Sudah hampir 1 bulan sejak terakhir kali Savero melihat Ivy dan semuanya kembali seperti semula. Ivy yang banyak bicara dan tidak segan mengajak Savero bicara kelewat santai, tapi Ivy jadi semakin dekat dengan Vincenzo. Memang, Ivy banyak bicara dengan Savero tapi sekarang ini Ivy lebih banyak bicara dengan Vincenzo membuat Savero sangat kepikiran bahkan dirinya sampai menyuruh Justin mengikuti Ivy dimanapun Ivy berada. Setidaknya itu satu-satunya cara untuk membuat hatinya sedikit tenang.
Seperti saat ini, Justin tengah mengikuti Ivy dan Vincenzo di kolam renang karena Ivy ingin berenang dengan Vincenzo. Sedangkan Savero sedang sibuk karena salah satu gedung properti miliknya terbakar dan pelakunya sudah jelas tapi Savero malas menanggapinya.
"Aku malas memperpanjang masalah ini." Ucap Savero sambil bersandar pada mobil bugatti miliknya sambil memainkan penanya dengan angkuh dan menatap Jacob dengan malas.
"Everything will be taken care of soon Luca."
"Selesaikan selama 3 hari dan jangan lupa untuk korban jiwanya."
"What?!! But-"
"Io vado." ucap Savero berjalan masuk ke mobilnya dan mengendarainya sendiri meninggalkan Jacob dan sopirnya di tempat itu. (Io vado = Aku pergi)
Jacob tidak habis pikir dengan atasan sekaligus sahabatnya itu, bisa-bisanya Savero menyuruhnya membereskan semua kekacuan yang minimal memerlukan waktu 1 bulan lebih menjadi 3 hari. Savero itu selalu berhasil membuat Jacob dilanda sakit kepala yang hebat. Berbagai macam umpatan sudah dia katakan didalam hatinya.
"ARGHHHHH HAI FOTTUTO!!!" (Hai fottuto = sebuah umpatan bahasa italia)
"Ini air anda tuan." ucap sopir Jacob sambil menyodorkan sebuah air.
Jacob menyambar minuman yang diberikan sopir tadi dengan kasar karena amarahnya yang sedang memuncak saat itu, menenggaknya dengan terburu-buru dan bahkan menghabiskan semua air yang ada di dalam botol tersebut. Setelah minumannya habis, Jacob meremas dengan kuat botol itu sampai tidak berbentuk dan membuangnya sembarangan. Lalu dia merapikan pakaiannya sambil berjalan kearah beberapa orang yang memakai jas lainnya, memulai pekerjaan yang harus selesai dalam waktu singkat.
•✠•❀•✠•
Vincenzo sedang tersenyum bahagia melihat berita tentang sebuah gedung yang tiba-tiba terbakar, dirinya sangat sibuk menatap handphonenya dengan puas sampai Ivy menepuk bahunya.
"Vincenzo, jangan melihat hp terus atau akan kusita?"
"Hahahaha okay princess."
Vincenzo dengan segera meletakkan handphonenya di tempat semula dan kembali berenang atau lebih cocok disebut bermain air dengan Ivy. Kalau Justin, tentu saja mengawasi keduanya tanpa jeda bahkan sampai hampir tidak berkedip sekalipun.
Disaat keduanya sibuk bermain, Savero datang lalu berjalan cepat mendudukkan tubuhnya di kursi dekat dengan kolam renang, masih dengan setelah jas mahal miliknya. Ivy yang melihat Savero langsung tersenyum dan memberikan senyuman terbaiknya untuk menyambut Savero.
"Welcome home, Savero, sorry I can't greet you at the front."
"No problem."
"Did your job go well?"
"No, selama masih ada anak rubah yang selalu ingin menggigitku." ucap Savero tersenyum tipis menatap Ivy bermaksud menyindir Vincenzo adik tirinya itu.
"Singkirkan saja kalau begitu kak." ucap Vincenzo menanggapinya dengan santai sambil meminum jus miliknya.
"Sayangnya rubah itu dilindungi seseorang yang tidak bisa dilawan, what do you think Ivy?"
"Eum, kenapa rubahnya tidak dijinakkan saja? Kalau diberi makan terus pasti rubahnya akan menurut padamu Savero." ucap Ivy menjawab dengan kelewat polos sampai membuat Savero tertawa kecil sedangkan Vincenzo mengeratkan genggamannya pada gelas berisi jus kesukaannya.
"Jadi, rubahnya harus diberi makan dulu supaya menurut?"
