Suddenly...

171 29 2
                                    

1 bulan kemudian....

Tidak terasa Ivy sudah tinggal disini selama 1 bulan, dia benar-benar merindukan ayahnya selama itu. Ivy juga sangat merindukan teman-temannya apalagi pacarnya. Dia tidak bisa menelpon mereka karena Savero telah membuang ponselnya yang lama dan menggantinya dengan yang baru.

Tapi Ivy tidak tau kapan dia akan pergi dari sini. Savero tidak memperlakukannya seperti budak seks yang pria itu inginkan dari awal, tapi dia juga tak jarang mencium Ivy untuk menyalurkan amarahnya.

•✠•❀•✠ •

Pagi ini Ivy bangun pagi seperti biasa, setelah bersiap-siap dia akan mendatangi kamar Savero dahulu.

"Buon giorno tuan, apa tidurmu nyenyak?" (Buon giorno = selamat pagi)

Ivy berkata seperti itu sambil membuka gorden yang ada di kamar Savero, lalu Ivy menoleh ke arahnya.

"Hm...seperti biasa aku insomnia lagi." menatap ke arah Ivy

"Apa tuan butuh sesuatu untuk membantu tuan tidur?"

"Mungkin aku butuh obat tidur, biar aku suruh orang untuk membelinya nanti dan kau ikut aku sekarang."

"Kemana tuan?"

"Temani aku makan dan satu lagi, bisakah kau tidak memanggilku tuan?? Panggil saja namaku!" Savero menatap Ivy dengan tatapan agak kesal.

"T-tapi tuan..."

"Aku tak keberatan, panggil aku Savero mengerti??!"

"Baik tuan ahh maksudku Savero."

Ivy masih tidak terbiasa memanggil Savero tanpa sebutan tuan. Tapi apa boleh buat dia harus mencoba terbiasa memanggilnya tanpa embel-embel tuan lagi.

•✠•❀•✠ •

Setelah makan Ivy mengikuti Savero ke ruang kerjanya, pria itu terlihat sibuk sementara Ivy hanya duduk menemaninya bekerja sambil membaca sebuah novel.

Semuanya nampak tenang hingga tiba-tiba sebuah telpon dari HP Savero mengacaukan mood pria itu.

"APA KAU BILANG??!!!! BAGAIMANA BISA KAU SANGAT CEROBOH HAH?!!" Savero beranjak berdiri dan berbicara dengan nada yang tinggi.

"Aku tidak mau tau, besok aku ingin mendengar dia mati!! Berani-beraninya orang rendahan seperti dia bermain-main denganku!!!" Savero lalu meletakkan HPnya dan menggebrak meja saking kesalnya.

Ivy kaget karena Savero menggebrak mejanya sangat kuat, karena khawatir dia bertanya padanya.

"Apa semuanya baik-baik saja??"kata Ivy memastikan Savero karena pria itu terlihat sangat kesal akan suatu hal yang tak diketahui olehnya.

Savero duduk dengan kepala yang ia pijat sedikit, dan terlihat raut frustasi pada wajahnya.

"Hah!! Bisa kau kemari Ivy." Savero menghela nafas kasar dan menyuruh Ivy untuk berada disampingnya.

Ivy meletakkan novelnya dan mendekat ke arah Savero. Tiba-tiba Savero menariknya dengan paksa hingga Ivy terduduk diatas pangkuan Savero. Lalu Savero mulai mencium bibir Ivy dan melumatnya dengan kasar. Ivy hanya pasrah memeluk leher Savero agar dia tidak terjatuh.

"Mpphhhh Savhhh Saverhhh mhhh!!!"

Ivy melenguh secara tidak sadar sambil memukul pundak Savero karena dia kehabisan nafas. Savero yang mengerti langsung melepaskan ciumannya, tapi anehnya Savero langsung memeluk Ivy dan menyandarkan kepalanya di dada Ivy. Ivy hanya membalas pelukannya, dan sesekali mengusap lembut rambut Savero agar pria itu tenang.

"Ivy, aku sangat frustasi sekarang".

"Apa yang terjadi ver??" menunduk melihat wajah Savero yang terlihat kesal sambil mengelus rambutnya.

"Salah satu cabang perusahaanku diserang dan aku mendengar ada orang dalam yang terlibat."

"Savero yang ku kenal tidak akan mudah putus asa seperti ini, Savero yang ku kenal itu sangat tegas dan akan melakukan sesuatu untuk membalas orang yang telah bermain-main dengannya, yang kau perlu berikan hanya sedikit pelajaran pada mereka agar tidak meremehkanmu lagi." kata Ivy menenangkan Savero agar moodnya kembali lagi.

"Kau benar, terima kasih atas saranmu Ivy." melepas pelukannya  dan mood Savero sekarang  sudah kembali lagi karena saran dari Ivy tadi.

Savero  mengangkat Ivy untuk duduk di meja kerjanya  dan dia menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Ivy lalu matanya terpejam perlahan. Ivy mengusap lembut rambutnya lagi untuk membantunya tidur lebih nyenyak.



Love Accident - YOONIU [BTS x IU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang