Bagian Delapan

9K 1K 60
                                    

Hai guys, I hope you will enjoy and be happy with my story. By the way, thanks a lot for your vote and comment on last part. Stay safe guys. Tetap patuhi prokes yaa.

Guys, ayo absen kalian nemu cerita ini dari mana? Ada yang direkomen teman? I do not think so. But, thank you so much guys. I love you







Happy Reading! 🌮🌮🌮🌮









Another World: Another Antagonist Figure
Bagian Delapan – Figuran Muak Dengan Cerita Para Tokoh Utama



Raka Alexander, berjalan santai di koridor sekolah setelah berhasil melompat pagar supaya bisa masuk ke Airlangga. Di belakangnya ada dua orang yang terus mengikuti langkah Raka, tidak tahu bagaimana caranya, dua orang itu selalu mengikuti Raka. Gilang dan Rizky. Dua cowok itu terus berceloteh entah tentang apa. Raka sendiri sampai heran, kenapa dia bisa berteman dengan Gilang dan Rizky yang mulutnya selalu mengoceh tidak jelas.

“Lang, menurut lo kita udah telat berapa kali?” Rizky membuka mulutnya lagi, tidak tahan bila terus-terusan diam.

“Ya menurut lo gimana? Tiap hari juga kita telat.” Ungkap Gilang terang-terangan. Cowok itu seakan menganggap bahwa terlambat datang ke sekolah bukan sesuatu yang buruk.

“Tidak ada kata terlambat untuk belajar.” Motto itulah yang dia tanamkan pada dirinya. Motto yang disalahartikan oleh Gilang, padahal harusnya motto itu bisa menjadi motivasi dalam menuntut ilmu.

“Ingat kata ibu gue, nggak ada yang namanya terlambat buat cari ilmu.” Ucap Gilang bijak sambil menepuk dadanya bangga.

Raka yang mendengar ucapan Gilang berdecih, kemudian mengumpat. “Bego,”

“Nah-nah, lo dengar kan kata Raka, bego. Lo salah arti tolol.” Seru Rizky mengejek.

Gilang mendengus kasar, memukul kepala belakang Rizky pelan. “Kita telat juga gara-gara si Raka, tolol.” Ucapnya pelan.

Raka tersenyum sengit mendengar ucapan Gilang yang benar adanya. Mereka memang terlambat karena dia malas untuk datang ke sekolah. Meskipun begitu, tidak ada yang berani menegurnya karena dia sudah berkali-kali mengharumkan nama sekolah di bidang olahraga. Raka memang tidak unggul di bidang akademik, tidak bisa dibilang buruk juga, tetapi di bidang non akademik, khususnya olahraga. Raka yang maju paling depan. Lagi pula, ini juga ada campur tangan ayahnya, ayah Raka Alexander adalah salah satu donatur penting di Airlangga. Sehingga tidak ada yang mengusik tindakan yang Raka ambil.

Saat melewati lorong menuju ruang kesehatan, siswa Airlangga berhamburan keluar dari sana. Termasuk juga Arsenio yang tengah menggedong Aera diikuti oleh Leo, Abiyan, dan Reyhan. Wajah mereka terlihat datar dan aura suram menguar dari Arsenio. Kemudian Raka melihat Rinai, cewek yang terkenal menggilai Arsenio keluar dari sana dan berjalan berlawanan arah dengan jalan yang diambil Arsenio. Terakhir, Raka melihat Karrel keluar dari ruang kesehatan bersama seorang perempuan di rangkulannya. Cewek itu menggunakan mantel hitam tebal yang seakan menenggelamkan badannya.

Gilang dan Rizky yang tidak bisa menahan rasa penasarannya, menghentikan langkah beberapa siswa dan menanyakan apa yang terjadi.

“Bentar-bentar.” Tahan Gilang pada salah satu siswi yang terpaku menatapnya.

Tidak dipungkiri bahwa SMA Airlangga bisa disebut gudangnya cowok tampan. Gilang dan Rizky memiliki wajah yang akan membuat orang menoleh dua kali.

“Ada apa di sana?” tanya Gilang to the poin.

Another World: Another Antagonist FigureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang