Bagian Empat Belas

7.8K 1.1K 103
                                    

Thanks a lot for your vote and comment on last part. Enjoy then!

Happy Reading! 🌮🌮🌮🌮












Another World: Another Antagonist Figure
Bagian Empat Belas - Figuran Terjebak Dalam Rencana Protagonis
















Sepertinya di SMA Airlangga ada seorang spy, karena informasi sekecil apapun akan langsung tersebar luas dalam waktu singkat. Ah, Syakira yakin ini hanya tentang para main character. Apabila tidak berhubungan dengan tokoh utama, informasi besarpun tidak akan berpengaruh. Menurut Syakira, penulis sangat berlebihan karena selalu mengagung-agungkan para tokoh utama. Membuat kehidupan main character menjadi lelucon, memberikan nasib yang buruk bagi tokoh antagonisnya. Setelah membaca beberapa novel, Syakira dapat menyimpulkan satu hal. Nasib akhir seorang antagonis tidak jauh dari hidup sengsara selamanya dan tidak memiliki kebahagiaan. Penulis memberikan semuanya kepada tokoh protagonist yang lemah. Padahal tokoh protagonis tidak melakukan apapun.

Di sisi lain, Aera melihat ke layar ponsel Gita yang menampilkan foto Arsenio dan Rinai yang tergeletak di atas lantai. Tidak ada yang tahu apa yang tengah Aera pikirkan karena raut muka cewek itu tetap terlihat polos. Gita melirik Aera kemudian menarik kembali ponselnya.

“Lo nggak perlu lihat ini,” ucap Gita yang terlambat. Aera sudah melihatnya.

Aera tersenyum tipis, matanya terlihat redup saat Gita menatapnya. Gita tidak tahu, terbuat dari apa hati Aera hingga dia masih bisa tersenyum saat melihat foto Arsenio dan Rinai yang bisa dibilang mesra.

“A…Aku mau ke kamar mandi.”

“Perlu gue temenin?” tawar Gita pada Aera.

“Enggak perlu,” tolak Aera kemudian berdiri dan meninggalkan Gita yang menatapnya prihatin.

Di perjalanan menuju kamar mandi, Aera meremas jemarinya yang basah. Aera mengeluarkan ponsel dari saku almamaternya, kemudian mendial nomor seseorang yang mengganggu pikirannya. Cewek itu menundukkan kepala sembari melihat ujung sepatunya.

Hm.” Sahut seseorang di seberang telepon.

“Hallo kak, bisa ketemu?”

Hm, gue tunggu di ruang musik.”

“Kak…”

Tut Tut Tut

Aera melihat layar ponselnya, orang itu memutus panggilannya. Membuat Aera diam-diam meremas ponsel di tangannya. Cewek itu bergegas ke gedung yang memiliki lima lantai, dimana lantai satu digunakan sebagai tempat pentas seni, lantai dua untuk menyimpan alat-alat musik dan latihan, lantai tiga yang bukan rahasia umum lagi. Lantai tiga adalah tempat berkumpulnya Arsenio dan teman-temannya. Cowok itu memang menyukai musik, dia juga sering memenangkan perlombaan di bidang ini, maka dia secara khusus memiliki ruangan di gedung musik.

Ketika sampai di gedung musik, Arsenio ternyata sudah menunggunya. Aera berlari kecil menghampiri Arsenio, tidak lupa dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

“Hai kak,” sapa Aera pada Arsenio yang berekspresi datar.

“Lo mau ngomong apa?” tanya Arsenio tanpa harus repot basa-basi.

“Kak Arsen suka sama kak Rinai?”

Mendengar pertanyaan tidak masuk akal Aera, Arsenio memberikan ekspresi malas sebelum menjawab.

“Bukan urusan lo.”

Aera menundukkan kepalanya, jawaban yang Arsenio berikan tidak sesuai dengan harapannya. Padahal dia berharap Arsenio akan menjelaskan apa yang terjadi antara dia dan kakak tirinya.

Another World: Another Antagonist FigureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang