.
.
.
.
.
.
.
***Kini Alex dan Dini melangkah melewati pintu rumahnya, baru saja mereka berdua sampai, dan gadis itu juga sudah terlihat sangat mengantuk karena saat ini jam menunjukan pukul Sebelas malam.
"Dek," panggil Alex.
"Kenapa?" tanya Dini menoleh ke Abangnya yang sudah berdiri di depan pintu kamar itu.
"Gw bobo bareng lo ya?" pinta Alex sambil menyengir.
"Gak!"
Dini masuk ke kamarnya dan langsung menutup pintu itu dengan kencang sampai menimbulkan bunyi yang membuat Alex tersentak kaget."Ck! Galak!" cibir Alex, ia juga masuk ke dalam kamar nya yang berada tepat disamping kamar Dini.
****
Pagi hari sudah tiba. Dini yang sudah siap dengan baju seragam SMA nya baru saja keluar dari kamar.
"Lah? bang Alex gak ke kampus?" tanya Dini heran melihat Alex duduk di sofa ruang tamu dengan secangkir kopi di tangannya.
"Gak" jawab Alex dengan nada dingin.
"Ya sudah, pagi Bunda, pagi Ayah"
Dini pergi ke meja makan dan menyapa kedua orang tuanya yang sudah lebih dulu duduk disana."Pagi juga sayang, ayo makan" balas Melisa dengan senyuman lembut nya.
Dini mengangguk lalu mulai memakan masakan yang di masak Bunda nya itu. di saat mereka asik menikmati hidangan sarapan pagi itu, Alex justru duduk di sana dengan wajah cemberut nya.
Setelah selesai sarapan, Dini pamit dengan Ayah dan Bunda nya, lalu beranjak keluar. Namun saat ia melewati ruang tamu langkah nya terhenti.
"Kenapa lo bang?" tanya Dini sambil menahan tawa dalam hatinya karena lucu melihat ekspresi cemberut Alex.
"Gak usah nanya!" ketus Alex.
Dini berfikir sejenak, beberapa detik kemudian ia sadar apa yang membuat Abangnya ini merajuk.
"Gitu aja ngambek! payah" cibir Dini tau kalau Alex masih marah soal dia tak mengizinkan Alex untuk tidur di kamarnya.
"Heh! kurang ajar lo ya! sini lo!"
Alex berdiri dari duduknya. sedangkan Dini segera berlari menuju mobilnya sambil terus menertawakan Abangnya itu."Dasar adek lucknut!" batin Alex saat melihat mobil yang dibawa Dini sudah pergi melewati gerbang rumahnya.
***
Di sekolah SMA Lentera negri, lebih tepatnya di kelas 11 IPS 2 sedang ada keributan antara kedua siswi itu.
"Eh, apa apaan nih!, sini gw ajarin narik rambut yang benar!!" seru Dhea. tangannya terangkat menjambak rambut Ara.
"Aww... sakit bego!"
"Apa? gw gak dengar!." Bukannya berhenti Dhea malah semakin menarik kuat rambut Ara yang langsung menjerit kesakitan itu.
"LEPAS ANJING!" bentak Ara. menepis kasar tangan Dhea.
Plakk...
"NGAJAK MAIN LO?!" seru Dhea setelah pipi nya mendadak terkena tamparan dari Ara.
"Bacot!!" balas Ara. dia langsung maju dan menjambak rambut Dhea dengan kedua tangan nya.
Dhea yang tak ingin kalah pun membalas perlakuan Ara dengan cara yang sama. Kini mereka berdua saling menjambak rambut satu sama lain, sedangkan Siswa siswi di kelas itu hanya menonton tak ada yang berniat memisahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Teen Fiction{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...