat dan memikirkan kekacauan yang terjadi.

My Lovely My Destiny ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang