*Happy Reading*
Pagi hari ini di sekolah SMA Lentera Negri, siswa-siswi sudah mulai melangkahkan kaki nya menuju kelas masing-masing.
Dan gadis satu ini baru memasuki gerbang sekolah.
"Huh ... untung gak telat!" ucap nya sambil ngos-ngosan, karena ia berlari dari rumah nya menuju sekolah ini.
Dia Andini Anandhita atau kerap di panggil 'Dini' dan dia memang selalu telat jika datang ke sekolah. Itu semua karena kebiasaan nya yang suka sekali bangun terlambat.
Dini pun melangkah menyusuri koridor kelas untuk menuju kelasnya.
"Hai Dini," sapa salah satu siswa yang duduk di koridor.
"Eh ... hai juga," balas Dini dengan senyum tipisnya.
"Haiss kenyang jadinya gw."
"Hah? Kenyang apanya?," tanya Dini bingung dengan ucapan siswa itu.
"Kenyang karena sudah sarapan dengan memandang senyum manis muuuu,"
"BASIII!!" teriak siswa yang lainnya sambil menoyor kepala teman nya itu.
Dini tertawa kecil, ia pun melanjutkan langkah nya menuju kelas.
Sampai di kelas 11 IPS 2, suasana nya terlihat sudah ramai, banyak murid yang datang lebih dulu.
"Sudah datang lo, tumben gak telat,"ucap seorang gadis yang duduk satu meja dengan nya.
Dini beranjak duduk sambil menghela nafas kasar.
"Gimana gak telat!, gw aja kesini pakai lari," ketus Dini sambil mengelap keringat yang ada di dahi dengan punggung telapak tangannya.
"Astaga, memangnya mobil lo belum bener juga?" tanya nya lagi.
"Sasya, mobil gw di bawa Bang Alex, kami taruhan dan gw kalah. So ... gw gak di izinin pake mobil satu minggu ini,"jelas Dini pada sahabat nya itu.
Sasya malah menertawakan kebodohan Dini yang mau di ajak taruhan walaupun dia tau kalau mengalahkan Abang nya itu mustahil.
"Woi gw denger bakal ada siswa baru!."
Tiba-tiba gadis ini datang dan naik ke atas meja Dini sambil berteriak menyampaikan gosip yang dia dengar dari kelas sebelah.
"Dhea! Turun Anjirr kotor meja gw," seru Dini langsung mendorong badan Dhea menjauh dari mejanya.
"Aelah, numpang duduk doang," ketus Dhea.
"Tadi apa lo bilang? Siswa? Ada murid baru?" tanya Sasya.
"Iya, ganteng bener njirr ... ada tiga cowok, gw liat mereka di ruang kepala sekolah, semoga aja masuk kelas kita,"jawab Dhea sambil pergi ke bangku nya yang berada di belakang meja Dini dan Sasya.
"Memangnya mau lo apakan kalau mereka masuk kelas kita?" tanya Dini mengernyit bingung.
"Ya ... kan lumayan lah, sapa tau ada yang buat lo jatuh hati," jawab Dhea.
"Ya.. ya.. ya.. serah lo deh."
Pintu kelas mereka terbuka sontak mereka semua menoleh terlihat bu guru sekaligus wali kelas mereka masuk bersama tiga cowok di belakangan nya.
"Pagi anak-anak,"sapa bu Jasmine sambil meletakan buku yang dia bawa di atas meja.
"Pagi juga bu," jawab seisi kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Fiksi Remaja{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...