7. Mimpi dari masa lalu

113 23 11
                                    

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. Mimpi dari masa lalu

“Nggak nyangka, ya, Julia kelihatan polos ternyata wanita malam.”

“Iya, wajahnya aja yang kelihatan lugu. Tapi isi, ya, busuk.”

“Gue tebak sih, dia udah nggak perawan pasti. Masa Om-om di club sana nggak nyentuh dia sama sekali.”

Si gadis yang menjadi bahan buah bibir oleh satu sekolahan hanya diam menunduk sambil menahan tangis.

Dalam hati terus bergumam. “Jangan nangis, Julia itu kuat. Jangan nangis.” Itu terus yang dia gumamkan.

Hingga dibelokan lorong sekolah tubuh Julia terjerembab jatuh ke lantai. Tatapannya naik ke arah si pelaku.

Ups, sorry gue nggak sengaja nabrak mantan,” ucap pemuda berdiri di depannya.

Julia tidak menanggapi dia hanya berdiri dalam diam. Sehingga semua runtuh ketika pemuda yang masih tersemat di dalam hatinya berbicara dengan lantang.
Merendahkan diri Julia di depan semua murid.

“Dasar murahan!”

“Hu ... murahan lo!”

“Julia wanita malam!”

Julia hanya bisa menutup telinganya dengan kedua tangan. Seraya menggeleng kuat dan berteriak histeris.

“Bukan! Gue bukan murahan!”

“Bukan! Gue nggak seperti yang kalian lihat!”

“Jangan pukul gue! Gue nggak serendah itu!”

“Ampun! Gue mohon berhenti!”

“Kak, Juli!”

Sontak mata yang tertutup tadi terbuka langsung. Dengan napas memburu Julia langsung memeluk tubuh Jeje dengan erat. Lagi-lagi mimpi itu datang.

“Kak Juli kenapa?” tanya Jeje bingung. Bocah itu hanya membalas pelukan Kakaknya.

“Kakak nggak apa-apa.” Julia menggeleng, perlahan mengatur napasnya agar tidak berderu kencang lagi.

Julia memejamkan matanya. Tidak menyangka ternyata mimpi itu masih sama menyeramkan seperti dulu.

***

“Mbak Zeni!”

Juan langsung berlari menghampiri janda satu itu. Hari sudah menjelang siang, toko di seberang sana sudah buka dari pagi tadi. Akan tetapi ada yang aneh. Juan tidak melihat batang hidung Julia.

“Iya, kenapa Juan? Mau minta kopi lagi?” tanya Zeni sangat paham dengan kebiasaan Juan. Suka meminta kopi.

Juan nyengir seraya menggeleng. Sesekali melongokkan kepalanya untuk melihat suasana di dalam toko Mbak Zeni.

JuanJulia [Pre-order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang