.
.
.
.
.
***"Eh, kok terbuka?" gumam Dini saat ia ingin menuju kamarnya tapi melihat pintu kamar Abang nya itu terbuka lebar.
Dini menengok ke sekeliling nya memastikan agar tak ada siapapun lagi di sana.
"Nggak ada orang kan? Aman nih."
Gadis itu menghela nafas lega,setelah itu dia pun mulai melangkahkan masuk ke kamar abang nya.
Saat sudah berada dalam kamar yang di dominasi dengan warna hitam itu. Dini mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut kamar seperti sedang mencari sesuatu.
"Nah! Ketemu!," kata Dini sedikit berteriak.
Dengan cepat dia berlari ke arah meja rias dan langsung mengambil kunci mobil nya yang terlantar di aras meja itu.
"Huh! Akhirnya besok gak perlu jalan kaki lagi," lega Dini sambil memeluk kunci mobil yang kini sudah berada di genggaman nya.
Tanpa sengaja Matanya menengok ke cermin, seketika seluruh tubuhnya menegang saat melihat, di pantulan cermin terdapat sosok laki laki yang berdiri di belakang nya dengan Ekspresi datar.
"Eh ... bang Alex, su-sudah datang ya? Hehe," tanya Dini sambil membalikkan badannya menghadap Alex.
"Ngapain?" tanya Alex dingin.
"Gak ngapa ngapain! Cuma-"
"Cuma apa, Dini?"
"Nih, gw ambil kunci mobil," jawab Dini sambil menunjukan kunci yang dia pegang.
"Balikin, aturannya kan sampai minggu depan," tegas Alex ingin mengambil kunci itu namun Dini justru menjauhkan tanganya ke belakang.
"Gak mau!"
"Balikin!"
"Gak mau, kejar aja kalo bisa Wlee," ejek Dini sambil menjulurkan lidah nya lalu berlari keluar kamar Alex.
"HEH! DINI!" sentak Alex, ia pun ikut berlari mengejar Dini.
Tapi gadis itu justru masuk ke kamar nya, dan langsung menutup pintu nya rapat rapat.
Brukk...
"Shitt! DINI PALA GW KE JEDOT PINTU!!" teriak Alex sambil mengusap-usap dahi nya yang sudah memerah itu.
"BODO AMAT!" balas Dini, lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti seragam nya. Dia meletakan kunci mobil nya di laci.
"Untung cewek lu!, kalau cowok sudah gw peras lo sampe mampus!" ucap Alex sambil menatap tajam pintu kamar adik perempuan nya itu.
"GW BUKAN JERUK!" teriak Dini dari dalam karena masih bisa mendengar suara Abangnya.
"Ck!" Alex pun kembali ke kamar nya.
***
Sementara di kamar Dini.
Ia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah.Dan sekarang ini dia duduk bersandar di atas kasur nya dengan laptop yang berada di atas paha nya, jari jemari nya sibuk mengetik sesuatu disana.
Tiba-tiba dering handphone nya berbunyi, Dini pun mengangkat telfon gang entah dari siapa itu, karena ia tak melihat hp nya dan tetap focus pada layar laptop.
"Halo, dengan siapa?" tanya Dini
"Heh ini gw Sasya, kagak usah formal gitu geli gw dengar nya" ucap Sasya dari sebrang sana.
"Oh ... mana gw tau kalau lo yang nelfon, kenapa? Buru langsung to the poin, gw lagi ngerjain tugas!"
"Anak anak manggil kita buat balapan," jawab Sasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Ficção Adolescente{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...