Feeling

99 19 0
                                    

"Hai kalian berdua! Ayo sarapan dulu, Joanne tolong rawat Vincenzo ya aku harus ke toilet." ucap Ivy memberikan dua piring untuk sarapan, mengabaikan tatapan Vincenzo yang intens dan juga Joanne yang masih terlihat bingung. Meninggalkan mereka dengan cepat seolah tau bahwa keduanya butuh ruang untuk bicara.

"Vin-"

"She's just a target."

"Ah begitu?" ucap Joanne menunduk karena masih ragu dengan jawaban yang Vincenzo berikan.

"Jika aku suka padanya juga tidak akan mengubah tujuanku."

"B-begitu rupanya, sorry I had a bad feeling."

"Tidak apa, kau berhak begitu, bagaimana tugasmu?" ucap Vincenzo menatap Joanne yang masih dengan ekspresi datar tapi mungkin Joanne tau arti dari setiap tatapan yang ditujukan padanya.

"Very good, semuanya sesuai dengan apa yang kubayangkan."

"Do you like the result?"

"Sangat suka, thanks Vin."

Joanne tersenyum ceria, dirinya sangat senang atas sikap Vincenzo yang mengganti topik duluan saat suasana sedang tidak bagus. Sedikit informasi, Vincenzo itu sangat kaku dan dingin pada Joanne tapi Joanne tetap saja mempertahankan hubungannya dengan Vincenzo.

"Oh ya Vin, kau kenal Ivy dari siapa? Apa seseorang menculiknya lalu memperlihatkannya padamu?"

"No, dia milik Savero."

"W-what?! Savero katamu?"

"Pelankan suaramu, memangnya kau kenal dengan Ivy?" ucap Vincenzo heran, tidak biasanya kekasihnya ini peduli pada seseorang yang menjadi targetnya.

"Ivy itu sahabat terbaikku, aku juga kenal Ivy sejak kecil."

"This country is so small."

"Tapi Ivy dulu saking baiknya jadi terlihat seperti bodoh, entah kalau sekarang."

"Maksudmu?" ucap Vincenzo mengangkat alisnya, tertarik dengan pembicaraan tentang seseorang yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat semalam.

"Dia sekarang sedikit aneh, kurasa Ivy sedikit berubah tapi menurutku itu malah bagus."

Joanne sangat antusias menceritakan segala hal tentang teman masa kecilnya pada Vincenzo, sedangkan Vincenzo hanya menyimak saja karena beberapa hal yang disampaikan kekasihnya itu adalah informasi yang sangat berguna untuknya.

"Ah apa kau tau, Ivy punya kekasih kalau aku tidak salah ingat."

"Kekasih?"

"Yeah, namanya Ryan tapi kurasa aku pernah melihat kekasihnya berciuman dengan wanita lain di cafe."

"Cheating?"

"Maybe." tiba-tiba Joanne menutup mulutnya dengan cepat sambil melotot kearah Vincenzo, "Oh astaga!! Harusnya aku tidak menceritakannya sejauh itu, kau tidak akan bilang pada Ivy kan?"

"Kenapa kalau aku memberitahu Ivy?"

"Jangan Vincenzo, kulihat Ivy sangat mencintai kekasihnya, aku takut dia akan terluka."

"Orang yang kau sukai itu bahkan sudah berulang kali dibuat sedih oleh Savero." batin Vincenzo.

"Aku takkan bilang apapun, sekarang makan sarapanmu."

Vincenzo mulai memakan sarapannya dengan tenang seperti biasa tanpa mengacuhkan Joanne. Tapi Joanne sudah terbiasa dengan sikap Vincenzo, jadi baginya itu sama sekali bukan apa-apa.

•✠•❀•✠•

"June, makanan buatanku enak kan? Mereka pasti suka kan?"

June terkekeh karena diserang banyak pertanyaan oleh Ivy setelah satu suapan yang diberikan secara paksa oleh Ivy, "Pelan-pelan nona."

"Ayo cepat katakan bagaimana rasanya?"

"Rasanya sangat enak, sudah lama aku tidak memakan masakan rumahan."

"Oke aku puas, oh ya apa aku boleh meminta sesuatu padamu?"

"Silahkan nona."

"Beritahu Savero kalau aku pasti akan kembali." ucap Ivy tersenyum manis kearah June yang memasang ekspresi terkejut.

"Ekhem, tapi nona aku-"

"Aku tau kau punya hubungan dengan Jacob, cepat beritahu ya aku tidak mau Savero kenapa-napa."

"B-baiklah nona."

Ivy tersenyum senang, tidak sia-sia dirinya belajar hal seperti ini hanya dengan mengamati Savero sehari-hari. Ivy yang sekarang tidak sepolos yang dulu, mungkin lebih tepatnya tidak sebodoh itu.

Terlalu sering bersama Savero dan Vincenzo membuatnya belajar banyak, baik ekspresi dan perilaku keduanya benar-benar sangat berguna untuk Ivy memahami situasi dalam waktu dekat. Tapi Ivy sebenarnya sempat terkejut perihal teman masa kecilnya yang ternyata ada di lingkungan yang sama dengannya.

"Joanne dan Vincenzo itu pasangan yang sangat serasi."

"Maksud nona?"

"Yang satunya pasif dan yang satunya bodoh, sangat lucu melihat mereka tadi hahaha."

"Nona, ada yang perlu di konfirmasi." ucap June memberikan hpnya yang sedang tersambung dengan panggilan dari seseorang.

Ivy langsung menerimanya dengan senang hati lalu memulai percakapan yang kelewat santai dengan seseorang diujung sana yang sedang menahan nafasnya karena terkejut.

"Sudahlah Jacob jangan berlebihan begitu."

"K-kau bagaimana."

"Aku pernah tidak sengaja mendengarmu, maaf ya."

"I-ivy a-"

"Aku tidak akan cerita pada siapapun meskipun itu Savero."

"Ivy, anggap kau tidak tau apa-apa."

"Why?"

"Karena kau masuk dalam sesuatu yang seharusnya tidak kau ketahui."

"B-baiklah, tolong sampaikan pada Savero kalau aku akan kembali secepatnya."

"Sure."

"Aku harap kau melupakan segalanya Ivy atau orang itu akan segera tau." batin Jacob.

Telepon dimatikan sepihak membuat Ivy diam mematung, dirinya punya firasat yang tidak bagus tentang apa yang akan terjadi kedepannya. Sepertinya akan terjadi sesuatu yang besar yang melibatkan dirinya.

Ivy benar-benar jadi pendiam setelah itu karena memikirkan banyak hal buruk yang kemungkinan akan terjadi.

Love Accident - YOONIU [BTS x IU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang