.
.
.
.
***Sekarang ini jam sudah menunjukan pukul delapan pagi, semua murid-murid di sekolah itu sudah berada di dalam kelas masing-masing dan sudah mulai berkutat dengan buku pelajaran mereka.
Namun tidak dengan dua murid ini, mereka malah dengan santai nya duduk di meja kantin sambil memakan snack yang baru saja mereka beli dari bu kantin.
"Lo sengaja kan?," tanya gadis itu pada cowok yang duduk di sebelahnya ini.
"Iya," jawab cowok itu, ia yang tak lain adalah Alan dan gadis itu sudah tentu Andini atau yang kalian kenal sebagai 'Dini'.
"Ada masalah apa hmm?." Alan mengelus lembut puncak kepala Dini, ia heran melihat gadis itu masih saja termenung.
"Ayah, Bunda gw kecelakaan," lirih Dini sambil terus memandang ke depan dengan tatapan kosong nya.
"Bang Alex bilang kalau kecelakaan itu sudah di rencanakan, sudah di pastikan kalau ada yang mengincar nyawa mereka ... apa ini ada hubungannya sama gw Al?," tanya Dini menoleh ke arah Alan yang masih mengelus rambut nya itu.
"Maksud nya?."
"Gw pikir kalau pelaku di balik kecelakaan itu sebenarnya mengincar nyawa gw buka---"
"Jangan berfikir yang bukan-bukan! kalau pun memang ada, gw gak akan biarkan itu terjadi!, buang pikiran negatif lo itu!," ucap Alan dengan nada dingin nya.
Sejenak Dini tertegun dengan perkataan Alan, tapi sepasang mata hazel milik laki-laki itu mampu mengalihkan perhatian nya.
"Baby...," panggil Alan datar, melihat gadisnya itu hanya diam tak membalas perkataan nya.
"Iya!, lagian gw juga sudah nyuruh Laura untuk ke selidiki masalah itu, kalau ternyata orang yang gw curigai benar-benar pelakunya, gak akan ada kata ampun lagi untuk orang itu!,"kata Dini sambil memasang smirk nya.
Alan terkekeh lucu melihat senyuman miring di bibir tipis gadis itu, mungkin bagi orang lain menyeramkan, tapi baginya Dini semakin terlihat imut.
"Lo sudah salah mencari gara-gara sama singa gw, tinggal tunggu beberapa saat lagi lo bakal tau akibatnya," batin Alan menyeringai.
"Ngantuk?," tanyanya melihat Dini sudah dua kali menguap.
"Hmm," jawab Dini cuek.
Terdengar kekehan kecil dari mulut laki-laki itu, Dini sampai bingung di buatnya. "Lo sakit? gak ada yang lucu ngampain ketawa?."
Alan tak menjawab pertanyaan gadis yang sudah ia klaim sebagai milik nya itu, sebelah tangan nya bergerak menarik kepala Dini agar bersandar di pundak nya.
"Tidur, nanti kalau sudah masuk gw bangunin," suruh Alan dengan nada lembut.
"Kayak gini? nanti di liat orang bodoh!,"balas Dini hendak menarik kembali kepala nya.
"Tidur atau lo yang gw tidurin di sini hm?."
Mendengar ancaman Alan, seketika Dini menghilangkan niat nya itu.
"Kulkas!," gumam Dini kesal.
"Gw Alan by...,"sahut Alan sambil terkekeh.
"Terserah."
Alan tersenyum tipis, sebelah tangan nya mengelus lembut rambut Dini, sedangkan yang sebelah nya lagi ia pakai untuk membalas chat seseorang dari handphone nya itu.
Alan:siapkan mereka ke lokasi.
Seseorang:Otw sekarang.
Setelah selesai dengan urusan di handphone nya itu, Alan menunduk kan sedikit kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
Novela Juvenil{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...