Ivy benar-benar akan berkunjung ke kediaman Vincenzo beberapa hari lagi karena menunggu Vincenzo yang katanya sedang ada urusan. Ivy sangat bosan hari ini, jadi dia meminta Justin untuk menemaninya berlari keliling hitung-hitung olahraga.
"Justin, I'm tired."
"Ini baru seperempat putaran nona."
"Aku menyerah! Tidak mau lari lagi, ingin parfait."
Tiba-tiba Savero datang saat Ivy berteriak kelelahan, Savero mendekat kearah Ivy yang duduk di bangku yang ada di dekat halaman mansion. Savero berlutut dan meraih kedua tangan Ivy dengan lembut sampai Ivy terkejut akan tingkah laku Savero yang sangat tidak biasa.
"Ivy aku ingin menunjukkan sesuatu." ucap Savero.
"Ya?"
"Follow me!"
Ivy menggangguk saja mengikuti Savero yang menggandeng tangannya berjalan menjauhi Justin yang diam ditempat. Justin tentu saja tidak mau mengganggu mereka.
Savero berjalan masuk ke arah rumah kaca yang tidak terlalu besar dengan Ivy yang masih mengikutinya. Anehnya di dalam sana tidak ada tanaman sama sekali, hal itu membuat Ivy mengernyitkan dahinya.
"Savero....."
"Hm?"
"Ada apa dengan tempat ini?"
"Everything is dry."
"Ya?"
"Tadinya ada satu pohon disini."
Langkah Savero terhenti di bagian tengah rumah kaca. Memandang jauh ke masa lalu yang sedikit tidak menyenangkan untuk diingat.
"Aku hanya ingin bilang, kau boleh menggunakan rumah kaca ini saat kau bosan."
"Really?!!"
Savero mengangguk sambil menatap Ivy yang terlihat sangat senang dan tidak berhenti tersenyum melihat-lihat sekitar. Ivy bahkan sudah mulai membayangkan hasil dekorasinya nanti. Tapi interaksi mereka tidak bertahan lama karena Vincenzo yang tiba-tiba hadir ditengah-tengah mereka.
"Princess, sudah siap berkunjung?"
"Vincenzo!! Tentu saja aku sangat siap."
Melihat mereka berdua membuat Savero mengalihkan pandangannya dengan wajah datar andalannya. Sedangkan Vincenzo dan Ivy asik bercanda di sekitar Savero.
"Kalau begitu bersiaplah, aku akan mengajakmu makan diluar dulu."
"Terdengar seru." ucap Ivy sambil tersenyum.
"Oke aku akan menunggumu."
Ivy berjalan dengan riang keluar dari rumah kaca menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Sementara Vincenzo kelihatan tertarik dengan rumah kaca milik Savero.
"Wow this is great my brother." ucap Vincenzo sambil melihat-lihat sekitar.
Savero diam menunggu kalimat yang Vincenzo akan ucapkan lagi.
"Kau membuat ulang tempat kenangan lain yang sudah susah payah kuhancurkan, apa yang ini perlu kuhancurkan juga?"
"Ini untuk Ivy bukan untuk kau hancurkan."
"Kau lebih berengsek dari dugaanku."
"You're noisy."
"Kita lihat saja, sejauh apa rumah kaca ini akan dihias oleh Ivy." ucap Vincenzo menatap mata Savero dengan senyuman smirk.
Savero menghembuskan nafasnya kasar, berusaha untuk tidak berpikir macam-macam atas kata-kata Vincenzo. Setidaknya sampai Ivy kembali nanti atau tidak?
•✠•❀•✠•
Ivy sekarang sedang makan siang bersama Vincenzo di sebuah restoran. Tidak banyak hal yang terjadi, semuanya normal-normal saja sampai mereka memasuki kawasan mansion milik Vincenzo. Entah kenapa Ivy merasa sedikit takut karena suasana mansion milik Vincenzo yang terlihat mencekam, berbeda dengan mansion milik Savero.
