Malam ini cerah cukup banyak bintang yang bisa Dion saksikan dari balkon rumahnya. Sungguh dirinya tidak percaya atas beberapa hal yang baru terjadi belakangan.
Kalau aja gue nggak ngeiyain permintaan Keenan pasti enggak bakalan kaya gini, tuturnya di dalam hati.
Kemudian, Dion memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan pergi ke kamarnya. Ia melihat sekeliling kamarnya, ia juga hafal spot dimana Keenan suka saat di kamarnya semasa kecil begitu juga dengan cewek yang dia sukai, Kaira.
Dion mengambil bingkai foto mereka bertiga, ketiganya memakai seragam putih merah dan tersenyum lebar saat di foto. Seketika air matanya membasahi kedua pipi Dion dan ia langsung menyekanya.
***
Hari ini mereka janjian belajar di rumah Kaira, kali ini ramai-ramai berkunjung ke rumah cewek tersebut. Biasanya dia ke rumah Kaira bersama Keenan dan Tiara, atau hanya dia dan Tiara tetapi kali ini semua termasuk Patra dan dua temannya tersebut.
"Masnya pada mau minum apa nih?" tanya Bibi.
"Dion kaya biasa ya, Bi!" ucap Dion kemudian langsung saja menjatuhkan bokongnya pada sofa di rumah Kaira.
"Pasti, Bibi mah hafal deh kalau Mas Dion. Masnya yang lain?"
"Apa aja Bi, hehe. Jadi, ngerepotin," ucap Patra, kemudian Emil menyambung, "Menunya mana Bi?"
Membuat semua yang ada di ruang tamu tersebut tertawa, kecuali Dion yang sibuk sama handphonenya.
"Bibi buatkan Es Jeruk semua ya."
"Loh Bi, Dion 'kan kaya biasa."
"Biar adil, Mas Dion. Lain kali ya, ya udah Bibi tinggal dulu ke belakang."
Emil dan Budi yang baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah Kaira, mereka melihat-lihat isi ruang tamu rumah tersebut.
"Kaira dari kecil imut banget, ih!" seru Emil yang mendapati foto Kaira, membuat Budi ikut melihat foto yang Emil lihat.
"Oh ini ada foto Keenan, satu lagi siapa nih dekil amat?" tanya Budi, Dion mendengus kemudian menjawab, "Itu gue yang lo bilang dekil."
Sementara itu, Dion melihati Tiara yang sedang digoda oleh Budi, Kaira yang masih fokus belajar sama Patra, Emil sibuk membaca novel milik Kaira, dan ia sendiri sibuk dengan handphonenya.
"Loh, daritadi kalian nggak belajar?" tanya Kaira tiba-tiba pada Emil dan Dion, Emil hanya senyum-senyum sementara Dion acuh tak acuh.
"Gimana mau belajar, dia nggak fokus," jawab Dion pada Kaira, "apaan lo bilang gue gak fokus? lo aja bosenin, bikin gue ngantuk." Emil kembali marah-marah, kemudian matanya fokus kepada novel.
Dion yang asik sendiri dengan handphonenya hingga ia tidak menyadari kalau Kaira berada di belakangnya.
Keenan Dovanto.
Gua tunggu di tempat biasa.
Dion membaca pesan tersebut kemudian dia menyadari ada seseorang yang melihatinya dari belakang, saat ia tengok siapa yang ada di belakangnya ia cukup terkejut, handphonenya hampir terjatuh mendapati Kaira di belakangnya menegurnya, lantas Dion bersikap biasa saja dan berkata, "ah, biasalah. Lo udah selesai?"
"Udah, mau makan gak?"
Emil melirik, kemudian sesegera mungkin menutup novel dan mengembalikan novel tersebut ke tempat semula.
"Yuk! Makan 'kan?" ucap Emil antusias, lagi-lagi yang lain dibuat geleng-geleng kepala sama tingkah laku Emil.
Setelah mereka semua selesai makan, Budi masih bersikeras untuk belajar bersama Tiara namun yang lain sudah memberinya kode untuk pulang akhirnya Budi mau mengalah dan ikut pulang. Dion pun bergegas pamit dan meninggalkan yang lain yang masih siap-siap pulang.
Dion mengendarai motornya dan menuju me tempat yang Keenan maksud dalam pesan. Setelah sampai, ia melepaskan helmnya dan mendapati Keenan sedang melempar batu ke arah danau. Akhirnya dirinya inisiatif mengambil batu dan ikut melempar, hasilnya lemparannya lebih jauh, membuat Keenan tersadar kalau Dion sudah datang.
"Lama banget sih lo," ucap Keenan dengan ketus.
"Ya, gue gak minta lo buat nungguin."
"Ya ya, langsung aja. Gua tahu dari dulu lo suka sama Kaira 'kan? Lo gak suka liat gue jadian sama dia?"
"Kenapa lo bahas lagi, 'kan udah selesai hubungan lo sm dia."
Kemudian, Keenan mengambil posisi duduk diikuti Dion yang juga melihati danau dan terdiam.
"Gua sayang sebenernya sama dia, Yon."
Dion kemudian langsung melihat Keenan, melihat cowok itu yang sepertinya menyesal sudah kasar ataupun dingin ke Kaira belakangan.
"Terus hubungannya sama gue apa?"
"Lu ngerti gak sih, permainan konyol Truth or Dare waktu itu, ya karena untungnya ada permainan itu gue bisa mutusin dia."
"Tadi lo bilang sayang."
"Gue belum selesai udah lu potong aja."
"Oke, sorry. Lanjut."
"Frustasi gua. Gua sama dia ternyata Kakak Adik."
Dion kemudian batuk-batuk dan melotot ke arah Keenan.
"Boong lu!"
"Serius gua, gua juga nggak percaya awalnya. Tapi ya itulah faktanya yang terjadi, kita kakak adik, bokap kita sama, beda Ibu."
Dion masih terdiam mendengarkan semua yang Keenan ceritakan dengan amat jujur.
"Terus lo mau apa?"
"Gua tau lo suka 'kan sama Kaira? Gua sebagai sahabat lu dari kecil, paham. Dan gua pengen lo bahagia sama adik gua, Kaira."
"Tapi, emang bener ya kalian kakak adik? Deket banget gak sih jarak kalian berdua?"
"Iya, kita beda 6 bulan aja. Gue lahir bulan Maret, Kaira September. Rumit emang kalo diceritain."
"Gua emang gak suka sih dia gak pernah lihat gue gitu, selalu dianggepnya temen. Tapi, kalo emang bahagianya dia sama Patra, mau gimana lagi?"
"Nggak bisa gitu. Harusnya lo kejar dia sebelum janur kuning melengkung. Udah gini aja, lusa nih lo ikut gue ke ruang musik gue udah punya rencana."
"Lo ngerencanain apa?"
"Kejutan." ucap Keenan sambil tersenyum.
Tetapi ternyata Dion salah langkah, Keenan di luar dugaan membawa benda tajam dan bisa membahayakan seorang perempuan yang bermain piano dan entah darimana kemudian Kaira muncul, makin membuatnya terkejut hingga akhirnya mereka ditemukan kecelakaan dengan nasib Kaira selamat dan Keenan meninggal.
***
Setelah tersadar ia sudah melamun banyak hal, Dion mematikan lampu tidur dan memutuskan untuk tidur cepat malam itu. Entah kenapa kepalanya tiba-tiba pusing sekali dan hatinya sangat kacau malam itu.
Semoga lu tenang di alam sana, Nan tutur Dion di dalam hatinya kemudian memejamkan matanya.
- To Be Continued -
Hai haiiii! Gimana nih sejauh ini? Kasih komentar dong temen-temen huhu... :(
dyahdeanr,
4 Agustus 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINALLY [On Going]
Teen Fiction"Mulai sekarang kita putus," katanya. Dan, Kaira masih diam di tempat. Berusaha tenang dan masih saja diam di tempat, sampai akhirnya..., "Lo ga kenapa-kenapa?" Begitu pertanyaan itu keluar, Kaira mengangkat kepalanya, siapa yang sudah bertanya sep...