.
.
.
.
.
.***
"Din! Sini" panggil Dhea yang melihat sahabatnya itu datang ke kantin bersama Alan.
Mereka sudah selesai menjalankan hukuman itu selama satu jam lebih, dan langsung pergi ke kantin saat bell istirahat berbunyi.
Dini beranjak duduk di samping Dhea, sementara Alan pergi bergabung dengan teman-teman nya yang sudah berkumpul disana, tepat di sebelah meja Dini dan sahabatnya.
"Nih minum" ucap Sasya sambil menyodorkan segelas minuman dingin di depan Dini.
"Wihh tau aja gw haus" sambung Dini yang langsung meminum minuman dingin itu dengan sedotan.
"Siapa yang gak tau! Liat keringat lo itu, dah kayak abis lari tujuh keliling aja" timpal Dhea sambil menunjuk keringat di wajah dan leher Dini.
"Sorry" lirih Sasya menatap Dini dengan rasa bersalah.
"Gak usah lebay deh, lagian gw juga sengaja buat keluar di jam pelajaran pak botak" ucap Dini sambil mengambil siomay milik Dhea.
"Yakk Dini! Punya gw itu" kesal Dhea.
"Bodo amat" balas Dini cuek dan tetap memakan siomay di piring Dhea dengan lahap nya.
"Imut" itulah Kesan Alan saat melihat mulut Dini yang penuh dengan siomay, itu menambah kesan imut di wajah nya.
"Woii napa lo?" Sentak Bara saat melihat Alan tersenyum miring sambil menatap ke arah meja Dini dan sahabat nya
Bara dan yang lainnya pun ikut menengok apa yang dilihat ketua mereka itu.
"Oh! Gw tau!" ucap Andra, seketika Alan dan Bara menengok ke Andra dengan serius.
"Apaan?" tanya Bara penasaran.
"Gw tau.... LO TERPESONA SAMA DINI!!" jawab Andra sambil teriak.
"Ukhukk!.. ukhukk..."
"Eh nih minum cepat" suruh Dhea sambil memberikan segelas air putih untuk Dini yang tersedak makanan nya karena mendengar teriakan Andra.
Dini pun meminum air putih itu sampai habis.
Alan menatap tajam ke arah Andra yang sedang menyengir itu.
"Ember bener tuh mulut"sindir Bara.
"Gak sekalian gentong!" Balas Andra tak suka di ejek.
"Iya gen-"
"Diam!" Sentak Alan dingin, lalu bangkit dari duduknya dan pergi ke kelas dengan kedua tangan yang di masukan di saku celana nya.
Itu membuat Alan terlihat cool, dan pujian pujian para siswa pun mulai terdengar saat melihat Alan melewati mereka.
Bara dan Andra pun ikut menyusul Alan ke kelas nya.
"Lo denger tadi? Alan naksir lo? Omg!!" Heboh Dhea saat ketiga laki laki itu sudah pergi.
"Eh iya gw baru sadar tadi kalian berduaan ya waktu di hukum? Ngapain aja disana?" tanya Sasya sambil tertawa.
Dini memandang dingin kedua sahabat nya itu, lalu tanpa menjawab atau berkata-kata lagi ia berdiri dan pergi ke kelas.
"Eh tungguin woii!" teriak Dhea yang ikut berlari menyusul Dini bersama Sasya.
***
Di kelas keadaan nya sudah mulai ramai karena sekitar lima belas menit lagi jam istirahat mereka berakhir.
Alan melirik Dini yang baru datang dan duduk di bangku nya.
"Parah lo din main tinggal tinggal aja!, capek gw ngejar" keluh Sasya dengan nafas ngos-ngosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Teen Fiction{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...