need baby!

23.9K 2K 216
                                    

Hari ini, hari terakhir Mark menginap di tempat kakaknya, bukan karna Jeno jatuh miskin atau mansionnya kebakaran, sampai sampai Mark harus menginap beberapa hari di rumah Mingyu dan Jaehyun.

Mark menginap karna Jeno harus pergi 3 hari ke swiss, karna Mark malas jika harus sendirian di mansion tanpa Jeno, alhasil Mark menginap di tempat kakaknya, walaupun dia sedikit menyesal tinggal disini, sebab Mingyu dan Jaehyun kalau mau bereproduksi tidak tahu waktu, tidak tahu tempat.

Coba bayangkan saja, Mark yang sedang nonton kartun Tayo, sementara Jaehyun sedang membukakan pintu depan karna Mingyu baru pulang kantor, tiba tiba saja kedua pasangan itu masuk sambil berpangutan mesra melewati Mark, lalu beralih ke kamar , pintu kamarnya di banting kuat membuat Mark berjengit sepertinya keduanya memang kelebihan hormon.

Dan lagi saat Mark sedang sarapan, ternyata pasangan gila itu sedang melakukan blowjob di dapur, geraman Mingyu dan Jaehyun yang terbatuk batuk karna tersedak sesuatu membuat Mark meneguk ludah, mengigiti kukunya iri.

Sedih Mark, suaminya di swiss dianya di rumah banyak dosa ini, siapapun tolong Mark seharusnya Jeno juga membawanya ke Swiss.

Tidak lupa kabar kalau kecebong Mingyu sudah tumbuh di perut Jaehyun, umurnya sudah masuk 3 Minggu, hal itu membuat Mark bersembunyi di dalam kamar di balik selimut, sambil memeluk foto Jeno di layar handphonenya, 3 hari Jeno tidak mengabarinya, dan 3 hari dia tersiksa disini.

"Dek, kenapasih gelisah amat" tegur Jaehyun, melihat Mark tidak juga duduk di sofa, si agustus terus memegang handphonenya dan menatap area depan, menunggu kedatangan Jeno, lambat amat.

"Uncle jeno mana sih lama amat, kalau udah tua jalannya kayak keong" gerutunya.

"Udah si dek, suami kamu bentar lagi paling dateng, bucin amat sih sekarang, waktu itu nolak banget".

Mark melotot menatap kakak iparnya, si jangkung ngeselin sebelas dua belas sama Jaehyun, sama sama mau minta diajak duel, duel senjata tajam.

"Ming kiming, lo diem aja daripada gua sumpel kaos kaki nih".

"Yang satu maung, yang satu beruang, cepet suruh Jeno jembut, eh jemput maksudnya, serem gue di kelilingi mahluk ganas".

Mingyu menutup rapat mulutnya, setelah mendapat tepakan sayang dari Jaehyun di bibirnya, Mingyu memainkan jari jari lentik Jaehyun dan menatapnya dengan puppy eyes, sementara Jaehyun memberikan tatapan galaknya.

"Ya ampun sayangku, mulut aku tadi tuh typo sorry ya, kamu jangan marah dong".

"Typo! Typo makanya mulut tuh di setting yang bener".

"Iya deh janji, gak lagi".

"Heum bagus".

Mingyu mengangguk, dan memeluk Jaehyun gemas, Mark melirik sinis, Apanih!Apanih!, uwu uwuan di depan dia.

"Maap ya bapak bapak, saya masih ada disini, dan saya uwuphobic melihat kalian" protes Mark, Jaehyun terkekeh geli.

Namun tidak lama suara langkah kaki orang terdengar, setelah pintu depan kembali tertutup, Mark mengintip senyumnya menggembang, melihat yang dia tunggu sudah datang, dengan 6 papper bag di tangannya.

"UNCLE JENNNNNN!" Pekik Mark senang, lalu berlari secepat mungkin memeluk om kesayanganya, Jaehyun dan Mingyu berdiri, melihat Jeno tidak jauh dari sana yang kini di temploki oleh Mark, Jeno tidak bisa membalas pelukan dari bocah nakalnya, kedua tangannya sedang susah menenteng 6 papper bag yang dia bawa.

Mark mendusal di dada bidang Jeno, rindu dengan aroma maskulin tubuh Jeno yang begitu menyegarkan dan kuat, selama tiga hari dia tidak cuddle bersama om tampannya, heung. Mark merindukan tubuh besar nan kokoh Jeno untuk di peluk.

"Ya ampun pak Jeno, barang bawaanya banyak banget" Jaehyun dan Mingyu menyusul Mark.

Jeno tersenyum kecil, melihat kedua kakak iparnya.

