.
.***
"Sudah, masuk sana," suruh Alan saat melihat Dini yang masih saja berdiri di samping Motor nya.
Sekarang ini Alan berada di depan rumah Dini, karena mereka berdua baru saja kembali dari markas Araster.
"Hmm, lo hati-hati di jalan, langsung pulang jangan kemana-mana lagi! ngerti?!," ucap Dini tegas.
"Khawatir?."
"Gw serius Al," balas Dini dengan nada dingin nya.
Alan tersenyum, tapi sayang sekali gadis itu tak bisa melihat senyuman di bibir Alan karena terhalang helm yang di pakainya.
"Iya, baby ... sudah sana masuk nanti Alex nyariin lo," tukas Alan sambil terkekeh kecil.
"Eh iya juga anjirr kan bang Alex nyuruh gw pulang jam sepuluh, sekarang sudah jam...,"gerutu Dini dalam hati, ia menunduk melihat jam tangannya.
"Oh shitt! gw terlambat!."
"Mau gw temenin masuk?," tanya Alan.
"Gak usah lah, gw masuk ya bye!."
"Tunggu."
Dini menghentikan langkahnya dan kembali berbalik menghadap Alan yang masih duduk di atas motornya itu.
"Kenapa?."
"Gak jadi," jawab Alan.
"Ck, terserah!." Gadis itu langsung beranjak masuk ke dalam rumah nya dengan ekspresi kesal.
"Gemes...," batin Alan saat raut wajah kesal Dini tadi.
***
"Sudah tidur semua ya? kayaknya aman nih, hufff."
Dini menghela nafas lega karena tak melihat keberadaan Alex atau pun Kenzo di dalam rumah itu.
Baru saja ia ingin masuk melewati pintu kamar tiba-tiba tak jadi.
"Bang Alex ngomong sama siapa?,"tanya Dini dalam hati, dia mendengar Abang nya itu berbicara sendiri di dalam kamar.
Karena penasaran, Dini mendekatkan telinganya ke pintu kamar Alex yang tepat berada di samping kamarnya itu.
"KENAPA BISA?!," bentak Alex pada seseorang dari telfon nya itu.
Dini yang mengintip di depan pintu, mengernyit heran, siapa yang membuat Abang nya itu emosi?.
"Dimana mereka? share loc sekarang, besok gw kesana, ingat jangan sampai ada yang tau! termasuk adek gw!."
Setelah mengucapkan itu, Alex memutuskan sambungan telefon nya, dan langsung melempar handphone itu ke atas kasur.
"Arrgh sial!, kali ini siapa lagi!," geram Alex meraup wajahnya frustasi.
Sementara Dini, dengan cepat ia segera masuk ke dalam kamarnya karena mendengar Alex selesai bicara.
***
Setelah mengganti pakaian nya dengan baju tidur, Dini langsung membanting tubuhnya ke atas kasur. Keningnya sedari tadi terus berkerut karena masih berfikir dengan siapa?, dan kenapa Abangnya itu terlihat marah besar.
"Kenapa gw gak boleh tau?,"gumam Dini kesal.
"Siapa sih anjirr! gak bisa tidur gw kalau penasaran gini!."
"Ck, biar lah! intinya Bang Alex harus kasih tau gw besok! di kira gw masih kecil apa, sampai harus nyembunyiin semua masalah kayak gitu," gerutu Dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Fiksi Remaja{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...