26. Percobaan melarikan diriJuan membuka matanya perlahan, tengkuknya terasa amat sakit. Membuatnya menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan. Setelah itu, Juan kembali menatap keadaan sekitar, berdecak kesal karena dia berada di dalam kamar lagi.
“Akh!” Juan meringis, menatap nelangsa pada dua tangannya yang diborgol dengan rantai besi. “Sialan! Keluarin gue dari sini!” Juan kembali berteriak. Akan tetapi, tak ada menjawab teriakannya sama sekali.
Menghela napas pelan, pikiran Juan kembali terarah pada kejadian di saat dia hendak melarikan diri itu. Juan berhasil turun dari lantai dua dengan cara yang sangat tidak efektif, tak peduli punggungnya yang menghantam tanah dengan kuat. Juan kembali berjalan tertatih berupaya keluar dari perkarangan rumah.
Sialnya, saat berbelok ke arah lain. Juan malah bertemu dengan papa tirinya. Pria itu menyeringai menatap Juan.
“Mau kabur, hm?”
Juan tak menjawab, dia waswas. Dalam sekejap, dia berbalik dan berlari ke arah lain. Saat itulah, Haris turun tangan tanpa pikir panjang dan langsung ikut mengejar Juan.
“Tahan dia!” teriak Haris ketika mendapati dua anak buahnya di depan Juan.
Tak hilang akal, Juan langsung berlari ke arah lain, Agar tak tertangkap oleh orang-orang sialan itu. Mata Juan berbinar kala melihat gerbang yang terbuka sedikit. Juan memacu larinya agar lebih cepat lagi. Namun, Juan teledor dan tidak melihat ada batu berukuran sedang di depan sana. Tanpa sengaja, laki-laki itu tersandung dan terjatuh.
“Sialan!” rutuk Juan. Laki-laki itu menoleh ke belakang, matanya terbelalak saat dua anak buah Haris semakin mendekat.
Tidak punya pilihan lain. Juan harus berusaha sendiri melawan dua orang bertubuh besar itu. “Mati lo!” teriaknya saat menendang selangkangan Anton yang hendak menyerangnya.
Juan menoleh ke arah kiri, dengan sigap menangkis serangan dari Yanto. Sebagai balasan, Juan melayangkan satu pukulan ke wajah pria itu. Sayang seribu sayang, Satu lawan dua tak mungkin dimenangkan oleh Juan. Laki-laki itu berulang kali terjatuh dan tak ayal lagi menangkis semua serangan itu.
Juan mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah. Juan mengepalkan tangannya, matanya menatap geram dua orang di hadapannya. Berusaha berdiri meski kakinya terasa sakit akibat serangan brutal dari orang itu.
“Kalian bakal dapat ganjaran karena udah berani lawan gue,” geram Juan seraya melangkah perlahan. Namun, baru tiga langkah, dia ambruk bersamaan dengan bunyi pukulan. Juan memejamkan mata. Saat seperti ini, dia malah terbayang senyuman Julia yang selalu mampu menggentarkan jiwa raganya.
“Lia ....” lirih Juan sebelum matanya tertutup sempurna. Kesadarannya hilang akibat belakang kepalanya dipukul oleh Haris menggunakan tangan. Saking kuatnya pukulan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JuanJulia [Pre-order]
Chick-LitSejak satu tahun belakangan ini, Juan dan Julia resmi menjadi musuh bebuyutan. Karena di pertemukan dalam sebuah pekerjaan yang keduanya sama-sama menjadi pelayan toko baju. Toko tersebut saling berhadapan dan itu jelas saja menjadi picu utama dalam...