✧ The Way You Lie ─ All × Jay

6.4K 373 98
                                    

Jay sejenak terpaku di depan pintu, menatap Sunoo dan Jungwon yang masing-masing telah menghabiskan dua ramyeon instan hingga mangkuk plastiknya tergeletak sembarangan.

Setengah hati Jay terpaksa memungutnya dan membuangnya ke tempat sampah di dapur karena baik mereka berdua kini langsung menyalakan rokok setelah selesai makan. Suara Heeseung terdengar dari sofa tapi Jay abai, Heeseung memanggil namanya beberapa kali kemudian cekikikan, lelaki itu sepertinya masih belum pulih dari pengaruh alkohol.

Jay baru saja membeli beberapa kebutuhan di supermarket, pantas Heeseung merengek mencari.

"Aku laper, ramyeon-nya abis."

"Iya, Sunoo dan Jungwon yang abisin" Jay langsung mengambil telur di kulkas, membiarkan Sunghoon mengikutinya ke depan kompor dan memeluknya dari belakang, tak mau lepas seperti anak beruang madu.

"Mau telur."

"Iya Sunghoon. Sabar, ya?"

Sunghoon tersenyum kecil dan mengangguk patuh saat jemari kecil Jay mengusak rambutnya.

"Yaaaa Riki! Seenggaknya ketok dulu kalau masuk!"

"Berisik, ah!"

Suara gaduh dari ruang tengah tak mengalihkan perhatian Jay dari omlet yang tengah dimasak. Ia tahu Riki pasti punya masalah lagi dengan jadwal bimbingan belajar. Anak itu memang benar-benar tidak bisa diatur.

"Dia bolos bimbingannya lagi"
ujar Sunghoon retoris, Jay tahu ia tidak perlu menjawabnya.

Hanya Jake yang belum datang ke markas sejak kemarin. Libur musim panas yang Jay kira sebelumnya akan dihabiskan untuk pergi ke pantai guna melepas beban setelah ujian, ternyata keenam kekasihnya lebih memilih untuk pesta gila hampir setiap malam di sini.

Ia paham kalau tetangga mungkin bisa saja melaporkan unit apartment mereka yang selalu kedengaran gaduh, tapi sayang bagi mereka yang terganggu, bangunan apartment ini adalah properti ayah Sunoo.

Kadang saat berjalan keluar membuang sampah, Jay akan dapat tatapan sinis dari mereka yang terganggu. Ada para lansia bahkan ibu dengan bayi yang mudah terbangun yang memandangnya dengan pandangan ingin menguliti.

Tapi sekali lagi, mereka tidak bisa. Jay adalah kekasih Kim Sunoo, juga kekasih lima anak orang kaya lainnya, berurusan dengannya berarti mencari begitu masalah yang tak akan pernah terduga.

Ah, sebenarnya tetap saja ada... bahkan pegawai apartment kadang menggunjingnya.
Seperti, bagaimana bisa pemuda biasa seperti Jay mau dijadikan kekasih oleh enam anak orang berpengaruh, dan lebih gilanya lagi bagaimana bisa mereka tinggal di satu atap bersama-sama?

Memikirkannya kadang membuat Jay pusing, tapi ia mengerti tak ada gunanya memikirkan omongan orang lain. Selagi hubungannya tak mengganggu mereka, ia rasa impas jika ia juga tak peduli.

"Kamu capek?"

Suara Jake terdengar, Jay mendongak.

"Sedikit. Akhir-akhir ini aku gampang pusing aja. Kamu kapan dateng?"

"Baru aja" pemuda itu melepas jaketnya, tanpa aba-aba mengangkat Jay dengan lengannya
"istirahat, ya?"

Jay diam sambil membenamkan wajah pada pundak Jake, lalu mengangguk saja.

Mengurus mereka berenam memang luar biasa melelahkan, jujur saja.

Heeseung yang doyan minum, Jake yang tidak dapat ditebak isi kepalanya, Sunghoon sering merasa paling benar, Sunoo yang sedang liar-liarnya, Jungwon yang keras kepala, dan juga Riki yang tak bisa diatur.

Sifat mereka berenam sebenarnya sama sekali tak akan cocok jika dijadikan satu. Karena itu beradu omongan hingga saling memukul adalah pemandangan biasa bagi Jay saat menyaksikan mereka bertengkar satu sama lain. Terkadang Jay ingin bertanya pada dirinya sendiri, kenapa dia mau jadi pacar mereka?

Limerence ─ Sub!Jay OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang