BAB 01

2.4K 109 0
                                    

HAYYY

Bantu saya temukan typo :)

"Za, dia cuma sahabat aku loh. Kamu tau itu kan?"

"Iya tau, tapi kamu juga ngak lupakan kalo dia suka sama kamu?"

Rasyya terdiam hingga tak sadar jika orang yang berada di depannya sudah pergi meninggalkanya.

Di parkiran Aqeela hanya diam. Tak habis fikir dengan tingkah sang pacar. Yah mereka sudah berpacaran sejak dua SMA dan kini mereka akan lulus sebentar lagi.

"Hay Qeel? Kok sendirian?" Itu Michi sahabatnya.

"Oh lo berantem lagi sama Rassya?" tebaknya seakan tahu penyebab Aqeela cemberut.

Aqeela hanya menghela napas, melihat itu membuat Michi mengangguk paham.

"Udah lah, lo taukan Rasyya itu gimana?"

Aqeela mengangguk mengerti, "ya tapi harusnya dia paham dong kalo gue juga pacaranya?"

Michi mengangguk mengerti. Tetapi ia tidak bisa ikut campur, tugasnya hanya menenangkan dan mengembalikan mood sahabatnya.

"Yaudah, kita ke rumahnya Saski aja yuk, disana juga ada Ratu." Ajak Michi.

"Yaudah deh, yuk."

Keduanya berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobil Michi.

***

Saskia dan Ratu sedang asyik di dapur mereka sedang memasak untuk merayakan selesainya ulangan semester mereka.

"Ki?"

"Ya?"

"Lo tau Jeje kan?"

"Jeje sia--- oh Jefan, kenapa?" Saskia yang lebih sering di panggil Saski itu menoleh  memandang Ratu curiga.

"Apa sih, lo kenapa ngeliatin gitu sih?" Ratu kelabakan dipandang intens oleh sahabatnya.

"Hayolohhh kenapa sama Jeje huh?" tanya Saskia menyenggol bahu Ratu.

"Saskiii, jangan senggol-senggol dong minyaknya nanti tumpah."

"Eh iya maaf-maaf."

***

BOY'S

Rasyya : ngumpul yuk.

Rey : yuk lah

Jeje : lagi bokek nih

Ica : boong tuh

Jeje : serius elah, @gembul tr yah

Gembul : siapa lo?

Jeje : gitu deh :(

Rasyya hanya menggeleng melihat chat di grupnya.

Saat ini ia sedang berada di rumah, menikmati waktu sorenya dengan menonton tv.

"Za. Di mana sih?" Rasyya bergumam, sejak tadi pacarnya itu tidak mengangkat telponya. Tidak biasanya Aqeela marah terlalu lama seperti saat ini.

Hingga...

"WELCOME HOME GUYS." Rasyya terperanjat melihat sahabat-sahabatnya sudah berada di rumahnya.

"Kalian ngapain?" tanyanya heran.

"Lo lupa siapa yang ngajak ngumpul?" jawab Jeje sewot.

"Yah tapi, maksud gue tuh---- arrrgghhhh dah lah."

Keempatnya kompak terdiam, heran melihat tingkah Rasyya yang uring-uringan.

"Sya? are you okay?" tanya Rey.

"Ngak apa-apa, gue ke kamar dulu. Kalian taukan tempat makanan di mana?"

Mereka yang ada di ruang tamu mengangguk mantap membuat Rasyya semakin heran sekaligus lelah.

"Napa dah tuh?" tanya Jeje pada Gema yang sudah duduk selonjoran di karpet ruang tamu.

"Meneketehe," jawab Gema acuh.

Sedangkan Rey dan Ica yang merasa ada yang tidak beres menyusul Rassya ke kamarnya.

"Sya? boleh masuk ngak?"

Rey dan Ica masih memiliki sopan santun meskipun mereka sudah lama bersahabat namun tidak sopan rasanya masuk ke kamar orang tanpa izin.

"Masuk aja," mendapat izin dari Rasyya, Rey membuka pintu di ikuti Ica di belakangnya.

"Lo kenapa? Berantem lagi?" tanya Ica to the point. Dan melihat diamnya Rasyya membuat ia mengerti.

"Gini deh Sya, harusnya lo yang paham sih disini. Gue ngak ngebela Az---eh Aqeela tapi siapa sih yang ngak cemburu kalo lo lebih dekat sama sahabat di banding pacar lo?" Ica mengangguk menyetujui argumen Rey.

"Yah mesti gue tahu, kalian sahabatan udah lama. Pacar sama sahabat itu beda loh tempatnya," Lanjut Rey.

"Gue setuju, Aqeela juga ngak pernah ngelarang lo dekat sama Alin kan? Tapi mungkin akhir-akhir ini dia lebih sensitif."

Rasyya terdiam, dia mengakui semua itu. Akhir-akhir ini dia lebih banyak bersama Alin dari pada Aqeela pacarnya.

"Sekarang tanggal 03?"

"BERARTI TEPAT DUA TAHUN GUE SAMA AZA," teriakan Rasyya berhasil membuat Jeje dan Gema berlari menuju kamarnya.

"Kenapa nih?" tanya keduanya kompak namun tak ada satupun yang menjawabnya.

"Astaga, bodoh banget gue," guman Rasyya

"Emang bodoh," jawab Ica santai.

Jeje dan Gema sudah turun menuju ruang tamu. Sedangkan Rey dan Ica masih dikamar Rasyya

"Kalian bantuin gue yah?" tanya Rassya pada keduanya.

Rey menoleh pada Ica yang langsung mengangguk.

***

"Gak gitu Aqeela sayang, lo taukan konsekuensinya pacaran sama Rasyya?" seru Ratu gemas pada kelakuan sahabat yang tiap curhat hanya tentang kesedihan.

Aqeela mengangguk mengiyakan. "Nah, kalian udah dua tahun loh masa putus gitu aja?" Michi dan Saskia ikut setuju dengan penuturan Ratu.

"Ya tapi----"

Kringgg

"Eh sorry gue angkat telpon dulu."

Michi berjalan menjauh dari ketiga sahabatnya.

"Ya, Rey?... oh iya sama gue.... biasa lah.... oh... ohya?.... oke-oke See you Rey."

"Rey yah?" tanya Saskia yang diangguki Michi. Ia bertanya seperti itu karena Ica pacarnya satu geng bersama Rey pacar Michi.

Ketiganya kemudian larut dalam pembahasan yang tidak ada habisnya.

BERSAMAMU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang