***
Choi Siwon terlihat mabuk di sebuah bar. Tangannya sejak tadi tak berhenti menuang minuman ke dalam gelas.
Siwon masih tak bisa terima perpisahan mereka, Ara kini memilih menyerah dan menjauh darinya. Siwon bukan tak bisa untuk mengejar Ara dan kembali pada gadis itu, namun obsesi lain dalam dirinya lah yang menahannya.
Getar ponsel itu berbunyi untuk yang kesekian kalinya, sejak tadi gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya menelpon namun tak juga dijawab.
Mata Siwon meredup karena rasa mabuk yang tak lagi bisa dia tahan, jemarinya bahkan tak kuasan meraih gelas kecil itu dan akhirnya laki-laki itu pingsan di tempat.
Seorang bartender yang sejak tadi berdiri tak jauh dari Siwon kini melirik layar ponsel yang kembali menyala. Melihat keadaan Siwon yang tak sadarkan diri, dengan segera laki-laki itu meraih ponsel guna menjawab panggilan.
.
.
Tak lama berselang, terlihat sosok cantik yang ternyata adalah Yuri melangkah memasuki bar. Matanya menatap sekeliling, mencoba mencari sang tunangan yang tadi dikatakan tak sadarkan diri.
Mata Yuri melirik sebuah meja di sudut ruangan, gadis itu bernapas lega saat mengenali sosok yang kini terbaring di sana. Dengan langkah cepat Yuri mendekat.
"Sudah berapa lama dia pingsan?" Yuri melirik laki-laki yang berdiri itu
"Mungkin sekitar 30 menit yang lalu."
"Baiklah, terimakasih karena sudah menjawab panggilannya."
Yuri dengan segera duduk di sebelah Siwon. Jemarinya terangkat menyentuh rambut laki-laki itu. "Oppa, bangunlah. Kita pulang sekarang, ya?"
Tubuh itu merespon, Siwon tersenyum meski dengan mata yang masih tertutup. "Akhirnya kau datang, Ara-ya."
Gerakan tangan Yuri seketika terhenti, gadis itu terkejut saat nama yang baru saja terucap bukanlah namanya, melainkan nama gadis yang selama ini menjadi selingkuhan tunangannya.
"Aku mohon jangan pergi, batalkan niatmu itu Ara-ya. Aku tidak bisa hidup tanpamu."
Lagi, rasa sakit itu seakan meremukan hati Yuri. Jemarinya bergetar mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Siwon.
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu."
Mata itu kini mulai memerah, dengan hati yang sesak Yuri menahan egonya. Dia berdiri dan merengkuh tubuh Siwon. "Aku tidak akan pergi, sekarang sebaiknya kita pulang." dengan susah payah Yuri akhirnya berhasil membuat laki-laki itu berdiri.
Dengan tertatih Yuri memapah Siwon untuk keluar dari bar. Melangkah perlahan mendekati mobil hitamnya.
Seorang laki-laki berseragam dengan segera membukakan pintu dan membantu Yuri untuk mendudukan Siwon.
"Terimakasih Pak." Yuri masuk dengan segera dan menutup pintu.
Sang supir berlari menuju kursi kemudi dengan cepat dan masuk.
"Tolong antar kami ke apartemen Oppa."
"Baik Nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely My Destiny ( Complete )
FanfictionPertunangan antara Yuri dan Siwon sudah diatur sejak mereka masih anak-anak. Penyatuan keduanya dilakukan karena keluarga Siwon yang berhutang budi pada Ayah Yuri di masa lalu. Namun Siwon tidak pernah mau menganggap Yuri ataupun memperhatikannya d...