22. Misi meluluhkan hati mantan
“Biar gue bantuin” Juan langsung mengambil alih kotak besar dari tangan Julia.
Julia mengerjap. “Nggak usah,” tolaknya.
Namun, Juan tak mendengarkan. Laki-laki itu memilih membawa kotak besar berisi beberapa pakaian masuk ke toko Zeni. “Taruh di mana, Jul?” tanya Juan.
Julia menghela napas, menunjukkan satu ruang agar Juan bisa menaruh kotak itu di sana. “Makasih,” ucapnya separuh tulus.
Juan mengangguk sambil menepuk-nepuk kedua tangannya agar debu di tangannya menghilang. “Entar kalo bawa-bawa kotak besar, jangan sok-sokan sendiri. Apa susahnya, sih, minta tolong sama gue.” Juan mendengkus pelan.
Julia merotasikan bola matanya. “Udah, mending lo balik ke toko Pak Wendi sana. Jangan ganggu gue di sini.” usirnya.
Juan terdiam berapa saat. Sebelum membuka suaranya kembali. “Jul, lo benar pacaran sama Rafa?”
“Urusannya sama lo apa?” tanya Julia seraya mendongak.
Juan jadi menggaruk kepalanya, rasa salah tingkah pun menjalar. Laki-laki itu berdeham kecil. “Y-ya, nggak ada, sih.” Juan mengulum bibirnya sesaat. “Cuma gue mau memperbaiki sesuatu yang udah gue rusak dulu,” ujarnya pelan.
“Contohnya?” Julia menaikkan satu alisnya.
“Hubungan kita dulu,” sahut Juan cepat. Laki-laki itu menatap lurus Julia.
Tawa pelan menguar di toko, asalnya dari Julia. Gadis itu menggeleng pelan. “Nggak ada yang harus diperbaiki, Juan. Kita udah di jalan masing-masing. Dan, tolong setelah ini, jangan ganggu gue lagi. Biarin gue bahagia sama orang-orang yang gue sayangi.” Julia balas menatap Juan.
“Udah, ya, Juan. Gue lagi males berdebat sama lo, cuma buat bahas sesuatu yang nggak penting lagi bagi gue,” sambung Julia.
Juan hanya bisa menatap Julia yang sekarang sibuk membuka kotak besar tadi berisi barang baru untuk dijual.
“Gue bisa maklumi perkataan lo tadi.” Juan menunduk sesaat. “Mungkin itu hukuman buat gue karena pernah buat lo sakit hati,” lanjutnya seraya mengangkat wajah. “Tapi, Lia.”
Mendadak ada desiran aneh di sisi hati Julia, ketika mendengar nama panggilan yang sudah lama tidak dia dengar dari Juan. Sebab biasanya laki-laki itu memelesetkan namanya jadi “Jul”.
“Gue nggak bakal mundur. Gue bakal berusaha buat rebut hati lo lagi dan memperbaiki semuanya. Gue yakin, gue bisa meluluhkan hati lo nantinya.” Juan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
JuanJulia [Pre-order]
Chick-LitSejak satu tahun belakangan ini, Juan dan Julia resmi menjadi musuh bebuyutan. Karena di pertemukan dalam sebuah pekerjaan yang keduanya sama-sama menjadi pelayan toko baju. Toko tersebut saling berhadapan dan itu jelas saja menjadi picu utama dalam...