5% terinspirasi dari film Alice: through the looking glass
•••
Jay menatap hamparan laut lepas dengan perasaan senang yang tidak bisa ia bendung lagi. Akhirnya ia kembali pulang, setelah tiga tahun lamanya ia pergi ke benua lain untuk melakukan perdagangan dengan negara lain. Jay sudah sangat tidak sabar untuk segera turun dari kapalnya ini.
"Kapten, sebentar lagi kita akan menepi." salah satu anak kapalnya melapor kepada Jay, selaku kapten kapal tersebut.
"Baiklah. Menepi dengan hati-hati! Semuanya, persiapkan diri kalian. Kita pulang!" kata Jay dengan senyum yang lebar.
"Aku merindukan dirimu, apa kau juga merindukan aku, Sunghoon?" tanya Jay dalam hati, seraya menatap langit biru yang bersih.
Beberapa menit telah berlalu. Sekarang Jay dan anak kapalnya yang lain sudah sampai di pelabuhan tempat lahirnya. Pemukiman mereka memang tidak jauh dari pelabuhan itu. Dengan langkah ringan, Jay menghampiri ibunya yang berdiri menunggu kepulangannya.
"IBU!" seru Jay sambil berlari dan langsung memeluk tubuh ibunya yang sedikit terlihat lebih kurus jika dibandingkan dengan terakhir kali Jay lihat.
"Putraku, akhirnya kau kembali juga." ibu Jay membalas pelukan Jay tidak kalah erat.
"Jay sangat merindukan Ibu. Bagaimana kabar Ibu?" tanya Jay mengakhiri acara peluk-memeluk itu.
Ibu Jay tersenyum. "Ibu baik-baik saja, Jay. Dan Ibu juga sangat merindukan putra satu-satunya Ibu ini."
Jay tersenyum, lalu ia menoleh ke kanan dan kiri seolah sedang mencari keberadaan seseorang. Ibunya yang melihat Jay seperti itu langsung tahu. Tapi, apakah ini waktu yang tepat untuk mengatakan kebenarannya kepada Jay?
"Em, Ibu ... apa Sunghoon tidak tahu kalau aku akan pulang?" tanya Jay kepada ibunya, setelah ia tidak bisa menemukan seseorang yang ia cari, Sunghoon.
"Ibu tidak tahu. Lebih baik sekarang kita pulang, kau pasti lelah. Ibu juga-"
"Jadi Sunghoon tidak tahu, ya? Kalau begitu, Ibu pulang saja dulu, Jay ingin menemui Sunghoon di rumahnya!" pekik Jay, ia hendak pergi menuju rumah Sunghoon, tapi teriakan ibunya membuatnya mematung.
"SUNGHOON SUDAH TIADA, JAY!"
Rasa senang yang menggebu-gebu di dada Jay hancur seketika. Ia menolak untuk mempercayai ucapan ibunya itu.
•••
"Itu terjadi satu tahun lalu. Sampai sekarang, Ibu juga masih tidak bisa percaya ini, Jay. Berhentilah menangis, Sayang. Ibu sedih melihatmu seperti ini, Sunghoon juga tidak akan senang jika di sana ia tahu kalau kau menangis," kata ibu Jay membujuk Jay untuk berhenti menangis.
Setelah mengetahui kenyataan jika kekasihnya sudah tiada, Jay tidak bisa berhenti menangis. Ia menyesal, mungkin jika ia tidak bersikeras untuk tetap menjadi kapten, Sunghoon masih hidup bersamanya.
"Ap-apa yang terjadi pada Sunghoon, Ibu?" tanya Jay dengan mata yang berkaca-kaca.
Ibu Jay menghela napas, ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Jay yang memenuhi kedua buah pipi berisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence ─ Sub!Jay Oneshot
Teen FictionLimerence (n.) keadaan tergila-gila atau terobsesi dengan orang lain, di mana biasanya terjadi tanpa sadar dan ditandai oleh keinginan kuat untuk membalas perasaan seseorang, tetapi bukan untuk hubungan seksual. Begitu pun dengan member ENHYPEN kepa...