Keesokan harinya, Ivy bangun dengan tubuh yang lebih ringan dari biasanya, Ivy beranjak dari kasur ke toilet untuk mandi. Setelah mandi, Ivy bersiap untuk keluar dari kamarnya dan bertatapan dengan Justin yang akan masuk ke kamarnya untuk mengantar sarapan.
"Eh nona?" ucap Justin.
"Justin aku ingin sarapan bersama."
"Ah maaf, tapi hari ini tidak ada sarapan bersama mungkin nanti malam."
"Begitu? Tapi aku sedang tidak ingin makan dikamar."
"Sebelumnya maaf nona, tapi nona tidak bisa keluar kamar untuk sementara ini."
"Why is that?"
"Bagaimana kalau aku jelaskan sambil menemanimu sarapan?"
"Boleh juga, kalau begitu ayo masuk." ucap Ivy sambil menggeser tubuhnya mempersilahkan Justin untuk masuk ke dalam kamarnya. Justin pun masuk dengan nampan yang berisi sarapan di tangannya dan Justin juga membawa paperbag di tangan sebelahnya.
Ivy menutup kamarnya dan mempersilahkan Justin untuk duduk di sofa panjang yang ada di kamarnya. Setelah Justin duduk, dia meletakkan paperbag di meja yang ada di depan sofa.
"Wow what's that for me?" ucap Ivy sambil menunjuk tiga buah paperbag dengan tatapan yang berbinar kearah Justin dan dibalas Justin dengan senyuman.
"Iya nona, ini dari tuan Savero untukmu."
"Dari Savero? I thought he had forgotten me."
"Not like that..."
"Lalu kenapa dia tidak menjengukku sama sekali kemarin?" ucap Ivy sambil membuka isi paperbag yang dibawa Justin.
"Tuan Savero ingin menjengukmu tapi pekerjaannya sangat banyak makanya tian menitipkan ini padaku untuk diberikan kepadamu."
"Begitukah? Wahhh ini novel kesukaanku.....Woaaaahh ada cokelat juga!!!"
Ivy sibuk mengeluarkan novel baru miliknya sampai hampir melupakan sarapannya, untung saja Justin ada disana untuk mengingatkannya sarapan.
•✠•❀•✠•
Setelah Ivy sarapan, dia menahan Justin dikamarnya untuk menemaninya membaca buku sesekali berbincang ringan dengan Justin. Justin juga senang saja menemani Ivy karena sungguh demi apapun dia sangata berharap agar Ivy segera berbaikan dengan Savero agar suasana mansion bisa kembali seperti semula walaupun sedang kedatangan Vincenzo sekalipun.
"Justin, aku ingin bertanya." ucap Ivy tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.
"Tanya apa?"
"Savero sedang apa?"
"Eh itu....."
•✠•❀•✠•
"Savero berhenti bekerja dan makan dulu sarapanmu!!" sentak Jacob.
"Jangan berisik, kau mengganggu konsentrasiku."
"YA!!! Kau bahkan gak makan apapun dari semalam!"
"Ck annoying." gumam Savero pelan.
"Heii aku bisa dengar ya!!"
Savero mengabaikan Jacob begitu saja dan melanjutkan pekerjaannya yang sangat menumpuk, sedangkan Jacob berdecak malas untuk menegur Savero lagi padahal niatnya baik mengingatkan temannya sekaligus atasannya itu untuk sarapan.
"Kau tidak mau ketemu Ivy? Kudengar Vincenzo pergi keluar tadi."
"No, she doesn't need me."
Jacob kangsung membolakan matanya mendengar jawaban Savero saking terkejutnya atas sikap Savero yang seperti itu. Jacob menjadi kasihan melihat Savero yang tadinya sangat menyebalkan menjadi seperti remaja yang sedang galau karena putus dengan kekasihnya. Bahkan sekarang lingkar hitam di bawah mata Savero sudah mulai terlihat, Jacob sebenarnya cemas tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengingatkan Savero untuk makan.
Beberapa jam telah berlalu dan matahari mulai condong kearah barat menandakan bahwa senja akan segera hadir untuk mengiring kepergian sang matahari. Tetapi Savero masih saja bergelut dengan beberapa dokumen dan komputernya bahkan melupakan makan siangnya dan hanya meminum secangkir kopi.
"Savero cukup!! Kau belum istirahat ataupun makan sejak semalam!!" ucap Jacob kembali mengingatkan temannya yang keras kepala itu untuk istirahat, bahkan sudah tidak terhitung sebanyak apa Jacob memintanya untuk beristirahat walau hanya lima menit.
"Ya ya ya aku berhenti, puas?" ucap Savero sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan lelah.
"Sangat puas!"
"Apa besok pekerjaanku masih menumpuk?"
"Bahkan kau sudah menyelesaikan hampir dari setengah kerjaanmu yang seharusnya selesai minggu depan ver."
"Kalau begitu aku akan istirahat setelah ini."
"Itu jawaban yang melegakan."
•✠•❀•✠•
"Justin, aku mau jalan-jalan." ucap Ivy.
"But miss—"
"Ayolah, apa kau tidak kasihan denganku? Bahkan belakangan ini aku hanya ada dikamar ini." ucap Ivy memohon pada Justin dengan susah payah agar dia bisa keluar dari kamarnya. Sampai akhirnya Justin menuruti permintaan Ivy karena tidak tega padanya.
Dengan riang, Ivy bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar diikuti oleh Justin yang ada dibelakangnya. Ivy melangkahkan kakinya menuju taman di belakang mansion tepatnya taman dengan banyak bunga daisy di sebelah kolam renang.
Sesampainya di taman, Ivy berjongkok di depan salah satu bunga daisy untuk melihat lebih jelas bunga itu, sedangkan Justin hanya berdiri di belakang Ivy.
"Wah bunganya sangat cantik dan segar."
"Tentu saja, apakah kau menyukainya?"
Ivy hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Justin dan melanjutkan berkeliling di taman. Tanpa dia ketahui, bahwa seseorang sedang melihatnya dari balkon dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kau bisa gabung dengannya kalau kau mau Savero." ucap Jacob.
"No, aku tidak mau menggenggamnya terlalu erat, sudah cukup dengan melihatnya menjadi lebih hidup dari kemarin."
"But—"
"Dia sudah lebih segar dari hari kemarin, kira - kira apa yang membuatnya seindah itu?"
Jacob bungkam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Savero yang terdengar ragu. Savero tersenyum melihat Ivy yang sedang asyik mengitari taman dengan ratusan bunga daisy itu. Rasanya cukup melegakan baginya melihat Ivy dengan senyum yang menghiasai wajahnya ditambah lagi langit senja yang semakin memperindah pandangannya. Semuanya terlihat sangat sempurna di mata Savero.
Namun tiba - tiba senyum Savero berganti dengan raut datar saat melihat Vincenzo yang menatapnya dari bawah dengan senyuman yang menyimpan berjuta pertanyaan di benak Savero. Membuanya berpikir sambil menatap Ivy.
"Apakah aku bisa menjaga bungaku kali ini?" batin Savero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Accident - YOONIU [BTS x IU]
Fanfiction"He's smart about work, but when it comes to matters of the heart, he's just like an idiot." [TAMAT] - Ada sedikit bahasa inggris dan italia (yang italia nanti ada terjemahannya)