Brakk..Semua murid yang sudah kembali itu lantas menengok ke pintu kelas mereka yang di tendang dari depan.
Dan ternyata yang menendang pintu itu adalah Dini, gadis itu beranjak duduk ke bangku nya dengan raut wajah dingin.
Seketika siswa siswi yang sebelum nya berisik dan banyak tingkah kini terdiam.
Mereka duduk tenang di bangku masing-masing, takut dengan raut wajah Dini yang menampilkan aura menyeramkan."Mampus, siapa yang bikin Dini kek gitu" gumam Sasya, tau kalau Dini sekarang sedang bad mood.
"Memangnya Kenapa?" tanya Bara yang mendengar gumaman Sasya.
"Stttt, mending diam aja" jawab Sasya.
Tak lama setelah itu, barulah Alan datang dengan gaya cool nya, ia memasukan kedua tangan nya di saku celananya. Pandangan nya menyapu seisi kelas itu, dan berhenti pada Gadis yang duduk bersandar di bangku nya itu.
"Lo ngapain?" tanya Andra heran.
Murid-murid disana pun mulai memperhatikan Alan dengan Ekspresi bingung nya masing-masing.
"Gw mau mengumumkan hal penting!"ucap Alan dengan nada dingin nya.
"Apaan?" tanya Dhea.
Mereka semua penasaran dengan apa yang akan di umumkan Alan itu, kecuali! Satu gadis yang bahkan tak menengok ke Alan. Tentu kalian tau siapa gadis itu!.
"Gw mau bilang kalau, Dini pacar gw!" ucap Alan sambil melirik ke arah meja gadis yang ia maksud.
"WHAT!!" kaget semua murid di kelas itu, termasuk Dhea dan Sasya, mereka semua sontak menengok ke Dini dan menatap gadis itu dengan raut wajah tak percaya.
Dini berdiri dari duduknya, ia Menghela nafas kasar, lalu mulai melangkah kan kaki nya mendekat ke depan Alan.
"Apa sih mau lo hah? Kan sudah gw bilang kalau gw bukan pacar lo!" ucap Dini menekan semua kata kata nya.
"Sudah" sahut Alan, ia menatap mata gadis yang berdiri di depannya itu.
"Belum! Dan gak ak--"
"Rahasia lo ada di gw" sela Alan dengan smirk yang terukir di bibirnya.
Dini sontak membulatkan matanya terkejut saat Alan membicarakan tentang rahasia nya.
"Rahasia apaan?" tanya salah satu siswi yang mendengar ucapan Alan karena duduk di meja paling depan.
Dini sontak berbalik menatap tajam siswi yang bertanya itu. Yang ditatap pun seketika terdiam.
Alan membungkuk kan sedikit tubuhnya.
"Gimana?" bisik Alan di telinga dini sambil memasang smirk nya.
Dini mengepalkan tangan nya geram, ia kembali berbalik menghadap Alan.
"Kita gak saling mencintai! Jadi gak akan pernah ada yang namanya pacaran! Lo nger---"
"I Love you" sela Alan memotong ucapan Dini. Ia menatap dalam mata gadis itu, menunjukan kalau dia tak main main dengan ucapan nya.
"Tapi gw gak" jawab dini dengan nada datar nya.
"Anjirr langsung di tolak" gumam Andra tercengang mendengar jawaban dini.
"Alan? Ditolak? Gw gak mimpi kan? Cubit gw beb!"
"Aww.. sakit woii!" ringis Bara karena Sasya mencubit pinggang nya keras.
"Lah? Kan lo sendiri yang minta" timpal Sasya.
"Hehe iya ya" cengir Bara sambil menggaruk tengkuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talaskar [End]
أدب المراهقين{Belum di revisi} TALASKAR. Bila mendengar satu kata itu maka yang terbayang di pikiran mereka adalah sekelompok perempuan. Satu dari sekian banyak geng motor lainnya yang hanya beranggotakan perempuan. Tak ada satu pun lelaki di dalam geng itu. D...