Morningg....
Jangan lupa streaming lagu cimit hari ini!
Part ini temani sama lagunya cimit 💕
Happy Reading!
Akhirnya setelah satu minggu di sibukkan dengan tugas, Aqeela bisa ikut ngumpul. Sudah ia duga sebelumnya mereka akan meledek dirinya.
"Orang sibuk mah bebas Sas," ujar Michi memandang ke arah Saskia.
"Gue pulang nih," ancam Aqeela, membuat Michi dan Saskia langsung panik sendiri.
Aqeela yang melihat itu tertawa, "becandaaa padahal."
"Rey!"
Deg.
Aqeela terdiam di tempatnya, ia menoleh perlahan ke arah belakang di mana ada Rey. Yang ternyata bukan hanya Rey, di sana ada Ica, Rasyya, dan Gema.
"Kok?" tanya Aqeela bingun.
"Sorry Qeel, gue ngak tau Rasyya bakal ikut," ujad Michi merasa bersalah.
Semuanya menoleh ke arah Rey yang sudah berdiri didepan mereka dan langsung mengambil tempat yang kososng.
Aqeela terdiam kaku, apakah sudah saatnya ia bertemu dengan orang yang pernah datang di masa lalunya? Kendati begitu ia tetap tersenyum menanggapi sapaan mereka.
"Eh kalian udah pesan?" tanya Rey setelah duduk anteng di samping Michi.
Formasi duduk mereka berbentuk lingkaran, Ica dan Saski, Michi dan Rey, serta Aqeela yang berada di tengah Gema dan Rasyya.
Semua terdiam, merasa tidak enak dengan Aqeela karena ada Rasyya, Rey yang di minta oleh Rasyya untuk ikut mau tidak mau mengiyakan.
"Eh Gem, pesan dulu sana," Gema mengangguk dan langsung berdiri menuju meja khusus memesan makanan.
Setelah memakan pesanan masing-masing, mereka lanjut bercerita apa saja. Melupakan dua manusia yang sedang di landa kecanggungan.
"Gue ke toilet dulu," Aqeela langsung berdiri dan berjalan menjauh. Tetapi ia masih bisa mendengar Rasyya yang juga izin ke toilet.
Belum sampai di belokan toilet, tanganya langsung di tahan oleh Rasyya.
"Za, aku mau ngomong."
Aqeela langsung melepaskan cekalan Rasyya dengan kasar.
"Ngak ada yang perlu di bicarakan."
Rasyya menghela napas berat, ia tahu akan sangat sulit menerima maaf dari gadis kecilnya yang kini sudah menjadi perempuan cantik dan tangguh.
Sedangkan Aqeela, di dalam toilet berusaha untuk menenangkan detak jantungnya. Cewek itu memutar kran air untuk membasuh wajahnya lanjut mengeringkannya dengan tissu.
Sejujurnya, Alasan Aqeela izin ke toilet itu hanya alibi saja. Dirinya hanya ingin menghindar dari Rasyya, kemudia cewek itu berpikir ia tidak mau pertahanan yang selama ini dirinya bangun setengah mati runtuh seketika hanya karena melihat seseorang yang masih memiliki tempat khusus di hatinya.
Setelah merasa baik, Aqeela keluar dari toilet namun urung melanjutkan langkah kakinya. Cewek itu melihat Rasyya yang masih setia menunggunya di sana, namun Aqeela dengan cepat menggelengkan kepala. Dirinya tidak boleh menyerah begitu saja.
Kemudian ia kembali berjalan berusaha menghiraukan keberadaan Rasyya. Setelah sampai di meja di mana teman-temannya masih asyik bercerita. Aqeela langsung menyambar tasnya.
"Gue pamit dulu yah, ada tugas yang belum gue kerjain, Bye!"
Semua yang ada di meja terdiam meliat tingkah Aqeela yang tiba-tiba. Mau tidak mau mereka hanya mengangguk saja.
"Hubungin gue kalo udah sampe," Aqeela mengajukan jempol mebalas ucapan Michi. Lalu lanjut berjalan ke luar kafe. Ia sempat menoleh ke arah Rasyya yang sedang tertunduk.
***
"Dari mana aja sih lo? Ketemu Aqeela yah?"
Rasyya hanya diam, ia tidak kaget melihat Alin yang berada di unitnya.
Sedangkan Alin sudah sedari tadi menahan emosinya yang siap meledak kapan saja.
"Gue ngak mau yah, cinta lama lo itu tumbuh kembali. Gue udah nelpon bokap agar acara pertunangan kita di percepat," Alin mengatakan itu tanpa beban.
"Lo apa-apaan sih? Bukan karena dulu lo sahabat gue lo bisa atur hidup gue," Rasyya akhrinya membalas ucapan Alin, semakin ia diam cewek yang ada di depannya ini semakin ngelunjak.
"Tapi gue punya hak, lo pacar gue," ujar Alin tidak mau kalah.
"Lo aja, gue ngak ngerasa tuh!" balas Rasyya langsung melenggang pergi meninggalkan Alin yang terdiam kaku.
Setelah menetralkan emosi dengan mandi, suasana hati Rasyya kembali membaik. Setelah menyelsaikan ritual memakai baju, Rasyya langsung menyambar hpnya.
Berbaring di atas tempat tidurnya, Rasyya berselancar ke sosmednya. Lihat ia masih menyimpan foto Aqeela. Namun berbanding terbalik dengan nomornya dan seluruh akun somsednya yang di blokir Aqeela tiga tahun lalu.
***
Aqeela termenung di kamarnya, ia tidak tau apa yang telah terjadi pada dirinya sendiri.
"Gue kenapa sihhh?" cewek berambut blonde itu meracau sendiri.
Ting!
Aqeela meraih hp nya yang terletak di sampingnya.
08xxx : Aqeela kan yah?
Aqeela mengerutkan keningnya, siapa nomor asing yang menghubunginya? Karena tak mau di landa rasa penasaran Aqeela berniat membalasnya.
Aqeela : Siapa?
08xxx : gue Albar
Aqeela : Albar?
08xxx : senior, kita satu jurusan.
08xxx : sorry kalo gue lancang, gue dapat nomor lo dari Mita.
08xxx : katanya lo butuh pembimbing?
Kali ini Aqeela mengangguk mengerti, untung saja ia tidak bersikap judes saat membalas pesan seniornya.
Aqeela : iya kak
Aqeela : duh maaf yah, aku ngak tau
08xxx : haha santai aja
08xxx : jadi kapan lo mau mulai?
Aqeela : aku ikut gimana baiknya deh kak
08xxx : besok bisa?
Aqeela diam berpikir lalu membalas kembali.
Aqeela : bisa kak
08xxx : yaudah kita ketemu di kafe work
08xxx : taukan?
Aqeela : tau kak
08xxx : oke, see you Aqeela
Aqeela : iya kak
....
Aku harap kalian bisa ngebayangin mereka dalam versi yang lebih dewasa hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSAMAMU [REVISI]
أدب المراهقينPict : Rio Motret Edit : By Canva Kembali untuk bersama...