28

479 56 2
                                    

Bacanya : kafe mengo (mango)

Aqeela sedang menikmati sarapan paginya sendirian, Mamahnya sudah berangakat pagi-pagi buta karena akan meeting dadakan.

Semenjak papahnya meninggal empat tahun lalu, Mamahnya di sibukkan dengan bisnis barunya, sedangkan masalah perusahan dan butiknya ia percayakan pada saudara-saudaranya.

Namun dengan begitu, Aqeela bersyukur mamahnya lebih banyak kesibukan yang dapat mengalihkan pikirannya.

Mulutnya berhenti mengunyah saat suara hpnya terdengar, Aqeela mencabut tisu dan membersihkan tangannya. Aqeela mengernyitkan keningnya mendapat pesan dari orang yang tidak di kenal.

08xxx : boleh ketemu?

08xxx : ini rasyya

Deg

Aqeela mematung membaca pesan itu, Aqeela belum berniat membalas pesan itu. Masing menimbang-nimbang apa yang harus ia katakan.

Apakah dirinya sudah siap untuk bertemu? Apakah terlihat egois jika ia mengabaikan dan tetap melangkah seakan semua baik-baik saja. Namun mengingat kembali perkataan sahabatnya semalam membuat Aqeela kembali berpikir.

Hpnya kembali berbunyi, dan masih orang yang sama.

08xxx : ngak bisa yah?

Aqeela menenangkan pikirannya lebih dulu, lalu mengetik sesuatu di hpnya.

Aqeela : di mana?

Selang satu menit pesan baru masuk kembali.

08xxx : di kafe mango?

Aqeela berpikir sejenak, jadwalnya hari ini hanya bertemu dengan Asgar untuk bimbingan jam satu siang nanti.

Aqeela : ok, gue cuma bisa sore

***

Rasyya menghela napas lega, akhirnya ia memberanikan diri untuk mengajak Aqeela bertemu sore nanti.

Sebetulnya Rasyya masih memiliki banyak waktu menetap di Indonesia, namun ia tidak mau menyia-nyiakan waktunya hanya dengan penyesalan. Dirinya harus bisa bergerak agar kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka cepat selsai.

Dan rencana untuk meminta Alin mempercepat peetunangan mereka di sambut bahagia oleh kedua orang tuanya, tentunya rasa bersalah itu ada. Namun Rasyya bukan orang yang sempurna, pikirnya orang seperti Alin harus di beri pelajaran.

Rencana selanjutnya adalah, bertemu Mamah Aqeela. Ia sudah lebih dulu menghubungi Amira dan ia di minta untuk langsung saja datang ke toko cookisnya, Rasyya tahu toko itu khusus untuk ibu-ibi sosialita.

....

***

Siang ini Aqeela sudah berada di kafe Mango bersama Asgar. Mereka sudah memulai bimbingan sejak satu jam lalu, kini keduanya sedang asyik menikmati pesanan masing-masing.

"Habis ini lo mau kemana?" Asgar membuka pembicaraan setelah lima menit yang lalu.

"Mau ketemu orang sih kak, emang kenapa?"

"Oh kirain, gue mau ngajak lo ke pameran buku."

"Pameran buku ya..."

Aqeela berpikir sejenak, sudah lama juga ia tidak ke pameran buku. Namun ada satu hal yang harus segera ia selsaikan. Dan dengan berat hati ia menolak ajakan seniornya itu.

"Yaudah, gue duluan. Bye!"

Aqeela mengangguk tak lupa mengucapkan terima kasih untuk pertemuan kali ini.

BERSAMAMU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang