"Assalamu'alaikum!" ucap Kaira dengan yang lainnya ketika tiba di rumahnya.
"Wa'alaikumsalam! Wah rame banget, Non. Mau belajar semua?" tanya Bibi pada Kaira.
"Iya Bi. Oh iya, kenalin yang ini namanya Kak Budi, dan ini Kak Emil. Kak Budi, Kak Emil ini Bibi gue ya."
Budi dan Emil mengangguk, "Bibi nggak perlu kenalan lagi 'kan sama sisanya?"
"Nggak, Non. Bibi udah kenal, Mas Patra, Mba Tiara, dan Mas Dion. Bener 'kan?"
"Iya, Bi. Oke, ayo masuk, maaf ya berantakan. Gue tinggal ke kamar dulu ya. Ti, ayo ikut," ucap sekaligus ajak Kaira pada Tiara.
"Masnya pada mau minum apa nih?" tanya Bibi.
"Dion kaya biasa ya, Bi!" ucapnya kemudian menjatuhkan bokongnya pada sofa di rumah Kaira.
"Pasti, Bibi mah hafal deh kalau Mas Dion. Masnya yang lain?"
"Apa aja Bi, hehe. Jadi, ngerepotin," ucap Patra, kemudian Emil menyambung, "Menunya mana Bi?"
Membuat semua yang ada di ruang tamu tersebut tertawa, kecuali Dion yang sibuk sama handphonenya.
"Bibi buatkan Es Jeruk semua ya."
"Loh Bi, Dion 'kan kaya biasa."
"Biar adil, Mas Dion. Lain kali ya, ya udah Bibi tinggal dulu ke belakang."
Emil dan Budi yang baru pertama kali menginjakkan kaki di rumah Kaira, mereka melihat-lihat isi ruang tamu rumah tersebut.
"Kaira dari kecil imut banget, ih!" seru Emil yang mendapati foto Kaira, membuat Budi ikut melihat foto yang Emil lihat.
"Oh ini ada foto Keenan, satu lagi siapa nih dekil amat?" tanya Budi, Dion mendengus kemudian menjawab, "Itu gue yang lo bilang dekil."
Emil dan Budi tertawa kecil, sementara Patra geleng-geleng kepala.
"Ada apa, rame banget?" tanya Kaira, yang akhirnya keluar kamar bersama Tiara.
"Itu kita-kita habis lihatin foto lo Kai waktu kecil, gemesin deh," ucap Emil.
"Bisa aja Kak Emil, ini."
Bibi membawa Es Jeruk ke ruang tamu.
"Wih mantep banget nih!" seru Emil, kemudian dia yang pertama mengambil gelas tersebut, disenggol pelan sama Patra.
"Nggak apa-apa kok, Kak Patra. Ayo diminum!" ajak Kaira kepada yang lain, sementara Emil sudah minum duluan dan habis setengah gelas.
"Haus banget, bro?" tanya Budi.
"Yoi, seger ada manis-manisnya gitu. Lo kalem aja, Bud. Biasanya juga nggak sekalem ini, jaim ya lo?!"
"Gue emang kalem, kali. Jadi, kapan kita belajar?" tanya Budi pada yang lainnya.
***
"Jadi, yang ini gimana Kak?" tanya Tiara pada Budi, sementara cowok itu asik memandangi Tiara sampai tidak kedip.
"Kak Budi?" kata Tiara sambil melambaikan tangannya tepat di wajah cowok itu.
"Jadi, aku sayang kamu...," Budi menjawab sambil senyum-senyum, tetapi masih fokus dengan wajah Tiara. Wajah tiara memerah.
"Cie-cie! Waduh Budi gaspol nih," ledek Emil, sambil menampol pipinya agar sadar.
"Sakit, Emil! Tega nian." Budi memegangi pipi kanannya seraya mengusap-usap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINALLY [On Going]
Teen Fiction"Mulai sekarang kita putus," katanya. Dan, Kaira masih diam di tempat. Berusaha tenang dan masih saja diam di tempat, sampai akhirnya..., "Lo ga kenapa-kenapa?" Begitu pertanyaan itu keluar, Kaira mengangkat kepalanya, siapa yang sudah bertanya sep...