✧ Ineffable ─ SunJay, HeeWon & HoonJake

1.2K 77 1
                                    

0.2 Jidat yang meresahkan

Di suatu pagi, Sean terlihat di halaman kos-kosan dengan pakaian serba hitam, dan itu membuat kadar ketampanan seorang Sean Mahendra semakin meningkat. Sean kini tengah melakukan pemanasan kecil sebelum berlari mengelilingi daerah setempat bersama istri manisnya. Ada yang sedikit berbeda dengan penampilan Sean saat ini, yaitu dibagian penataan rambutnya. Sekarang, poni rambut yang biasanya menutupi dahi kini ia tata ke atas sedemikian rupa hingga menampilkan dahi indahnya.

Dan itu sukses membuat penghuni komplek ILanders yang kebetulan melihat penampilan Sean pagi ini langsung heboh bukan main, dan karena kehebohan itu beberapa penghuni lainnya mulai keluar dari rumah mereka untuk melihat Sean, yang memang memiliki penggemar cukup banyak di komplek ILanders.

Reyhan yang baru saja keluar dari kos-kosan dan ketika dirinya hendak menghampiri Sean pun dibuat bingung dengan beberapa penghuni kos dan warga sekitar sudah banyak keluar dan anehnya, mereka menatap kearah suaminya penuh puja.

Reyhan menatap penampilan Sean dari atas hingga bawah, mencari sesuatu yang menarik perhatian para penghuni komplek ILnders. Dan akhirnya ketemu! Dahi suaminya kini terlihat sepertinya itu lah yang membuat para penghuni komplek ILanders menatap suaminya penuh puja.

"SEAN MAHENDRA!" teriak Reyhan keras.

Sean menoleh ke belakang dan tersenyum manis.

"Kenapa Dek? Adek sudah siap? Pemanasan dulu ya, biar nanti gak kesleo," ujar Sean lembut, tidak mengerti jika Reyhan menatapnya marah.

"SUDAH BERANI MENGGODA ORANG KAMU, YA?!" teriakan itu membuat penghuni kos yang ada di samping kanan dan kiri pasangan SeRey itu keluar. Sedangkan warga Komplek ILanders bergidik ngeri kala melihat manik mata Reyhan berkilat marah dengan wajah yang memerah padam.

"Kenapa Reyhan teriak-teriak lagi, Kak?" tanya Juan pada Mahesa.

"Kakak gak tau Dek, kan Kakak juga baru keluar bareng kamu." Mahesa menjawabnya dengan gelengan kepala.

Aska juga keluar, dengan secangkir kopi hitam yang Azka buatkan untuknya.

"Dek, menggoda apa? Siapa yang Mas goda?" tanya Sean dengan kening yang mengernyit karena bingung lalu mendekati Reyhan yang kini tampak semakin kesal.

"ITU SIAPA YANG NYURUH JIDATNYA DILIATIN KE ORANG-ORANG, HAH?! GAK MAU TAU, JATAHNYA ADEK POTONG SATU MINGGU FULL!"

Sean yang mendengar itu langsung membuat ekspresi ingin menangis, tapi sebelum itu matanya melotot kaget karena ucapan istri manisnya itu.

"Ya ampun, Dek. Jangan di potong atuh, kita sudah jarang lho melakukan itu. Iya nih, jidatnya Mas tutup lagi," ujar Sean dengan wajah memales.

"Terus Mas pikir, Adek peduli gitu? GAK SAMA SEKALI!" teriak Reyhan lagi. Tadinya mereka berdua ingin joging bersama, tapi sepertinya tidak jadi karena ulah Sean sendiri.

"Astaga, keluarga yang sangat kalem," ucap Aska seraya mengelus dadanya.

"Kakak masuk deh, jangan mengomentari keluarga orang kaya gitu! Gak baik!" ujar Azka yang baru keluar.

"Yah yah, kenapa Reyhannya mala masuk sih? Kan berantemnya belum selesai," ucap Juan yang mendesah kecewa karena drama pagi pasangan SeRey tidak dilanjutkan.

"Dek, masuk yuk. Habis ini, kamu kurangin ya nonton film aksi, oke?"

"Duh Sean, yang sabar ya, ngadepin Reyhan yang galaknya kek maung," ucap beberapa penghuni di sana.

Sean hanya menghela napas kasar. Lalu, sebuah ide terlintas di kepalanya.

"DEK! MAS PERGI SEBENTAR, YA?" teriak Sean pada Reyhan yang sudah berada di dalam rumah. Namun, tidak ada sahutan dari Reyhan.

"Pasti dia akan langsung seperti biasa setelah aku memberikannya." Gumam Sean seraya melenggang menjauhi kostnya.

Sedangkan Reyhan yang masih kesal namun dirinya hanya mampu berdiam diri di dalam kosnya. Ia mendengar teriakan Sean, tapi ia memilih diam karena masi kesal.

"Huh, bukannya membujuk atau apa, dia mala pergi! Kesal sekali! Kenapa Sean gak kaya kak Mahesa aja sih? Lembut, baik, pengertian, ish sebal!" omel Reyhan yang duduk di sofa ruang tamu dengan pipi mengembung bak ikan buntal.

___

Beberapa saat kemudian, pintu bilik kos SeRey di buka oleh Sean. Reyhan yang masih belum beranjak dari tempat awalnya pun menoleh sebentar, lalu kembali membuang muka dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada, jangan lupakan pipinya yang masi mengembung layaknya ikan buntal itu. Mengabaikan Sean yang tengah tersenyum manis padanya.

"Masih marah?" tanya Sean sambil berjalan mendekati Reyhan.

"..."

Sean tersenyum, ketika Reyhan tidak menjawab pertanyaannya.

"Baiklah, kalau Adek masih marah, ya sudah lebih baik Mas sendiri aja yang habisin jagung bakar pak Sentosa," kata Sean sambil mengeluarkan plastik yang di dalamnya berisi jagung bakar yang tadi ia beli.

Reyhan yang sangat menyukai jagung pun menatap penuh binar ke arah Sean, lebih tepatnya plastik yang ada di tangan Sean.

"Ih Adek mau, Adek mau! Adek dah gak marah kok Mas! Sini jagungnya." ucap Reyhan dengan semangat sambil merebut plastik itu.

Sean tersenyum puas.

'Benarkan, dia kembali seperti biasa.' Batin Sean.

Membujuk Reyhan yang tengah mengambek itu cukup mudah, belikan saja dirinya jagung bakar dijamin dirinya akan lupa dengan masalah yang tadi ia alami. Tapi jangan salah, apa kalian berpikir hanya tiga atau lima jagung? Oh tentu tidak, karena Reyhan justru akan meminta jagung itu sebanyak dua puluh buah dan itu semua dia yang menghabiskan. Jika kalian mengambil satu saja jagung itu, maka kalian akan di di diami satu minggu full dengan jagung bakar yang ia tagih sebanyak dua puluh buah per harinya.

.

.

.

Pernah dulu Sean nyomot satu jagung bakar milik Reyhan dan tentunya Reyhan ngambek sama dia satu minggu full, dengan dua puluh jagung bakar harus dia belikan setiap harinya.

___

Sean berjalan menuju kedai penjual jagung bakar yang cukup hits di kompleks ILanders. Setiap kali Reyhan marah, Sean selalu datang ke sana untuk membeli banyak jagung bakar.

Dari jarak lima meter, pak Sentosa, yang mana pemilik kedai itu, melihat Sean yang berjalan menghampirinya.

"Dua puluh jagung bakar pedas manis?" tanya pak Sentosa, ketika Sean sudah berada di depan kedainya.

"Baru saja saya mau pesan, tapi sepertinya Bapak sudah hafal," kata Sean sopan dengan diakhiri tawa renyah.

"Tentu Bapak hafal, nak Sean kan salah satu pelanggan setia Bapak, mana mungkin Bapak lupa." Pak Sentosa itu menjawab sembari menyiapkan pesanan Sean.

"Hehe," Sean terkekeh sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Marah lagi ya, dek Reyhan-nya?" tanya pak Sentosa sembari menyiapkan pesanan Sean.

"Ya, begitulah Pak. Tadi Sean gak sengaja makan jagungnya satu, jadilah Rey marah sama Sean." Curhat Sean kepada pak Sentosa, bagi pak Sentosa curhatan seorang Sean Mahendra adalah hal yang lucu.

"Duh nak Sean, Bapak turut prihatin ya. Sebegitu sukanya ya dek Rey, sama jagung?"

"Ga usah di tanya lagi, Pak. Sean aja heran, kenapa Rey suka banget sama jagung."

Dan obrolan itu terus berlanjut dengan pembahasan tentang jagung.

Intinya menurut pandangan Sean, Reyhan itu sangat menyukai jagung, bahkan saking sukanya Reyhan pernah minta dibuatkan kebun jagung dan tentunya hal itu di sanggupi oleh Sean. Kebun jagung itu terletak di belakang kos-kosan Abi dan Umi, kapan-kapan kita akan melihat aktivitas pasangan SeRey dalam berkebun jagung.

END

Hayyyyy! Ini adalah part terakhir dari Inefabble, semoga kalian suka ya <3 luv u all ♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Limerence ─ Sub!Jay OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang