motor baru

25K 2.5K 142
                                    

Mark menatap sekitar, ruangan mewah dengan sentuhan warna berkilau emas dan berlian asli, ruangan ini besar dan terlihat elegan, Mark menoleh kebelakang melihat lelaki tua ups maksudnya suaminya sedang mengikuti di belakang.

"Eum, kita tinggal di apartemen, gua kira bakal tinggal di kerajaan mewah"bukan maksud menyindir atau apa, apartemen ini bahkan sangat sangat mahal tapi tetap saja kecil tak sebesar rumah mewah.

Lelaki ber-kemeja di belakang Mark, memainkan arloji silvernya sambil membenarkan letak kacamata yang sempat merosot, mata sipitnya menatap pungung sempit di balik kaos hitam longar yang di pakai Mark.

"2 minggu kita disini, setelah itu kamu saya bawa ke rumah saya tenang aja".

Mark tampak menganggukan kepala kecil, lalu kembali berjalan ingin melihat lihat ruangan yang ada disini, apartemen dua lantai milik-Lee Jeno-suaminya, yang sialnya di nikahkan paksa oleh papanya, omongan papanya benar benar terjadi sehingga Mark terpaksa harus menikah dengan pria yang umurnya terpaut sangat jauh darinya.

Untungnya saja tidak seumuran sang papa, Lee Jeno pengusaha mapan, matang, tampan, menawan, tidak usah di ragukan lagi kepintaranya dalam bidang bisnis semua bisa di tangani, banyak harta, menggoda, walaupun sudah mencapai umur yang melewati batas 30 yaitu 36 tahun, namun urusan cinta dan perasaan tidak pernah terlintas, mendapat tawaran dari tuan Jeong mengenai anak bungsunya yang rela di nikahi, membuat Jeno iya iya saja menerima apapun itu.

Alhasil mereka menikah dengan cepat padahal baru saling bertemu bahkan melihat saja hanya sekejap mata, namun keduanya sudah dalam satu atap yang sama.

Jeno menatap Mark yang sudah tidak ada dalam satu ruangan bersamanya sepertinya anak itu penasaran dengan ruangan ruangan disini, ingin menilai mungkin, Jeno menghela nafas, lalu melepas kacamata sambil mengusap kedua matanya pelan lalu berjalan menuju kamar untuk bersih bersih.

Tidak usah khawatir tentang remaja itu, toh dia tidak akan pergi kemana pun, walaupun gayanya tengil seperti itu.

"Oke Guci emas,  meja berlapis berlian, wah ada ruangan GYM!" pekik Mark heboh tanpa basa basi, remaja itu mendekati ruang GYM membuka pintu geser ruangan tersebut matanya seperti terhipnotis melihat perlatan olahraga yang lengkap. Sudah tak di ragukan lagi jika pria tua itu kaya raya, baikalah mungkin Mark akan suka dengan om tua itu, lebih tepatnya suka hartanya.


























"BOSENNNNN! Mau balapan gua, tapi motor di sita" gumam Mark, menyandarkan diri di sofa.

Mata Mark menatap lelaki yang sudah berganti pakaian itu, Jeno berjalan mencari sesuatu, Mark menghela nafas kasar.

"Uncle!" Panggil Mark.

Di panggil seperti itu Jeno menoleh, ya bagaimana tidak menoleh, yang ada disini hanya Mark dan pasti lelaki itu yang memanggilnya dengan sebutan 'Uncle' dia tau umurnya bukan lah umur pemuda muda tapi jiwanya masih jiwa muda yang membara, dan panggilan itu benar benar aneh di telinganya.

Jeno hanya menatap Mark yang duduk malas di sofa menggerakan tangannya keatas sambil menghentakkan kaki.

"Uncle- baru saja ingin berbalik mencari handphonenya kembali, Mark memanggil lagi.

"Why?".

Mark menghela nafas pelan "Uncle bisa gak lo beliin gua motor sport terbaru, kayaknya motor gua udah butut abis tabrakan".

Jeno tidak menjawab.

Membuat Mark berdecak, duduk dengan benar di sofa menatap balik Jeno yang melihat kearahnya.

Remaja itu mencoba mengkode Jeno supaya menjawab dan memberi respon jangan di gantung seperti ini, Mark benar benar bosan ada di sini hanya diam seperti orang lumpuh , siapa tau jika dia minta pada Jeno hari ini, motor pesanannya sudah langsung diantar.

Jeno kan orang kaya, jadi Mark bisa meminta apapun lumayan dia menikah jika kalau begitu bayarannya.

"Kamu mau motor keluaran terbaru?".

Senyum cerah Mark memancar, anak itu mengangguk dengan semangat.

"Bahasa kamu diubah dulu, urusan motor gampang" setelah berbicara itu Jeno berlalu dari sana.

Mark menatap tajam Jeno yang malah pergi dari sana, dia kan mau motor bukan mau bahasa yang di ubah.

"Uncle! Uncle! Uncle!"teriak Mark. Tapi Jeno tidak menggubris, apa dia harus menggubah kalimatnya dari Lo-Gue ke Aku-Kamu euw menggelikan.

Benar benar Jeno itu sudah tua, tidak bisa bahasa gaul sekarang waktunya dia untuk merayu Jeno agar membelikannya motor.



•••

》[Naughty submissive]《

Naughty submisive | NoMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang