BAB 21

517 70 1
                                    


Tiga hari kemudian....

Ujiar akhir sekolah sudah selesai, mereka kini hanya tinggal menunggu hasil.

Setelah hari di mana Alin datang ke sekolah dan menampar Aqeela, malam hari itu juga Orang tua Alin datang ke rumah Aqeela di antar Rasyya untuk meminta maaf. Dan masalah sudah selesai, tetapi Alin masih sering meneror Aqeela namun ia abaikan.

Kini mereka sudah berkumpul di kafe Story. Mereka membicarakan tentang acara yang akan di adakan nanti malam di rumah Rasyya tentunya.

"Yaudah nanti gue sama Michi, saski belanja dulu bahan-bahanya" Michi dan Saski mengacukan jempol tanda setuju.

"Bunda emang ngak ada di rumah Syya?"  tanya Aqeela.

"Lagi nemenin Papah ke luar kota." jawab Rasyya yang masih asyik dengan kentang gorengnya.

"Yaudah sekalian nginap aja?" usul Gema yang mendengar pembicaraan Rasyya dan Aqeela.

"Terus yang cewek?" tanya Rey.

"NGAK BISA!" jawab mereka serempak yang langsung membuat para cowok diam.

"Kita ngak bisa nginep karena udah jadwal sendiri, ya kan guys?" tanya Saski diangguki ke duanya.

"Yaudah, kita nganter kalian belanja atau gimana nih?" tanya Rey pada ketinganya.

"Ngak usah Rey, kita sekalian mau belanja kok," jawab Michi sang pacar.

Rey mengangguk, "yaudah gih. Jangan malam banget yah pulangnnya."

"Iya ReyB, aku jalan dulu yah. Bye semua."

Michi berdiri diikuti Saskia dan Aqeela. Mereka berjalan keluar kafe menuju mobil Aqeela.

***

Ketiganya kini sampai di salah satu swalayan yang di surabaya, mereka lebih dulu mencari kebutuhan mereka lalu mencari bahan-bahan untuk masak-masak nanti.

"Eh Maaf--- loh Ratu?" Michi dan Saskia berjalan menuju Aqeela setelah mendengar nama yang tidak asing di sebutkan Aqeela.

Ratu semula berusaha menghindar harus bernafas panjang, mau tidak mau ia harus bertemu kembali ketiga cewek yang pernah menjadi sahabatnya.

"H--hai," sapa Ratu kikuk.

"Santai aja Tu, lo sama siapa ke sini?" tanya Aqeela mencari teman Ratu.

"Sama---j."

"Ratu!"

Keempatnya menoleh ke arah sumber suara, di sana ada Jeje yang berdiri kaku namun tetap berjalan menuju Ratu.

"Hay Je," sapa Aqeela.

"Halo Qeel," jawab Jeje yang berusaha santai.

"Kalian berdua dari mana?" kali ini Saskia yang bertanya.

"Belanja bahan makanan," jawab Ratu yang sudah kembali rileks.

"Eh kita ngobrol-ngobrol dulu yuk?" ajak Aqeela yang langsung di pelototi Saski.

"Qeeellll," kode Michi.

Ratu dan Jeje yang mengerti gerak-gerik Michi dan Saskia berusaha tersenyum. "Eh ngak usah Qeel, kita udah mau balik soalnya, yakan Tu?"

Ratu mengangguk mengikuti permainan Jeje.

"Yaudah kita balik dulu yah, bye!"

Ratu dan Jeje meninggalkan mereka bertiga dengan buru-buru. Membuat ketiganya memandang heran dan kembali pada aktivitas masing-masing.

Setelah menyimpan belanjaan di bagasi mobil, ketinganya langsung mengambil posisi masing-masing. Aqeela yang bertugas menyetir langsung melajukan mobilnya.

"Eh, pokok nya nanti di sana jangan ada yang ngomong kalo kita ketemu Ratu sama Jeje."

Intruksi Aqeela di angguki Saski dan Michi.

***

Acara bakar-bakaran sudah di mulai dua puluh menit yang lalu. Mereka membagi tugas.

Aqeela dan Rasyya yang mendekor.

Gema yang mempersiapkan peralatan untuk memanggang nanti.

Ica dan Rey memotong-motong daging.

Dan, Michi dan Saski berada di bagian dapur.

"REY INI APINYA UDAH UHUK! NYALA! UHUK!" teriak Gema dengan batuk karena asap dari pemanggangan.

Rey dan Ica yang mendengar itu tertawa nyaring, lantas berdiri membawa segala macam seafood di susul Saski yang membawa bumbunya.

"Qeela tolong ambilin piring sisa di meja makan yah," ucap Michi yang sudah berlalu lebih dulu. Aqeela yang sedang istirahat mengangkat jempolnya setuju. Belum sempat ia berdiri tangannya lebih dulu di tahan oleh Rasyya.

"Aku aja," titahnya.

"Aku aja Syya," Aqeela tak mau kalah.

"Kalian berdua aja sana," keduanya menoleh, di belakangnya ada Michi yang memandang mereka malas.

"Hehe Michi, gue ambil piring dulu Bye!"

Mereka semua menikmati acara malam ini, setelah makan mereka memisahkan diri masing-masing untuk bercengkrama berdua, Gema? Ia sudah tertidur pulas.

"Lulus nanti kamu mau lanjut kemana?" tanya Aqeela yang sudah berbaring di samping Rasyya.

"Belum tau, kalo kamu?" tanya Rasyya balik.

Aqeela menoleh ke atas langit. "Almarhum Papa pengen aku jadi model, tapi aku ngak tega harus ninggalin Mamah sendiri."

Rasyya menoleh ke Aqeela. "Kenapa gitu?"

"Kata tante Anita, saudara Mamah yang di luar negeri, kalo mau lanjut harus sekolah 3 tahun dulu belum praktek dan lainnya."

Rasyya dapat melihat raut wajah berharap dan kecewa bersamaan pada Aqeela. Ia tahu pacarnya itu sangat ingin menjadi model.

"Emang di Indonesia ngak ada?"

"Ada sih, udah ah. Kita senang-senang aja. Aku mau kita nikmati waktu kita berdua."

Aqeela tersenyum ke arah Rasyya yang di balas kecupan di dahi Aqeela. Aqeela memejamkan mata menikmati rasa yang hinggap di dadanya.

"Jangan pergi lagi yah."

Rasyya hanya mengangguk, meraih Aqeela ke dalam dekapannya.

"I love you Za."

"I love you too Syya."

....

BERSAMAMU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang