Jay yang mendengar itu langsung menoleh kearah Heuningkai, benar saaja sosok pemuda itu kini tampak kepayahan. Tanpa pikir panjang Jay ikut melompat ke danau, sama halnya dengan Heuningkai Jay juga kepayahan tapi bersyukurlah ia bisa membawa tubuh bongsor Heuningkai itu ketepi sungai.
"Kai bangun!" tangan kecilnya ia gunakan untuk menepuk pelan pipi Heuningkai
Merasa usahanya tak membuahkan hasil Jay akhirnya mencoba untuk menakan dada Heuningkai, rasanya Jay ingin menangis karena sejujurnya Jay rentan ajan udara dingin. Ia tak terbiasa dengan sensasi dingin yang tiba-tiba saja memeluk tubuh kecilnya, andai yang lain baik-baik saja pasti mereka tak akan pernah membiarkan Jay menyentuh air dingin barang setetespun.
Dua orang warga tadi justru malah saling melempar tatapan mata, beberapa menit kemudian mereka tampak menganggukan kepala mereka. Jay tak tau apa yang mereka pikirkan karena prioritasnya kini adalah Heuningkai yang tampak menggigil karena kedinginan meski ia pun sama.
___
Berkat bantuan warga tadi mereka telah kembali ke vila, namun sebelum itu salah satu dari mereka sempat berujar
"Penghuni vila ini tak menyukai kehadiran kalian karena kalian mengganggu ketenangan mereka dan berbicara seenaknya, jika kalian tetap seperti itu maka dapat dipastikan petaka akan menghampiri kalian."
Jay terdiam sejujurnya ia telah merasakan ini dari awal tapi ia tak mau berpikir negatif terlalu jauh karena yang ia tau mereka tak akan bertingkah kelewatan tapi ternyata ia salah atau mungkin saja salah satu dari mereka melakukan keselahan. Ah sudahlah lebih baik Jay fokus dengan kesehatan teman-tamannya agar mereka bisa cepat kembali.
"Lho si Kamal kenapa?" Yedam bertanya dengan suara seraknya
"Nyebur ke danau, lu bisa ambilin handuk untuk Kai kan? Gue mau ambil baskom untuk kompres." Yedam hanya mengangguk walau sejujurnya ia ingin menyeret Jay karena kondisinya pun sama dengan Heuningkai
Malam harinya mereka berkumpul bersama di kamar Jisung, pemuda itu kini sudah jauh lebih baik dari pada kemaren malam.
"Lu pada udah baikan?" tanya Jay dengan suara paraunya tapi sebisa mungkin Jay akan membuat dirinya terlihat baik-baik saja
"Lumayanlah, ngomong-ngomong kenapa kita semua dikumpulin disini?"
"Langsung keintinya aja, diantara kalian ada yang ngambil sesuatu? Penghuni vila ini marah sama kita karena kita ga jaga ucapan dan tingkah kita." jelas Jay yang membuat mulut mereka terbuka semua
"Yang lu maksud ini Jay?" tanya Sunghoon seraya memperlihatkan sebuah koin antik yang ia temukan beberapa hari lalu.
"LHO HOON LU KOK GAK KASIH TAU KALO LU NEMU KOIN!?" teriak Taehyun lalu dibalas dengan satu jari telunjuk di mulutnya untuk diam.
"Lu kapan nemu ini?" tanya Jay kebingungan, dia tak menyangka Sunghoon akan seketerlaluan itu untuk mengambil barang yang tak di ketahui.
"Gue nemu ini pas kita sarapan sebelum pergi ke vila, yang di deket tebing itu yang ada tukang bubur nya itu inget gak?"
Flashback
"Eh kita sarapan dulu gak sih sebelumnya?" tanya Hueningkai saat dia menyadari perutnya mulai berbunyi.
"Belum lah, kan kita masih harus beresin barang-barang belum lagi si Samuel yang baru ngeberesin barangnya pas pagi" ujar Yedam panjang lebar.
Kai hanya mengangguk kecil, dia hanya diam sambil mengelus perutnya tak sampai dia mendengar teriakan dari Sunghoon.
"GUYS LIAT ADA TUKANG BUBUR DISANA!" suasana mobil menjadi ricuh dan tanpa basa-basi lagi mereka segera berhenti di dekat tempat tukang bubur, langsung saja Jisung dan Hueningkai berlari keriangan menuju ke tukang bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence ─ Sub!Jay Oneshot
Teen FictionLimerence (n.) keadaan tergila-gila atau terobsesi dengan orang lain, di mana biasanya terjadi tanpa sadar dan ditandai oleh keinginan kuat untuk membalas perasaan seseorang, tetapi bukan untuk hubungan seksual. Begitu pun dengan member ENHYPEN kepa...