Saat masuk, Ivy langsung disambut oleh seseorang yang lebih tinggi dari Vincenzo tapi dilihat dari senyumannya Ivy rasa orang ini cukup ramah. Vincenzo berbicara sebentar dengan orang itu lalu Vincenzo melanjutkan langkahnya semakin masuk ke dalam mansion, tentu saja tanpa melepaskan genggaman tangan mereka.
"Vincenzo!!!! Urgent urgent, ayo cepat!!!"
"Shut up and explain!"
"Itu..." orang yang lebih pendek dari Vincenzo itu berhenti berbicara saat melirik kearah Ivy lalu menatap tuannya lagi.
"Ekhem Ivy aku tinggal dulu sebentar."
"Tentu." Ivy tersenyum maklum, sebenarnya dia takut ditinggal sendirian apalagi Justin tidak jadi menemaninya karena sakit katanya.
Vincenzo pergi meninggalkan Ivy sendirian di ruang tengah mansion. Tapi, Ivy memutuskan untuk kembali keluar, mungkin saja dirinya bertemu lagi dengan laki-laki tinggi dengan senyuman ramahnya.
Benar saja dirinya bertemu lagi dengan laki-laki itu. Ivy berniat menyapa tapi dirinya agak takut, bisa saja Ivy dianggap mengganggu. Alhasil, Ivy hanya diam menatap laki-laki itu sampai laki-laki itu menyadari bahwa dirinya tengah ditatap lalu menolehkan kepalanya kearah Ivy.
"Ada yang bisa dibantu nona?"
"Ah emm itu a-aku Ivy."
Laki-laki dihadapannya ini tertawa kecil, entah apa yang lucu Ivy tidak tau.
"I'm sorry miss, namaku June Smith kau boleh memanggilku Jun."
"Apa aku boleh bertanya?"
"Ya?"
"Is it always like this here?"
"Maksud nona?"
"Aku mungkin terdengar sedikit tidak sopan, tapi apa mansion ini memang selalu sepi?"
"Ya nona, tuan tidak terlalu suka ada banyak orang di dalam mansion."
"Ah begitu ternyata."
Sementara Ivy dan June saling berbincang, disisi lain Vincenzo tengah mengamati interaksi mereka sambil duduk di meja kerjanya ditemani secangkir teh.
"Vincenzo, itu gadis yang kau maksud?"
"Gimana menurutmu Jimmy?"
"Ini mudah, malah sangat mudah menurutku."
"Weird."
"Maksudmu?" ucap Jimmy mengerutkan keningnya mendengar ucapan Vincenzo.
"Ini terlalu mudah, bukankah aneh?"
"Benar juga, sangat aneh."
Vincenzo meminum tehnya dengan tenang, menikmati tehnya dengan senyuman tipisnya yang membuat Jimmy sampai bergidik ngeri.
"Aku akan melakukan semuanya sesuai arahanmu."
"Oh ya Jimmy, Savero punya rumah kaca."
"So, kau mau juga?"
"No, dia membangun duplikat dari rumah kaca itu."
"Bukankah dia sudah keterlaluan?"
"Aku berencana menghancurkannya sebentar lagi."
"Kau bakal langsung bawa gadis itu?"
"She is special Jimmy, treat her very well." ucap Vincenzo menatap Jimmy dengan aura yang terasa mencekik, membuat Jimmy langsung menundukkan kepalanya dengan sopan.
"Alright."
•✠•❀•✠•
"Menarik, tontonannya akan dimulai sebentar lagi."
"Tapi apa ini tidak terlalu berbahaya?"
"Hei tenang saja, aku akan muncul ditengah-tengah kekacauan seperti superhero, bukankah akan keren?"
"I'm seriously."
"Astaga buang pikiran negatifmu itu, aku akan mengembalikan keadaan seperti semula."
"Perkataanmu itu meragukan."
"Cih, let's see later."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Accident - YOONIU [BTS x IU]
أدب الهواة"He's smart about work, but when it comes to matters of the heart, he's just like an idiot." [TAMAT] - Ada sedikit bahasa inggris dan italia (yang italia nanti ada terjemahannya)