Hari sudah mulai menjelang malam dan Ivy baru saja diberi tau kalau Vincenzo sakit. Tentu saja Ivy sangat khawatir lalu memutuskan untuk merawat Vincenzo dan mengabaikan persyaratan Savero.
Saat ini Ivy ada di kamar Vincenzo, dia sedang menyuapinya agar Vincenzo menghabiskan makanannya.
"Sungguh tidak apa kau disini princess? Aku bisa menyuruh June untuk mengantarmu."
"No problem, aku akan disini sampai kau sembuh."
"Tapi bagaimana kalau-"
"Shhtt aku bisa bilang pada Savero nanti." ucap Ivy sambil menyodorkan jari telunjuknya didepan bibir Vincenzo.
"Maaf merepotkanmu princess."
"Tidak merepotkan kok, setelah ini minum obatmu oke?"
"Sure."
Ivy meletakkan piring bekas makan Vincenzo di nakas dan beralih mengambilkan obat dan segelas air untuknya, tanpa sadar Vincenzo melengkungkan kedua ujung bibirnya.
"Jadi seperti ini rasanya diperhatikan, pasti Savero mendapatkan ini setiap hari." batin Vincenzo.
"Ini." Ivy memberikan obat yang disiapkan oleh Jimmy sebelumnya dan juga segelas air pada Vincenzo.
Lalu saat Ivy beranjak dari duduknya berniat untuk menaruh piring kotor, tiba-tiba Vincenzo menahan tangan Ivy hingga Ivy menoleh padanya.
"Disini saja, biar orang lain yang membawa itu nanti."
"Kau jadi manja ya saat sakit." ucap Ivy tertawa karena gemas dengan sikap Vincenzo yang belum pernah dia lihat.
"Don't laugh!"
"Hahahaha sorry sorry." ucap Ivy meletakkan kembali piring bekas ke nakas dan duduk di samping Vincenzo seperti semula lalu dia mengusap kepala Vincenzo dengan pelan, "You look cute when you are sick."
Vincenzo terdiam karena mendapat perlakuan yang menurutnya sangat manis. Sepertinya Vincenzo benar-benar terpana pada sikap lembut Ivy padanya.
"Vincenzo?" ucap Ivy merasa aneh karena sedari tadi Vincenzo hanya diam menatapnya saja, dia pikir Vincenzo mungkin marah padahal pemuda didepannya itu sebenarnya sedang terpana karena perlakuan yang sedikit manis darinya.
Vincenzo lebih memilih menarik Ivy ke dekapannya daripada menanggapi panggilan dari Ivy. Vincenzo rasanya ingin menugurung Ivy saja di mansionnya selamanya. Jika bisa, dia bahkan ingin menjadikan Ivy miliknya.
"What happened?" ucap Ivy sambil menyamankan dirinya dalam dekapan Vincenzo, membalas pelukan Vincenzo yang tiba-tiba.
"Don't go." ucap Vincenzo lirih.
"Aku disini Vincenzo, beristirahatlah agar cepat sembuh."
"Aku tidak mengantuk."
"Aku akan membantumu tidur." Ivy melepaskan dekapan Vincenzo lalu berdiri menghadap Vincenzo sebelum Vincenzo menariknya lagi karena dirinya tau vincenzo sedang sangat manja saat ini, "Cepat berbaring dengan nyaman big baby."
Vincenzo mendengus kesal tapi tetap menuruti perintah Ivy untuk berbaring dengan nyaman. Sedangkan Ivy mematikan lampu di kamar Vincenzo dan menyalakan lampu tidur lalu berjalan menuju sisi lain kasur king size milih Vincenzo. Membaringkan tubuhnya di sebelah Vincenzo, menghiraukan Vincenzo yang sedang memperhatikannya.
"Mendekatlah!"
Tanpa diperintah dua kali, Vincenzo langsung mendekat lalu memeluk Ivy, menempatkan kepalanya dengan nyaman di dada Ivy. Intinya Vincenzo benar-benar menghapus jarak diantara mereka saat ini. Ivy juga tidak keberatan dan membalas pelukan itu dan mengusap kepala Vincenzo dengan lembut yang berhasil membuat Vincenzo benar-benar merasa nyaman. Bahkan rasa nyamannya lebih dari saat dia bercinta dengan kekasihnya.
"Time to sleep big baby, close your eyes."
"Hmmmm."