"Cil, minggir kenapa, itu pak Jeno capek cil kasih duduk sana, bukannya nyuruh duduk dulu, malah di templokin kayak setan".

Mark menggerang sebal "heung, bacot!".

"Ayo pak Jeno, silahkan ke ruang tamu duduk disana, bapak pasti capek baru di jemput di bandara, terus kesini" Mingyu mempersilahkan Jeno, "makasih" ujar Jeno, Mark akhirnya melepaskan pelukannya pada Jeno, dan mengajak Jeno ke ruang tamu untuk duduk.

Sekarang Jeno sudah duduk, meletakkan barang barang yang dia beli khusus untuk Jaehyun dan Mingyu di meja, Mingyu membantu Jaehyun di dapur sementara Mark kini malah naik ke pangkuan Jeno.

Sepertinya pantat Mark itu bisulan setiap ada Jeno, makanya setiap duduk maunya di pangkuan Jeno terus, padahal masih ada tempat yang lega untuk duduk, tapi Mark malah duduk di pangkuan Jeno, menyandarkan dadanya di dada Jeno, meletakkan kepalanya di pundak suami gantengnya.

Jeno menghela nafas pelan, memeluk tubuh Mark bagian bawah sambil menepuk nepuk bokong sintal itu, perjalanan selama kurang lebih 18 jam, membuat Jeno jengaj seharian, lelah intinya, disana juga Jeno menatap laptop seharian matanya tidak di biarkan beristirahat sampai malam, jam istirahatnya berantakan, makan juga tidak karuan jadwalnya, yakinlah Jeno juga memikirkan Mark di sisa waktu tidurnya dia ingin cepat pulang namun belum waktunya saat itu, tapi setelah Mark memeluknya, menyambutnya dengan kehangatan berangsur angsur lelah Jeno menguap begitu saja.

ternyata punya pendamping hidup tidak seburuk yang dia bayangkan.






















"Ssst jangan nangis" bisik Jeno, di telinga Mark, anak itu menangis tiba tiba, membuat Jeno yang hendak memejamkan mata, sambil menyandarkan kepalanya di punggung sofa jadi urung.

Mark menangis di dada Jeno sampai suaranya teredam tapi, cowok manis itu mengatakan sesuatu yang sama di telinga Jeno, jadi Jeno tidak paham apa yang terjadi pada bocah nakalnya.

"Kamu kenapa nangis Mark? mau cerita? sini saya dengerin, coba kamu mau ngomong apa hm? jangan nangis, nanti gak kedengeran mau ngomong apa".

Mark menyembulkan wajahnya yang basah, hidungnya memerah karna menangis, mata bulat itu berkaca kaca, Mark menyadarkan kepalanya di dada Jeno, seperti anak kecil yang sedang di peluk oleh ayahnya, Jeno dan Mark seperti ayah dan anak, Mark terlihat lucu jika sedang manja, bahkan sebenarnya Mingyu dan jaehyun tengah bersembunyi di balik dinding yang menjadi pemisah antara ruang tamu dan dapur.

Mereka kepo dengan Mark yang tiba tiba menangis.

"Uncle, i need a baby too hiks".

Paman, aku juga butuh bayi.

"Uncle, hiks bisa gak kabulin kemauan Mark, Mark want a baby, please hiks Mark janji bakal jaga bayinya". pinta Mark, seperti anak kecil yang memohon pada ayahnya untuk membelika mobil mobilan, namun permohonan dalam konteks berbeda.

Jeno, mengerut bingung, bayi?

lelaki tampan itu meringis, menggaruk alisnya, mereka baru menikah sebulan dan Mark langsung menginginkan bayi, Jeno tidak sejahat itu membiarkan Mark memiliki bayi di usia muda, tapi  . . . Jika harus menunggu Mark berusia 21 tahun pun, Jeno yang akan terlalu tua untuk memiliki anak.

"Kenapa?" tanya Jeno.

"Kenapa apanya Hiks".

"Maksudnya kenapa tiba tiba mau bayi".

"Ka Jaehyun, bakal punya bayi dia punya bayi di perutnya, but, i have no baby in my tummy" tangisnya semakin pecah

Tapi, aku gak punya bayi di perutku

Jaehyun dan Mingyu terkikik kecil melihat raut wajah panik Jeno yang di cecar seperti itu oleh Mark, Mark memang berandalan tapi sama sekali dia tidak paham tentang kegiatan orang yang sudah menikah, yang Mark tau hanya berciuman.

"you look like a baby, bayi punya bayi gimana bisa?" Ujar Jeno.

"Aku bukan bayi, uncle! ayo buat bayii!"

"Oh shit Mark jangan lagi" gumam Jeno.

Jaehyun tertawa pelan "so cute Mark".

•••

jeno payah ah

Naughty submisive | NoMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang