BAB 11

589 69 0
                                    

di cerita ini aku fokus sama tiga tokoh aja, Rasyya, Aqeela, dan Alin. Jadi jangan bingun yah kalo sahabat-sahabat mereka kurang terlibat.

Enjoy the part!!!

Bacanya di temani dengan lagu barunya cimit.


Aqeela dan mamahnya sedang berada di Toserba, mereka sedang belanja bulanan. Aqeela bertugas untuk mendorong trolinya sesekali memasukkan snack yang tidak di ketahui sang Mamah.

"Queeennn..." panggilan panjang itu membuat Aqeela menoleh dan menyengir pada sang Mamah.

"Hehe cuma satu aja kok mah," serunya berusaha membela diri.

"Satu dari lima kali yang lalu?" tanya Mamahnya dengan senyum jahilnya. Aqeela yang mendengar itu hanya terkekeh lalu mengangkat tangan dua jari tanda peace.

"Yaudah, ngak apa-apa. Ayo!"

Aqeela mengangguk dan langsung menyusul sang Mamah menuju rak buah-buahan.

Setelah berbelanja, Amira dan Aqeela kini berada di restoran untuk makan siang. Waktu mereka habis dua jam untuk berbelanja bulanan.

"Capek banget Mam," keluh Aqeela tertunduk lesu, Amira yang melihat itu hanya tersenyum lanjut mengelus rambut Aqeela yang bertumpu di meja.

"Pesananya Nasi Goreng spesial dua, minumnya es teh. Silahkan."

Aqeela langsung duduk tegak mendengar pelayan datang mengantar pesanan mereka.

"Pelan-pelan sayang, baca doa dulu."

"Iya Ma---UHUK!"

Ambar refleks memberi Aqeela minum, ia bisa melihat wajah anaknya yang berubah warna seperti kepiting rebus.

"Kenapa sayang? Hati-hati makanya."

Aqeela hanya mengangguk sebagai respon, ia masih memandang keluar jendela besar restoran. Di sana ada Rasyya dan Alin yang bercengkrama akrab.

"Mam, Aqeela ke toilet dulu!" serunya langsung belari meninggalkan Mamahnya yang hanya mengangguk saja.

***

"Hahaha, lo bisa aja," Alin tertawa terbahak mendengar cerita Rasyya, hari ini mereka akan makan siang bersama untuk merayakan kembalinya Alin ke sekolah.

"Lo udah hubungi bokap nyokap kita?" tanya Rasyya yang sudah duduk manis di bangku restoran.

"Udah Syya, mereka udah di parkiran katanya."

Rasyya mengangguk menanggapinya. Ia lalu mengambil hpnya di saku jaket. Hal tersebut tak luput dari pandangan Alin.

"Kita pesan duluan aja kali yah?" ucap Rasyya tiba-tiba yang membuat Alin mengerjap kaget.

"Eh iya, udah laper juga sih."

Rasyya mengangguk setelah itu ia memangnggil pelayan untuk memesan makanan.

Setelah memesan makanan Rasyya kembali berkutat pada hpnya. Ia ingin menelpon Aqeela karena sedari tadi cewek itu tidak mengangkat telponnya juga pesannya yang tak kunjung di balas.

"Kenapa Syya, kok mukanya ngak enak gitu?" tanya Alin bingun sekaligus penasaran.

"Oh ini, Aqeela kok ngak ada kabar seharian ini." balas Rasyya yang membuat senyum Alin menjadi kecut. Bahkan di saat bersamanya Rasyya masih memikirkan mantannya itu.

"Lagi sibuk kali."

Rasyya hanya mengangguk mengiyakan, ia menaruh hpnya dan memandang sekeliling restauran hingga matanya terhenti pada satu objek.

"Eh Syya mau kemana?" tanya Alin melihat Rasyya yang tiba-tiba berjalan menjauh. Alin pun turut bangun dari duduknya dan mengikuti langkah Rasyya.

"Mamah?" Orang yang di panggil Mamah menoleh dan langsung tersenyum di sambut Rasyya dengan anggukan sopan.

"Loh? Udah lama Syya? Eh ini siapa?"

Rasyya menoleh, ia baru sadar jika Alin ikut.

"Alin tante sahabatnya Rasyya," ucap Alin menekan kata Sahabat.

"Halo, ohiya ayo duduk."

"Eh, aduh maaf tan. Kita udah pesan makanan nunggu orang tua juga sih hehe." ucap Alin mendahului Rasyya. Amira yang mendengar itu hanya mengangguk mengerti.

"Tante sama Aqeela?" tanya Rasyya to the point. Mengabaikan perkataan Alin.

"Iya, tuh orangnya," ketiganya menoleh, di sana ada Aqeela yang berjalan menuju tempat mereka berdiri.

"Eh hay Syya, Alin!" seru Aqeela dengan senyumannya.

"Kok pesan gue ngak di balas sih?" tanya Rasyya langsung, yang membuat Aqeela menoleh bingun pada sang Mamah.

"Eh Syya, mamah udah nge-chat mereka udah mau masuk,"

"Hp gue mati, sorry,"

Keemapatnya terdiam, hingga seruan nama Rasyya membuat mereka menoleh.

"Yaudah Tan, aku kesana dulu yah, Za hpnya jangan lupa di charger!"

Aqeela hanya mengangguk sedangkan Mamahnya terkekeh melihat tingkah keduanya.

***

"Qeel?" Aqeela menoleh pada Ratu yang memanggilnya. Saat ini mereka sedang berada di kafe untuk sekedar berkumpul.

"Kenapa Tu?"

"Lo dari tadi diam bae," Aqeela hanya menghela napas panjang. Entah apa yang terjadi pada dirinya sedari tadi ia hanya diam. Tak mengerti apa yang terjadi padanya.

Setelah pulang dari mengantar sang mamah ia langsung melajukan mobilnya menuju kafe untuk bertemu dengan ketiga sahabatnya.

"Saski mana?" tanyanya, sedari tadi ia tidak melihat anak itu.

"Ngelamun mulu sih, Saski ke depan ada Ica katanya."

Aqeela hanya mengangguk mendengar pernyataan Michi.

Setelah puas berkumpul-kumpul kini semuanya sudah pulang, meninggalkan Aqeela sendiri di kafe. Ia beralasan ingin memesan makanan untuk Mamahnya.




BERSAMAMU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang