Langit yang semula terang kini telah berubah menjadi terang. Beberapa orang yang berada di vila tampak sudah terlelap dalam tidur mereka. Namun rupanya hal itu sedang tidak berlaku untuk pemuda tampan bernama Jisung. Sedari tadi bibirnya terus mendesis karena menahan kebelet buang air kecil.
Katakan saja Jisung penakut malam ini. Hanya untuk berjalan menuju kamar mandi yang jaraknya tidak membutuhkan waktu 1 menit, dia tidak berani. Entah apa yang berada di dalam pikirannya. Yang pasti dia merasa malam ini terasa lebih mencekam dari malam yang biasa dia lalui.
"Ah bodo lah, anjir!" Jisung benar-benar tidak punya pilihan lain. Daripada dia buang air kecil di kasur. Lebih baik dia mengubur rasa takutnya dalam-dalam. Ingin dia letakkan dimana harga dirinya nanti.
Dengan langkah sedikit lambat karena tak tahan, Jisung segera membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar menuju kamar mandi. Semoga saja pikiran buruk tentang penampakan horor yang berada di otaknya tidak akan terjadi.
Diperjalanan kepala Jisung mulai menoleh ke kanan dan ke kiri. Suasana vila benar-benar sepi bak tidak berpenghuni. Ditambah dengan angin malam yang entah bagaimana malah membuat bulu kuduknya perlahan menaik.
"Berasa uji nyali gue," Jisung terus melangkahkan kedua kakinya. Jarak yang seharusnya dia tempuh dalam waktu sedikit malah terasa menjadi banyak.
TAP TAP
Srekk
Langkah Jisung tiba-tiba terhenti ketika telinganya tidak sengaja mendengar suara langkahan kaki dari luar jendela. Langkahan itu terlihat seperti sedang berjalan di sebuah dedaunan kering. Maka tidak heran jika suaranya begitu jelas.
"Siapa ya yang malem-malem begini jalan kaki?"
Bukannya meneruskan perjalanannya. Jisung malah dibuat penasaran oleh suara itu. Tidak mungkin kan itu hantu. Pasalnya hantu-hantu yang sering dia lihat di film kakinya tidak napak.
Jisung mulai melangkahkan kakinya menuju jendela. Matanya sedikit dia lebarkan untuk melihat dengan jelas siapa yang sedang berada di luar jendela.
Namun tidak lama bola matanya membulat hebat saat atensinya berhasil menangkap sebuah badan, namun tidak memiliki kepala. Dan sialnya Jisung melihat kepala hantu itu sedang tergeletak di tanah. Matanya terlihat memerah dan menatap Jisung dengan tatapan tajam.
"AAAAAAA!!" teriak Jisung dengan sangat kencang.
BRUK
Tubuh Jisung langsung terjatuh tak sadarkan diri di lantai.
Beberapa orang yang mendengar teriakan Jisung perlahan bangun dari tidur mereka dan berlari ke asal suara. Termasuk juga dengan Jay yang baru saja tertidur 1 jam.
"JISUNG!!" teriak Jay, Yedam, dan Hueningkai secara bersamaan. Bola mata mereka membulat saat melihat Jisung sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai.
"ANGKAT ANGKAT. BAWA KE KAMAR GUE!" titah Jay yang segera dilaksanakan oleh Yedam dan Hueningkai. Dengan cepat mereka angkat tubuh Jisung dan membawanya ke dalam kamar Jay. Sedangkan Jay sendiri memilih mengambil segelas air putih untuk Jisung nanti.
Dikamar Jay terus menyodorkan minyak angin di dekat hidung Jisung. Tangan yang satunya mulai menyentuh kening Jisung yang terasa hangat. Jay bingung. Jisung itu kenapa. Kok bisa sampai demam seperti ini.
"Tadi gimana kok bisa gini?" gumam Jay resah.
Hueningkai mengangkat bahu, "Gatau juga kita, Jay."
"Engh," Sebuah lenguhan pelan lolos dari bibir Jisung. Perlahan tapi pasti, manik hangat itu terbuka.
"Syukur deh lu udah bangun." Jay menghela nafas lega. Dia letakkan minyak angin yang dia pegang di meja. Kemudian menggapai segelas air putih dan memberikannya kepada Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence ─ Sub!Jay Oneshot
Teen FictionLimerence (n.) keadaan tergila-gila atau terobsesi dengan orang lain, di mana biasanya terjadi tanpa sadar dan ditandai oleh keinginan kuat untuk membalas perasaan seseorang, tetapi bukan untuk hubungan seksual. Begitu pun dengan member ENHYPEN kepa...