Ivy mengangguk untuk menjawab pertanyaan Savero dan Vincenzo yang mulai kesal dengan arah pembicaraan ini langsung keluar dari kolam renang dan berjalan masuk ke mansion tanpa berkata apapun. Hal itu membuat Ivy menatap Vincenzo heran, lalu balik menatap Savero seakan menanyakan apa yang sedang terjadi. Tapi Savero hanya membalas dengan gelengan kecil dan membuat gestur agar Ivy mendekat padanya.
"Savero, ada apa dengan Vincenzo? Apa dia sakit?" Ivy bertanya sambil berjalan kearah kursi yang ada di sebelah Savero.
"Yeah mungkin dia tiba-tiba tidak enak badan." ucap Savero sambil menatap Ivy dengan teduh.
"Harusnya aku tidak mengajaknya berenang tadi."
"No problem, lagipula dia laki-laki, seharusnya dia bisa sembuh dengan sendirinya."
"Tapi kan tetap saja aku merasa bersalah."
"Berhenti bicara tentang Vincenzo saat kita sedang berdua."
"Why?"
"Aku sedang lelah, lebih baik kau bicarakan tentang apa yang terjadi hari ini padaku."
"Ah iya, tadi sebelum berenang aku makan parfait dan rasanya benar-benar enak Savero!! Aku baru merasakan ada dessert yang seenak itu tadi."
"I can give you any dessert you want."
"Woahhh really?!!"
Savero mengangguk sambil tersenyum tipis pada Ivy dan dibalas dengan tatapan yang sangat antusias dari Ivy. Yah walaupun hari ini cukup melelahkan tapi setidaknya rasa lelahnya itu sudah berkurang berkat mengobrol dengan Ivy.
•✠•❀•✠•
Sementara Savero dan Ivy mengobrol berdua di tepi kolam renang, kamar Vincenzo sedang kedatangan tamu yang tidak diundang bahkan tidak diduga akan mendatanginya.
"Vincenzo? May I come in?"
"Chi?" (Chi = Siapa?)
"Rose."
"Esci!! You're useless to me." (Esci = keluar!)
"Aku bukan ingin bicara denganmu tapi aku ingin bernegosiasi."
"Kau tau konsekuensi dari tindakanmu ini?"
Rose segera masuk kamar Vincenzo tanpa izin dan langsung memeluk lengan Vincenzo dengan antusias.
"I'm sure you'll be interested."
"Hm....parla." (Parla = bicaralah)
"Kalau kau ingin kehancuran, bawa Ivy menjauh ke tempat yang tidak akan pernah bisa Savero temukan."
"I doubt about that."
"Do you doubt my words?" Rose meraih rahang tegas Vincenzo dengan lembut agar menatapnya lalu dia mendekatkan wajahnya pada Vincenzo sampai kedua bibir itu hampir menyatu dan Rose melanjutkan ucapannya tepat didepan bibir Vincenzo, "Walaupun aku sudah tidak disisimu, aku tidak pernah membuat siapapun kecewa dengan ucapanku tuan."
"Oh begitu? Aku hanya perlu membawa kitten itu menjauh?" Vincenzo mengeluarkan smirk andalannya sambil menatap Rose dengan intens, "Before that, let's make a pact with me first."
"What kind of agreement sir?" Rose memainkan jarinya di dada Vincenzo, membuat pola tak beraturan yang membuat Vincenzo mendekatkan bibirnya pada telinga Rose lalu mengigitnya pelan.
"Like this." Vincenzo mengeluarkan suara baritonnya untuk memperpanas suasana, lagipula Rose dulu yang memulainya dan dia hanya membantunya mengakhiri permainan yang dimulai oleh wanita itu.
Vincenzo dan Rose melakukan perjanjiannya, sedangkan Savero dan Ivy masih sibuk mengobrol diiringi senyuman tipis yang menghiasi wajah Savero. Justin diam-diam tersenyum melihat interaksi hangat yang dilakukan Savero dan Ivy, berharap jika keduanya akan tetap seperti itu apapun kondisinya. Kalau boleh jujur, Justin sebenarnya sedikit iri, dirinya juga ingin bermesraan berdua dengan kekasihnya tapi pekerjaannya tidak bisa ditinggalkan jadi Justin memilih pasrah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Accident - YOONIU [BTS x IU]
Fanfiction"He's smart about work, but when it comes to matters of the heart, he's just like an idiot." [TAMAT] - Ada sedikit bahasa inggris dan italia (yang italia nanti ada terjemahannya)