BAB 06

696 78 0
                                    

Happy Reading!

Enjoy the part.


Sudah dua hari mereka berlibur, dan sudah dua hari juga kedekatan Aqeela dan Rasyya semakin terlihat.

Sahabat-sahabat mereka yang melihat itu turut bahagia dengan apa yang mereka lihat. Seperti saat ini saat yang lain sedang duduk santai untuk menikmati sunset. Dua orang itu malah asyik bermain kejar-kejaran.

"Ahahaha, wleee ngak kenaaa!" seru Aqeela yang terus berlari menghindari cowok yang berbaju pantai itu.

"Awas yah," ujar Rasyya terus mengerjar Aqeela yang semakin jauh di depannya.

Hingga...

Bruk!

"Aww."

"AZA!"

Rasyya berlari tergesa-gesa menuju Aqeela yang sedang duduk bersimpuh di atas pasir.

"Kamu ngak apa-apa?" tanya Rasyya dengan nada khawatir.

"Sakit Syya... aww," cicit Aqeela memandang ke arah Rasyya.

"Yaudah aku gendong yah?"

Aqeela mengangguk mengiyakan. Setelah itu Rasyya langsung menggendong Aqeela di punggungnya. Belum sampai di Vila cowok itu mendegar tawa Aqeela.

"BUHAHAHAHAHA RASYYA KENA DEH!!!"

Rasyya langsung menurunkan Aqeela,
memandang Aqeela yang masih terus tertawa. Ternyata ia di bohongi dan ia benci itu.

Aqeela berhenti tertawa, ia terdiam melihat reaksi Rasyya yang hanya diam saja.

"Syya?" panggilnya pada Rasyya yang masih diam di depannya.

"Lo ngak apa-apa?" tanyanya lagi.

"Puas? Haha bisa-bisanya lo bercanda sama hal kayak gini!"

Aqeela mematung itu, semua diluar ekspetasinya.

Ia tidak tahu bahwa Rasyya akan semarah ini bahkan Rasyya mengubah panggilan kamu menjadi lo.

"Kepedulian orang jangan lo jadiin candaan. Ngak lucu."

Rasyya pergi meninggalkan dirinya yang masih berdiri mematung. Tidak ada yang melihat perkelahian mereka karena jauh dari jangkuan sahabat-sahabat mereka.

"Aqeela!" merasa namanya di panggil, ia menoleh ke arah sumber suara.

"Kenapa Sa?" tanyanya berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya.

"Ngak, tadi aku liat Rasyya jalan sendirian aku kira sama kamu." Jelas Aksa yang bingun melihat Rasyya berjalan sendiri padahal tadi ia melihat Rasyya bersama Aqeela.

"Oh ngak, Rasyya mau ke Vila katanya ngeliatin Alin."

Aksa mengangguk mengerti. "Kamu mau ke Vila juga?"

"Iya."

"Disini aja dulu, tuh liat mataharinya udah mau turun."

Aqeela memandang matahari yang akan kembali ke ufuk barat. "Boleh."

"Yaudah sini ikut aku, ada tempat bagus buat ngeliat matahari terbenam."

"Ohya? Yuk." ucap Aqeela antusias hingga tak sadar jika ia menggandeng tangan Aksa.

"Eh sorry."

"Ngak apa-apa, yuk tempatnya di sana."

Keduanya kini duduk di pos dengan view menghadap langsung ke pantai, Aksa benar tempat ini bagus untuk melihat matahari yang akan kembali ke ufuk barat.

Seperti saat ini Aqeela tak berhenti tersenyum meskipun pikiranya di penuhi dengan Rasyya yang marah padanya.

"Indah banget," gumamnya.

"Kayak kamu."

Aqeela menoleh kaget, "apa Sa?" tanyanya bingun.

"Oh ngak, mau aku foto ngak?" tawar Aksa.

"Boleh, tapi gue ngak bawah kamera sama hp," Aqeela cemberut, ia lupa membawa kedua benda berharga itu.

"Pake hp aku aja, yah meski ngak sebagus hp kamu sih."

Aqeela terkekeh, "ngak apa-apa hp kita masih satu pabrik kok hehehe. Yaudah fotoin gue yah." ucapnya semangat.

Aqeela berpose dengan berbagai gaya yang membuat Aksa terkekeh geli.

"Selsai! calon-calon model nih."

"Aamiin, itu emang cita-cita gue."

"Ohya? Semoga segera tercapai ya."

"Aamiin thanks yah."

Keduanya tertawa dan larut dalam hening. Matahari sudah kembali sepenuhnya membawa sinarnya untuk beristirahat.

"Nanti kirim yah mau gue upload, hasil foto lo jos!" ujar Aqeela mengangkat dua jempolnya.

"Tapi aku ngak punya nomor kamu," jawab Aksa polos.

"Eh hahaha iya yah sini hp lo."

Setelah bertukar nomor hp keduanya pulang berjalan di bawah langit yang menggelap dengan irama ombak yang bergelung.

Tidak ada yang berbicara hingga Aqeela sampai di Vilanya di antar Aksa.

"Thanks ya Sa, lo udah bikin liburan gue bermakna. Tapi sayang gue harus pulang besok." raut wajah sedih Aqeela membuat Aksa tersenyum.

"Kan aku udah punya nomor kamu, nanti aku telpon." Penuturan Aksa membuat Aqeela tertawa.

"Iya yah, sekali lagi makasih yah. Salam sama bokap nyokap lo ya."

Aksa mengangguk, "iya nanti di salamin. Yaudah kamu masuk gih istirahat, besok kan mau pulang."

Aqeela mengangguk, "yaudah Sa, sampai jumpa di lain waktu yah."

Keduanya berpisah, dan hal tersebut tidak jauh dari orang yang memperhatikan intreaksi keduanya.

***

Setelah mermpersiapkan barang masing-masing. Mereka berkumpul di depan Vila menunggu Rey dan Gema yang sedang mengambil mobil.

"Syya? Gue sama lo yah."

Aksa menoleh pada Alin, ia bisa melihat reaksi semua orang berdiri di depannya.

"Yaudah," ucap Rasyya tak bisa menolak.

Aqeela sedari tadi hanya sibuk bermain hp, tak memperdulikan situsi yang terjadi di sekitarnya.

Ting ting ting

Suara klakson mobil yang di kendarai Gema membuat semuanya mengumpat karena aksi usilnya.

"Yok naik yok," serunya di depan kemudi degan kepala menyembul keluar di jendela.

Semuanya berjalan menuju mobil yang akan di bawah Rey dan Gema. Belum sempat mereka masuk, suara teriakan yang memanggil Aqeela membuat mereka menoleh.

"Qeel huh... huh... ini..."

"Eh astaga Sa, tarik nafas dulu." Aqeela menenangkan Aksa yang masih ngosan-ngosan.

"Hehehe maaf, ini makan siang buat   kalian nanti di jalan, dari ibu aku."

"Astaga Sa ngerepotin banget makasih yah sampein ke nyokap lo."

Aksa mengangguk lalu membawa makanan itu ke dalam bagasi mobil Gema dan Rey.

"Thanks yah Sa senang ketemu sama lo," Seru Rey turun dari mobil dan berjalan menuju Aksa untuk bersalaman tanda perpisahan yang dikikuti semuanya.

"Sama-sama kalian hati yah," semuanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Gue jalan dulu yah Sa, thank you."

Aksa mengangguk dan menjabat tangan Aqeela untuk yang terakhir kalinya.

Aksa memandang kedua mobil tersebut yang sudah melaju membelah jalanan di pagi hari.


BERSAMAMU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang