.
.
.
.
.
.
***
"Gimana Din? Siapa yang menang?" tanya Dhea saat melihat Dini yang baru datang dan langsung duduk bergabung dengan mereka."Dua botol" ucap Dini dengan nada dingin.
Sontak semua anak Talaskar yang berkumpul disana terkejut dengan ucapan Dini.
"Lo kalah?!"
Sasya menatap tak percaya ke arah Dini, bagaimana bisa! Leader Talaskar kalah dengan anggota nya sendiri!."Hmm," jawab Dini.
"Nih"
Dhea menaruh dua botol wine dengan beberapa gelas di depan Dini."Lo cuma kuat satu botol Din, gak usah di habisin!" seru Sasya saat melihat Dini mulai menuangkan minuman itu ke gelas.
"Hmm? gw kan gak bilang mau habisin sendiri," balas Dini dengan smirk nya.
"Oh gw tau.. ayok lah!" sahut dhea. Tau kalau maksud Dini itu bukan sendiri! tapi bersama!.
Alhasil sore itu Dini dan semua anak Talaskar lainnya minum minuman beralkohol itu. bahkan bukan cuma dua botol!, entah sudah beberapa kali Sasya mengambil satu botol wine dari dalam lemari khusus minuman keras yang ada disana.
****
"Njirr kemana lagi nih anak, masih belum pulang juga!" gerutu Alex sambil terus menengok ke arah pintu.
Dia sudah hampir satu jam mondar-mandir di ruang tamu itu, untuk menunggu Dini yang masih belum datang juga. Alex melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya itu, dan disana terlihat sudah pukul 21:44.
Sudah malam! tapi Dini masih belum pulang, bahkan tak mengabari nya juga, tentu dia khawatir.
"Masih belum pulang adik kamu lex?" tanya Melisa.
"Bel--"
Ceklek...
Terdengar suara pintu rumah mereka di dorong dari depan, sontak Alex dan bundanya menengok ke arah pintu.
Disana mereka lihat kepala Dini yang menongol sambil celingak-celinguk memastikan kalau tak ada siapapun di sana.
Setelah itu dengan perlahan-lahan Dini melangkah masuk kedalam rumah, dia tak sadar ada sepasang mata yang menatap nya tajam di ruangan itu.
"Ekhem!..."
Dini menghentikan langkah nya, lalu menengok ke sumber suara.
"Eh bang Alex.. dah pulang bang?" tanya Dini sambil menyengir.
Alex melangkah maju mendekat ke adiknya itu.
"Dari mana? kenapa gw telfon gak diangkat?! kan sud---"
"Stttt! berisik! kepala gw pusing njirr!" sela Dini sambil memegang bahu Alex.
Dini sedikit tak bisa menahan tubuhnya,
Mungkin karena terlalu banyak minum wine dengan anak Talaskar tadi.Alex mengerutkan keningnya heran melihat mata dini yang merem melek berkali-kali seolah-olah sedang menahan ngantuk dan gerak Dini yang sempoyongan itu.
"DEK LO MABUK?!" sentak Alex yang baru mencium aroma wine dari nafas Dini.
"Isshh! sudah gw bilang diam!"
Tangan Dini terangkat membungkam mulut abangnya itu. Kali ini dia benar-benar mabuk sampai tak sadar dengan apa yang dia lakukan sekarang."Mabuk lagi?" tanya ayah mereka yang baru datang dari kantor nya.
"Alex kamu bawa adikmu ke kamarnya dia gak bisa jalan sendiri" ucap Melisa sambil mengelus punggung Dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Teen Fiction{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...