- MLMD 21 -

203 26 14
                                    

***

Siwon sudah lelah mencari ke setiap sudut bangunan itu, namun Ara tak juga dia temukan. Mata itu memerah menahan emosi yang kini menguasainya.

"Kau benar-benar sudah pergi meninggalkanku?"

Siwon bersandar di sisi dinding dengan nafas yang memburu. "Aku tidak percaya jika inilah akhirnya."

Tanpa Siwon sadari, Ara sejak tadi memperhatikannya. Gadis itu berdiri di sebelah Seo Joon, keduanya menatap laki-laki itu lewat dinding kaca yang berada tepat di atas Siwon.

"Gwenchana?"

Ara mengangguk lemah menjawab. "Em, jika sekarang aku ragu maka aku akan benar-benar jatuh ke dalam jurang itu."

Seo Joon menepuk pundak Ara pelan. "Kau memilih hal yang tepat."

Ara hanya tersenyum menjawab dan dengan mata yang terus memperhatikan sosok Siwon di bawah sana.

.

.

Siwon mendudukan dirinya kasar ke sofa apartemennya. Dia lelah setelah berlari dan akhirnya tak juga mendapatkan hasil yang dia inginkan.
Benda persegi itu bergetar untuk yang kesekian kalinya membuat Siwon akhirnya mengeluarkannya dari dalam saku. Siwon bisa melihat dampak dari perbuatannya sekarang, puluhan panggilan dari sang ibu dan juga Minho kini membuat kepalanya semakin pusing.

"Aish!"

Tanpa ragu tangan itu terangkat dan membanting ponsel ke lantai.

***

Di rumah sakit, semua orang yang sejak berjam-jam lalu menunggu kini menatap Dokter yang baru saja keluar.

Komisaris dengan cepat mendekati laki-laki dengan seragamnya itu. "Bagaimana keadaannya? Putriku baik-baik saja bukan?"

Raut wajah itu berubah muram membuat semua orang semakin khawatir karenanya. "Maafkan saya Komisaris, karena kondisinya yang cukup buruk kali ini dengan sangat berat hati saya katakan jika Kwon Yuri-ssi mengalami koma."

Tubuh tegap itu lemas seketika dan sang istri kini sudah jatuh ke pelukan Eun Bi. Sosok itu tak bisa menahan air matanya untuk yang kesekian kalinya.

"Ini tidak benar, bukankah kalian sedang merencanakan metode baru untuk penyembuhannya? Lalu bagaimana bisa sekarang putriku... Dia koma."

"Maafkan saya, saya sangat menyesal."

"Anio." Komisaris dengan cepat mendekatkan diri pada laki-laki itu. "Kau harus melakukan semua cara agar dia bisa kembali sadar, apapun resikonya kita harus mencoba."

"Maafkan aku Komisaris. Tidak ada metode seperti yang dia katakan padamu, semua hanya rencananya agar kalian semua tenang di saat kesehatannya semakin memburuk. Sekali lagi maafkan aku."

Laki-laki itu tak bisa lagi menahan diri. Tubuhnya lemah membayangkan putri sulungnya tidak akan bisa membuka matanya lagi, setidaknya untuk saat ini.

"Yuri-ya!"

Sang istri semakin histeris dalam pelukan Eun Bi. Gadis dengan rambut sebahu itu ikut menangis meratapi keadaan sang kakak.

My Lovely My Destiny ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang