15. Masa lalu lagi
“Goyang nasi padang, pake sambal randang …. Sama orang Minang yang ikut bergoyang …. Semua masalah jadi hilang, pikiranku jadi tenang ….”
Julia mengangkat satu kantung kresek berisi dua bungkus nasi padang dan menghirup aromanya.
“Hah ... enak banget wangi, ya. Gue jadi nggak sabar mau makan,” gumam Julia. Kemudian, kembali bernyanyi pelan di sepanjang jalan pasar. Tak peduli beberapa orang menatap aneh kepadanya.
“Goyang nasi padang, pakai sambal randang….”
Lagu terus berlanjut hingga Julia sampai di depan toko. Gadis itu masuk karenasiang-siang begini, enaknya makan nasi adang bersama bos tersayang.
“Mbak, Zen! Nasi padang datang,” ujar Julia dengan senang.
Zeni yang sedang menghitung belanjaan pembeli terakhir, mengangguk saja. “Kamu duluan, entar Mbak nyusul,” balasnya.
Maka, Julia menurut saja. Lalu duduk di kursi tempat biasa dia beristirahat sambil menunggu Zeni.“Terima kasih, Kak, telah berbelanja di toko kami.” Zeni tersenyum manis setelah memberikan uang kembalian pada seorang pembeli.
Awalnya, Zeni hendak menyusul Julia dan makan siang bersama. Akan tetapi, gerakannya terhenti saat notifikasi ponselnya terdengar. Satu pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.
Alis Zeni bertaut melihat satu foto yang mampu membuatnya syok bukan main, Zeni menutup mulutnya dengan satu tangan, matanya pun terbelalak.
“Ini ....” Tak mau merasa penasaran. Zeni bergegas menyusul Julia setelah mengunci laci tempat penyimpanan uang. “Juli!”
Julia yang tengah fokus membuka satu bungkus nasi padang pun menoleh. Dia sudah tidak sabar untuk menyicipi nasi padang kesukaannya itu. “Iya, Mbak, kenapa?”
Raut Wajah Zeni bahkan berubah. Menjadikan Julia penasaran, kenapa dengan bosnya satu itu.
“Lihat.” Zeni menunjukkan satu foto yang ada di ponselnya. “Ini kamu sama …,” Zeni menggantung ucapannya kemudian menunjuk arah luar, “Juan, kan? Hayo, ngaku! Kalian dulu pernah pacaran , kan?” Zeni sungguh penasaran.
Sementara itu, Julia mengerjapkan matanya beberapa kali. Bahkan, dia sengaja mengucek matanya, berharap dia salah lihat. Foto itu bahkan sudah lama Julia hapus dari galeri ponselnya.
“Juli! Jangan diem aja dong. Jawab! Kamu sama Juan pernah pacaran, kan? Ini foto kalian, lho, kayaknya pas zaman kalian SMA ,” cerocos Zeni.
Julia tak menjawab. Dia masih setia dengan aksi bungkamnya.
Sementara di sisi lain, Wendi juga tak kalah terkejutnya, sama seperti Zeni tadi. Pria itu heboh sendiri, sampai-sampai rela mengetuk pintu toilet—karena Juan sedang buang hajat—untuk menanyakan kebenaran dari foto yang dikirimkan oleh nomor asing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JuanJulia [Pre-order]
ChickLitSejak satu tahun belakangan ini, Juan dan Julia resmi menjadi musuh bebuyutan. Karena di pertemukan dalam sebuah pekerjaan yang keduanya sama-sama menjadi pelayan toko baju. Toko tersebut saling berhadapan dan itu jelas saja menjadi picu utama dalam...