Lama-kelamaan Vincenzo mulai merasa mengantuk karena usapan yang diterima dan suara detak jantung dari Ivy yang membuatnya tidak memikirkan apapun. Hingga dengkuran halus mulai terdengar di telinga Ivy, dan Ivy hanya tersenyum tipis membayangkan betapa miripnya Vincenzo dengan Savero saat ini.
Ivy sebenarnya tau kalau Vincenzo tidak benar-benar sakit, hanya saja dirinya terlalu penasaran dengan alasan Vincenzo menahan dirinya untuk pulang. Dan ternyata apa yang selanjutnya terjadi tidak jauh berbeda dengan yang biasanya Savero lakukan, bedanya Savero akan mengatakan dengan terang-terangan sedangkan Vincenzo membuat alasan yang menurutnya kekanak-kanakan sampai membuatnya gemas pada makhluk yang sedang dia peluk sekarang.
•✠•❀•✠•
"Kenapa Ivy belum kembali?"
"Mungkin si brengsek itu membodohi kekasihmu agar tidak pulang."
"What?!!"
"Astaga Savero kecilkan suaramu."
"Tidak mungkin Ivy terpengaruh pada setan." ucap Savero dengan nada yang angkuh.
"Who knows?"
"Bagaimana kalau memang benar begitu." ucap Savero lirih sambil melemaskan pundaknya saat mendengar tanggapan Jacob.
Jacob menatapnya dengan geli karena Savero sekarang ini mirip sekali dengan kucing yang baru saja ditelantarkan majikannya. Jacob jadi bingung ingin tertawa atau kasihan.
"Menurutmu apa dia akan kembali J?"
"Kemungkinannya 90%"
"Kenapa tidak 100%?"
"What are you asking for?" ucap Jacob sedikit kesal.
Sifat Savero yang overthingking, benar-benar tidak bisa dihilangkan. Jacob menarik nafas panjang sebelum kembali menghadapi tingkah Savero yang sedang galau itu.
"Bukankah Ivy berjanji untuk kembali? Kenapa tidak percaya saja padanya? Menurutku Ivy juga bukan orang yang suka melanggar janji yang dia buat."
"So I have to wait?"
Jacob mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Savero tapi Savero tiba-tiba menghempaskan kepalanya pada meja kerjanya yang menyebabkan suara yang cukup nyaring sampai membuat Jacob berjengit kaget.
"HEI JANGAN GILA!!!"
"Oke aku akan menunggunya...." ucap Savero lirih mengabaikan Jacob yang mengatainya gila.
"Oh god kuatkanlah aku untuk menghadapi orang ini." batin Jacob.
•✠•❀•✠•
Keesokan harinya Vincenzo terbangun saat matahari sudah bersinar cukup terang. Tangannya meraba-raba kesana kemari berharap menemukan seseorang yang semalam mengelus kepalanya sampai dia tertidur. Tapi dia tidak merasakan adanya orang itu membuatnya mengerang kesal dan membuka matanya perlahan.
"Sudah bangun sayang?"
Vincenzo langsung saja membuka matanya lebar-lebar saat suara yang familiar menerpa indra pendengarannya. Menatap seseorang yang barusan bersuara dengan raut yang terkejut.
"Kenapa kaget begitu, tidak suka aku ada disini?"
Suara itu membuat Vincenzo mengatur kembali ekspresinya menjadi datar bahkan lebih datar dari biasanya mengingat dia hanya bermimpi tentang Ivy yang memperlakukannya dengan sangat lembut semalam.
"Pekerjaanmu sudah selesai?"
"Tentu saja sudah, ingin bercinta?"
"Enyahlah Joanne, aku sedang tidak mood untuk melakukannya." ucap Vincenzo kembali menutup matanya dengan tangan kanannya.
"Apa karena Ivy?"
Mendengar nama itu disebut membuat Vincenzo langsung menatap Joanne dengan menaikkan sebelah alisnya dan debaran di jantungnya yang tiba-tiba muncul.
"Aku melihat kalian saat dini hari tadi." ucap Joanne dengan mata yang menyiratkan betapa sakit hatinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Accident - YOONIU [BTS x IU]
Fanfiction"He's smart about work, but when it comes to matters of the heart, he's just like an idiot." [TAMAT] - Ada sedikit bahasa inggris dan italia (yang italia nanti ada terjemahannya)