.
.
.
.
.
Saat ini jam dinding di rumah Alex sudah menunjukan pukul tiga sore. Tapi Dini masih juga belum datang.Dan di ruang tamu sudah ada tiga orang yang menunggu gadis itu. Siapa lagi jika bukan Karin, Alex dan Kenzo.
"Jadi lo sudah pernah ketemu adek gw sebelum nya?," tanya Alex dengan nada dingin.
Sepuluh menit yang lalu, Alex menemukan foto di kamar Dini, dan di foto itu terlihat jelas adiknya sedang bersama Kenzo.
"Hm, sejak tiga tahun yang lalu. Waktu itu dia masih kelas delapan," jawab Kenzo sambil menyandarkan punggung nya di sofa.
"Jadi maksud lo ... dulu kalian pacaran?!" tanya Karin sambil menatap tak percaya pada laki-laki itu.
Kenzo terkekeh datar mendengar pertanyaan Karin.
"Gak lah anjirr, gw ketemu sama Dini cuma satu minggu, setelah itu gw pindah ke Jakarta," ucap Kenzo.
"Jadi lo kesini ngapain? jangan bilang kalau yang lo bilang mau jemput seseorang itu cuma alasan biar bisa ketemu adek gw!" tukas Alex.
"Sebenarnya gak juga, gw kesini memang mau jemput adek gw, tapi tunggu di waktu yang tepat. ada beberapa masalah yang harus gw selesain, kalau dengan tinggal di sini gw bisa liat adek lo ya ... itu namanya bonus," balas Kenzo di akhiri dengan tawanya.
"Lo suka Dini?,"tanya Alex menatap dingin teman nya itu, jika memang Kenzo punya perasaan untuk Dini maka ia tak akan membiarkan Kenzo mendapatkan adiknya semudah itu.
"Gw---"
"Jadi lo Zeo?!"
Mereka bertiga sontak mengalihkan pandangannya ke sumber suara itu, seketika mereka di buat terkejut saat melihat Dini yang berdiri terpaku dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
Kenzo berdiri dari duduknya lalu melangkah menghampiri Dini, kedua tangan nya bergerak memegang wajah gadis itu.
"Iya ini gw Zeo, sudah jangan nangis sayang ...," jawab Kenzo lembut, sambil mengusap air mata Dini dengan jari jempol nya.
Sejenak Dini terdiam, ia masih belum bisa percaya jika saat ini 'Zeo' yang sudah tiga tahun ini ia tunggu sekarang berdiri di depan nya lagi.
Mendadak Dini menepis kasar tangan Kenzo dari wajah nya, tatapan yang tadinya sendu itu kini berubah menjadi dingin.
Plakk...
Karin dan Alex tertegun melihat Dini melayangkan tamparan kencang di pipi kanan Kenzo.
"Tiga tahun gw nunggu lo, bahkan gw masih ingat semua kata-kata yang sering lo bilang dulu! tapi lihat sekarang ... tiba-tiba aja lo kembali dan gak ngasih tau gw kalau sebenarnya lo itu Zeo!!," ucap Dini dengan sedikit menyentak.
"Gw cum--"
"SHUT UP!," sela Dini.
"Gw mau istirahat, dan lo perlu tau ini, gw nyesel pernah nungguin laki-laki yang bahkan gak peduli dengan janjinya dulu," ucap Dini datar, sejenak dia menatap nanar ke arah Kenzo, lalu beranjak masuk ke dalam kamarnya.
Kenzo hanya terdiam di tempat sambil memandang pintu kamar Dini yang sudah tertutup dari dalam.
"Shitt sakit eouyy!," ringis Kenzo dalam hati sambil memegang sudut bibir nya yang sedikit berdarah karena tamparan Dini tadi.
"Sakit gak tuh?," tanya Alex.
"Sakit lah anjing!," balas Kenzo ketus ia kembali duduk di sofa single itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Teen Fiction{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...