Rumah tidak selalu tertang kehangatan yang kita dapatkan dari sosok Ayah dan juga Ibu, rumah tidak selalu menyinggung tentang betapa harmonisnya hubungan suatu keluarga.
'Jika kau lelah akan dunia yang kejam ini, kemarilah. Datang pada rumahmu ini, rumahmu selalu menanti akan kehadiranmu.'
🐣 Huis yang berarti rumah dalam bahasa Belanda.
♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/
Ctass...
Plak...
Prang...
Cambukan dari ikat pinggang, tamparan yang menimbulkan memar kemerahan di area pipi, dan bantingan benda berbahan dasar kaca adalah hal yang sering ia dapatkan. Baginya itu semua bagaikan makanan pokok, yang harus ia terima setiap harinya. Bibir kecilnya setia tersenyum manis, matanya terpejam erat guna menghalau sungai bening yang ingin menerobos keluar.
"Dasar anak tidak berguna! Selalu merepotkan orang tua! Kau lebih baik tidak terlahir kedunia ini Park Jongseong ." makian dari sang Ayah bagaikan pelengkap dari derita yang ia tanggung selama enam tahun belakangan ini
"Ada lagi Pa? Keluarkan semuanya," bukannya merintih sakit, sosok pemuda itu mala tampak senang kala mendapatkan itu semua
Ctas..
Prang..
"Anak pembawa sial! Karena kau wanita yang ku cintai pergi meninggalkanku! Kenapa bukan kau yang enyah dari dunia ini?! Kenapa wanitaku rela berkorban demi dirimu?! KENAPA?!" makinya bak orang kesetanan, mencambuk punggung rapuh itu tanpa ampun dengan deru napas tak beraturan
"Jongseong berharap juga seperti itu Pa... Jongseong lebih baik pergi dari dunia yang kejam ini.." lirihnya pelan, netra indahnya tampak berkaca-kaca
Tanpa sepatah kata pun Tuan Park itu pergi meninggalkan malaikat kecilnya yang kini terbaring tak berdaya diatas lantai yang dingin. Punggung rapuhnya kini dipenuhi lebam dan darah segar mengalir namun senyum manisnya tak pernah luntur.
"Haha.. Papa benar, Jongseong adalah anak pembawa sial! Kenapa Mama yang pergi? Kenapa bukan Jongseong saja? KENAPA?!" netra indahnya sedari tadi mengeluarkan cristal bening
Dengan tertatih pria manis itu menyambar hoddie over size-nya lalu perlahan kaki kecilnya berjalan keluar dari rumah, membiarkan angin malam memeluk tubuh rapuhnya. Meski ia telah terbiasa dengan rasa sakit ini namun tak bisa di pungkiri jika rasa sakit ini menyiksanya, ia ingin berbaur bersama bintang namun Tuhan sepertinya masi ingin bermain-main dengan dirinya, ia tak ingin mengakhiri hidupnya karena jika ia melakukan itu maka akan ada hati yang terluka.
.
.
.
Dan disinilah tubuh mungil itu, di sebuah bangunan apartemen sang kekasih. Dengan gerakan cepat jarinya lentiknya memasukan beberapa kode dan detik berikutnya pintu apartemen itu terbuka menampilkan sosok pria dewasa yang mematung ketika netranya melihat tubuh mungil sang kekasih.
"Yungie hyung.." ucapnya dengan senyum manis
"Astaga sayang!" dan setelah itu membawa tubuh mungil sang kekasih kedalam dekapan hangatnya
"Shh.. Pelan-pelan hyung, perih hihi.." hati kecilnya terhenyak kala mendengar cekikikan kecil dari sang kekasih
"Mana yang sakit hm? Ayo kita obati," tutur katanya yang lembut membuat Jongseong semakin melebarkan senyumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence ─ Sub!Jay Oneshot
Teen FictionLimerence (n.) keadaan tergila-gila atau terobsesi dengan orang lain, di mana biasanya terjadi tanpa sadar dan ditandai oleh keinginan kuat untuk membalas perasaan seseorang, tetapi bukan untuk hubungan seksual. Begitu pun dengan member ENHYPEN kepa...