Part 28- butuh waktu.

2.7K 315 7
                                    


"Gak peduli apa pun yang terjadi kedepannya, sejak awal sampai akhir nanti lo milik gw!"

                            -Alan-
.
.
.
***

Sudah dua puluh lima menit berlalu, tak terasa kini mobil yang di bawa Kenzo sudah berhenti tepat di depan gerbang sekolah SMA Lentera Negri.

Dini pun segera turun dari mobil nya.

"Lah? lo ngapain ikut keluar?," tanya Dini heran melihat Kenzo yang berjalan menghampirinya.

Laki-laki itu terkekeh mendengar pertanyaan Dini. "Kalau mobil lo gw bawa, nanti lo pulang pakai apa hm?"

"Terserah lo aja lah, oh iya! sebelum lo balik, sekalian simpan mobil gw di tempat parkir ya!," suruh Dini tegas, lalu mulai melangkahkan kakinya memasuki halaman sekolah itu.

Kenzo menghela nafas panjang melihat Dini yang sudah masuk melewati gerbang sekolah itu, ia pun melakukan apa yang di suruh Dini tadi.

Setelah mobil Dini sudah berada di barisan parkiran, Kenzo menitipkan kunci mobil itu pada pak satpam penjaga gerbang.

Dia menelpon seseorang di hp nya.

"Halo, kenapa bos?" tanya seseorang dari seberang sana.

"Kirim motor gw kesini, alamat gw share loc," perintah Kenzo dengan nada dinginnya.

"Oke, lima menit sampai!"

Kenzo memutuskan sambungan telepon itu, lalu kembali menyimpan hp itu di saku celana nya.

Banyak Siswa-Siswa dari sekolah itu berbisik-bisik saat melihat Kenzo yang berdiri di depan gerbang sambil bersedekap dada. Mereka tentu tau siapa Kenzo, maka dari itu tak ada yang berani menyapa nya.

"Bilang ini mimpi!, omg!! kenapa dia nyasar kesini!"

"Ada yang tau gak tadi cowok itu ngapain?," tanya salah satu siswi yang melangkah perlahan melewati gerbang agar bisa melihat Kenzo lebih lama lagi.

"Gw tadi nanya sama pak satpam, katanya dia habis ngantarin Dini," sahut siswi lainnya.

"Dini?!"

****

"Kalian kenapa?."
Saat Dini masuk ke dalam kelasnya, mendadak semua murid yang tadinya berisik, seketika senyap sambil menatap gadis yang kini berdiri di depan papan tulis itu.

"Din, buruan kasih tau kami, lo sudah resmi jadian sama Alan kan!," ucap siswi yang duduk di meja paling depan.

"Jadian? maksud lo apaan sih?, gw gak ngerti nying," balas Dini yang mendadak lupa.

"Lo sama Al---"

"I Love you," bisik Alan yang baru saja datang lalu berbisik lembut di telinga Dini.

"Nah itu, maksud gw Din!," lanjut siswi itu sambil menunjuk Alan.

"Alan, gw--"

Plakk...

"ARA!," bentak Alan sambil menjauhkan gadis yang tiba-tiba menampar keras wajah Dini itu.

"LO MAU JADI PELAKOR HAH?!, LO TAU KAN, ALAN ITU COWOK GW!," seru Ara menepis tangan Alan, lalu menatap Dini dengan penuh amarah.

"Lo bukan siapa-siapa," ucap Alan dengan nada dingin nya.

"Oh ya?, fine! kita bikin simple aja, kalau lo tetap bersikeras milih Dini, berarti lo sudah siap nerima kenyataan kalau sebentar lagi Araster bakal hancur!" jelas Ara sambil tersenyum miring.

Talaskar [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang